Mengintip Keunikan Masjid KH Muhammad Hasan di Ponpes Alif Baa, Kayu Jatinya Berumur 1.200 Tahun

Masjid KH. Muhammad Hasanini selain unik juga kharismatik beratapkan ijuk dan berdinding batu ini serta pilar-pilar yang terbuat dari kayu jati bukan sembarangan, kayunya ada yang berumur 1.200 tahun, ada juga yang 650 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2024, 14:20 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2024, 14:20 WIB
Masjid kayu Alif Baa 1
Masjid KH Muhammad Hasan, bangunan ini berada di kompleks Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin Alif Baa, atau sering disebut Ponpes Alif Baa, terletak di Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang Banjarnegara, Jawa Tengah. (Nugroho Purbo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Di Kabupaten Banjarnegara terdapat sebuah masjid yang bernuansa super sejuk, unik dan super langka. Masjid ini bernama Masjid KH Muhammad Hasan.

Bangunan unik ini berada di komplek Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin Alif Baa, atau sering disebut Ponpes Alif Baa, terletak di Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang Banjarnegara, Jawa Tengah.

Masjid KH. Muhammad Hasan ini selain unik juga kharismatik beratapkan ijuk dan berdinding batu ini serta pilar-pilar yang terbuat dari kayu jati bukan sembarangan, kayunya ada yang berumur 1.200 tahun, ada juga yang 650 tahun.

Pengasuh Pondok Pesantren Alif Baa, Khayatul Maki mengatakan ada 13 kayu yang digunakan sebagai tiang penyangga masjid.

Menjadi lebih spektakuler lagi karena umurnya sudah 650 tahun. Tak hanya itu kayu yang ada di bagian imam masjid bahkan telah berusia hingga 1.200 tahun.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ada Tiang Berusia 250 Tahun dan yang Lebih Istimewa 1.200 Tahun

Masjid kayu Alif Baa 12
Masjid KH Muhammad Hasan, bangunan ini berada di kompleks Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin Alif Baa, atau sering disebut Ponpes Alif Baa, terletak di Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang Banjarnegara, Jawa Tengah. (Nugroho Purbo)

“Tiang masjid itu berbentuk kayu utuh berusia 650 tahun menurut tim apresial yang ahli dalam bidang kayu, kalau kayu yang ada di pengimaman umurnya sudah 1.200 tahun makanya sudah mengkristal dan disana sudah di ukir oleh alam keindahannya,” ujarnya.

Gus Khayat sapaan akrabnya menambahkan, tak mudah untuk mendapatkan kayu yang telah berusia ratusan hingga ribuan tahun tersebut. Dia harus berburu kayu dan berkeliling ke berbagai daerah di pulau Jawa hingga beberapa tahun lamanya, karena sebagian besar kayu ia yang dapatkan dalam keadaan sudah terkubur di dalam tanah.

“Tentunya susah ya karena kita harus keliling terutama didaerah Jawa, kayu jati kebanyakan di Pulau Jawa, kami berburu dengan sabar hingga beberapa tahun lamanya,” tambahnya.

Bagi anda yang hendak berkunjung ke masjid ini pasti akan merasakan kesejukan, karena bangunan seluas 15 meter persegi ini berada dibawah rimbunan pohon bambu dan terletak tepat dipinggir sungai.

Atap masjid dibuat menggunakan ijuk yang berasal dari pohon aren dan tiap sudut atapnya dibentuk menyerupai tanduk binatang sejumlah delapan buah.

 

Gus Khayat Ingin Menyatukan Indonesia Melalui Cara Ini

Masjid kayu Alif Baa 13
Masjid KH Muhammad Hasan, bangunan ini berada di kompleks Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin Alif Baa, atau sering disebut Ponpes Alif Baa, terletak di Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang Banjarnegara, Jawa Tengah. (Nugroho Purbo)

“Filosofi dan harapan silaturahim seluruh umat ini melalui angka 8 itu maknanya tidak pernah putus, persatuan dan kesatuan harus tetap terjaga,” ujar Gus Khayat.

Selain kayu, ijuk, ada juga sebuah batu besar, konon batu giok yang berumur tua sebesar kambing dewasa terdapat di dalam masjid tersebut. Harapannya batu tersebut mampu memberikan kesejukan deangan auranya.

Soal kesejukan tak sampai disitu saja, kini seluruh lantai masjid ini menggunakan batuan marmer yang dipesan khusus dan ditunggu selama bertahun tahun, ada kemungkinan lantai marmer tersebut diproduksi zaman Belanda di Indonesia.

Gus Khayat sengaja membuat masjid dengan gaya seperti itu, dengan harapan siapa saja yang datang, dan beribadah di tempat tersebut merasa nyaman dan menapatkan kesejukan.

Masjid ini hampir setiap hari ramai pengunjung, selain rutinan santri setempat, masyarakat sekitar, jemaah rutinan, kegiatan manasik umrah dan kegiatan keagamaan lainnya sering digelar di masjid dengan artistektur yang luar biasa menawan ini.

Keinginan Gus Khayat, ingin mempersatukan Indonesia di pondok yang ia asuh ini. Maknaya bukan hanya masjid yang ia buat seartistik tersebut. Berbagai rumah adat pun ada di tempat ini,, mulai adat Jawa, Pendopo Jawa layaknya keraton, adat Bali, adat Papua, rumah Gadang, hingga istana merdeka.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya