Ternyata Kunci Hidup Nikmat Itu Hanya Satu Kata Gus Baha, Apa Itu?

Kunci hidup nikmat itu tidak banyak kata Gus Baha, melainkan hanya satu.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mei 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2024, 07:30 WIB
Gus baha 23
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (TikTok)

Liputan6.com, Cilacap - Ulama tanah air asal Rembang yang tersohor kecerdasan dan keluasan ilmu pengetahuan agamanya yakni KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau populer dengan sapaan Gus Baha menerangkan perihal kunci bisa hidup nikmat atau nyaman.

Hidup nikmat merupakan hidup yang didambakan semua orang, baik ia kaya atau miskin. Sebab, ternyata hidup nikmat bukan hanya dirasakan oleh orang kaya saja. Orang miskin juga bisa hidup nikmat.

Gus Baha menerangkan cara hidup nikmat dengan pembahasan yang tidak rumit dan muluk-muluk. Menurutnya, agar hidup nikmat itu kuncinya tidak banyak, hanya satu.

“Termasuk kuncinya nikmat itu cuma satu, jangan melihat orang lain,” terangnya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @IslamicBooster, Senin (20/05/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ini Kuncinya

KH. Ahmad Bahauddin (Gus Baha)
KH. Ahmad Bahauddin / Gus Baha (Instagram)

Menurut ulama yang populer dengan performa serba sederhana ini, bahwa kunci hidup nikmat ialah mengukur kemampuan kita secara materi dengan keinginan. beliau mengkritik perilaku orang yang tak mampu tapi memaksa agar kelihatan mampu. Tentu saja hal ini menyebabkan seumur hidupnya tidak bisa hidup nikmat dan nyaman.

“Orang miskin kok kongkow di mall, ya ngenes, pada naik Alphard, istrinya cantik, beli barang mahal, yang miskin hanya punya uang Rp50.000, ngopi di mall 25.000, ya ngenes,” terangnya.

“Seharusnya 50 ribu itu buat ngopi di Gajah Wong saja, cuma 2.000," sambungnya.

Beliau juga menyarankan supaya pandai mengambil pelajaran dari sekitarnya, termasuk juga hewan semisal ikan. Dengan demikian, hati kita akan menjadi tenang.

"Trus santai-santai melihat ikan-ikan lewat, lihat ikan joged, oh ternyata ikan juga bisa bahagia, begitu ikan ditangkap orang, ikan saja bisa bermanfaat masa saya tidak,” ujarnya.

“Ya sudahlah i’tibarnya dengan ikan saja cukup, jadi kunci tidak bahagia itu cuma satu, dikarenakan melihat nikmat orang lain,” imbuhnya.

Cara Agar Hidup Bahagia

manja bahagia mandiri baik kalem
ilustrasi perempuan tersenyum manis/Makhh/Shutterstock

Menukil Republika setiap manusia pasti ingin menjalani hidupnya dengan penuh kebahagian dan tidak kekurangan satu nikmat apapun, baik nikmat kesehatan, harta, serta perhatian dari orang-orang yang dikasihi.

Sayangnya hidup kita lebih sering seperti roller coaster, ada saatnya kita berada di atas dan ada saatnya kita berada dibawah, bahkan tidak jarang membuat kita ingin berteriak sekencang-kencangnya. Orangtua kita sering kali mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan bersabar, bersyukur saat mendapatkan kebahagiaan dan bersabar saat ditimpa musibah.

Berikut ini dikutip dari buku “66 Hadits Pilihan” karya Shohibul Ulum, Islam mengajarkan bagaimana agar hidup kita selalu diliputi dengan kebahagiaan. Suatu ketika Nabi saw pernah menyampaikan nasihat kepada Abu Dzar. Abu Dzar berkata:

"Kekasihku yakni Nabi memerintah tujuh perkara padaku, (di antaranya): [1] beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, [2] beliau memerintahkanku agar melihat orang yang berada di bawahku (dalam masalah harta dan dunia), juga supaya aku tidak memerhatikan orang yang berada di atasku ...” (HR. Ahmad).

Syekh Syu'aib al-Arnauth mengatakan bahwa hadis ini shahih “Jika seseorang melihat orang di atasnya (dalam masalah harta dan dunia)," demikian terang al-Munawi, “Dia akan menganggap kecil nikmat Allah yang ada pada dirinya dan dia selalu ingin mendapatkan yang lebih. Cara mengobati penyakit semacam ini, hendaklah seseorang melihat orang yang berada di bawahnya (dalam masalah harta dan dunia).

Dengan melakukan hal ini, seseorang akan ridha dan bersyukur, juga rasa tamaknya (terhadap harta dan dunia) akan berkurang. Jika seseorang sering memandang orang yang berada di atasnya, dia akan mengingkari dan tidak puas terhadap nikmat Allah yang diberikan padanya. Namun, jika dia mengalihkan pandangannya kepada orang di bawahnya, hal ini akan membuatnya ridha dan bersyukur atas nikmat Allah padanya."

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya