Survei Home Credit: Ramadan Jadi Momen Favorit Belanja Masyarakat Indonesia

Momen Ramadan banyak masyarakat menggunakannya untuk berbelanja. Bahkan, momen Ramadan dan Lebaran ini menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Mar 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2024, 06:00 WIB
Home Credit Indonesia (Home Credit),
Home Credit Indonesia (Home Credit),

Liputan6.com, Jakarta Momen Ramadan banyak masyarakat menggunakannya untuk berbelanja. Bahkan, momen Ramadan dan Lebaran ini menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.

Ramadan juga merupakan momen yang paling menarik bagi masyarakat Indonesia untuk berbelanja pada kuartal I/2024.

Hasil riset yang dibuat oleh tim Market Research Home Credit menunjukkan bahwa 80% responden menganggap Ramadan adalah momen yang paling menarik untuk belanja, lebih tinggi dibandingkan dengan Imlek (11%), Hari Valentine (5%) dan Pemilu (4%).

Dalam riset yang sama, responden juga mengungkapkan bahwa mereka memiliki sejumlah rencana di bulan Ramadan. Rencana tersebut antara lain berpergian (32%), membuka bisnis baru (31%), membeli pakaian baru (27%), dan membeli sejumlah barang seperti smartphone, gadget, furniture, laptop atau komputer dan sebagainya (22%).

“Di bulan Ramadan ini, Home Credit terus berkomitmen untuk membuka kesempatan-kesempatan baru bagi masyarakat Indonesia melalui penyediaan aneka layanan keuangan berupa pembiayaan barang hingga pembiayaan tunai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengakses berbagai barang seperti smartphone, gadget, laptop hingga membuka bisnis baru tersebut," kata Chief Marketing & Digital Officer Home Credit Sheldon Chuan, Sabtu (23/4/2024).

Berbagi

Selain berbelanja, Ramadan merupakan bulan suci yang menjadi momentum yang sangat spesial bagi masyarakat Indonesia untuk berbagi kebaikan kepada sesama.

Home Credit menggunakan momentum di bulan ini untuk berbagi kepada masyarakat dalam bentuk makanan berbuka puasa dan buku saku literasi keuangan kepada 2.500 penerima manfaat.

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), Home Credit menyalurkan makanan tersebut di 35 kota atau kabupaten di Indonesia.

Khusus di Jakarta, Home Credit bekerjasama dengan Kito Rato, komunitas penyandang disabilitas asal Tangerang Selatan yang memiliki minat terhadap bisnis kuliner dalam menyalurkan makanan di sejumlah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan ruas jalan utama.

“Ramadan adalah bulan penuh berkah yang dijalani dengan antusias oleh masyarakat Indonesia. Dalam kesempatan ini, karyawan kami keluar sejenak dari rutinitas sehari-hari di kantor dan menjadi sukarelawan untuk menyalurkan bantuan makanan kepada masyarakat yang membutuhkan," tambah Sheldon.

"Kegiatan ini mempertegas komitmen kami terhadap aspek sosial di Indonesia yang sejalan dengan implementasi nilai-nilai ESG yang diterapkan oleh perusahaan sejak beroperasi di Indonesia pada 2013," lanjutnya.

 

Literasi Keuangan

Layanan Home Credit Indonesia
Layanan Home Credit Indonesia

Selain berbagi makanan, Home Credit juga menyalurkan buku saku literasi keuangan kepada masyarakat di bulan Ramadan ini. Buku saku bertajuk “Let’s DoIT Cerdas” ini merupakan rangkuman kelas keuangan yang rutin diselenggarakan oleh Home Credit melalui berbagai saluran seperti media sosial atau kelas-kelas di berbagai tempat seperti universitas dan komunitas.

Dari buku ini, masyarakat dapat mengenal dan belajar mengenai literasi keuangan dasar seperti penganggaran, dana darurat, investasi hingga pengelolaan cicilan. Pada 2023, Home Credit telah menjangkau lebih dari 6 juta orang melalui berbagai program literasi keuangan.

“Saya mengapresiasi komitmen Home Credit untuk terus meningkatkan literasi keuangan di Indonesia melalui berbagai usaha seperti kelas keuangan untuk para mahasiswa dan pelajar di perguruan tinggi dan sekolah, komunitas disabilitas, komunitas perempuan serta pembuatan konten-konten di media sosial, tidak terkecuali menyalurkan buku literasi keuangan kepada masyarakat seperti di Ramadan kali ini. Komitmen Home Credit ini sangatlah penting dalam upaya meningkatkan literasi keuangan di Indonesia yang baru mencapai 49,68% pada 2022, sesuai hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Budi Frensidy, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya