Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah acara di Korea Selatan, Gus Baha menyampaikan tanggapannya terhadap permasalahan sholat yang dihadapi para pekerja, khususnya tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia.
Kisah seorang TKI yang harus berjuang mendapatkan waktu untuk sholat, di mana mereka hanya mendapatkan izin 5 menit untuk istirahat, dan tak ada alokasi waktu untuk sholat.
Dalam waktu yang sempit mereka harus sholat di toilet karena sulitnya mendapatkan tempat. Kisah ini diunggah dalam Youtube channel @NUOnline.
Advertisement
Gus Baha lantas memberi penjelasan terkait sholat khusyuk.
“Jadi teman-teman di Korea ini sudah mencari uang, jauh di negara yang tidak beragama.” Gus Baha membuka penjelasannya.
“Jadi kamu tidak usah membayangkan sholat khusyuk seperti ulama-ulama terdahulu yang sholat khusyuk, lama, sampai lupa waktu. Bisa di-PHK kamu. Sementara kamu bukan ulama, bukan pula seorang mursyid.”
Dia menjelaskan, khusyuk itu berakar dari kata bahasa Arab khasya’a-yakhsya’u yang artinya takut. Yakni takut kepada Allah, takut meninggalkan perintah Allah.
Dan bagi Gus Baha, keadaan hati yang tergerak untuk sholat sendiri saja itu sudah bentuk khusyuk.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Tips Sholat Khusyuk Menurut Gus Baha
“Menurut saya itu sudah bentuk khusyuk, karena yang mendorong itu adalah ketakutan kita terhadap hukum Allah.”
Gus Baha menjelaskan bahwa sholat khusyuk bukanlah tentang lamanya sholat, melainkan ketulusan hati dalam menjalankannya.
Menurutnya, rasa takut akan hukum Allah adalah salah satu bentuk khusyuk yang penting.
Mengingat kondisi sulit para pekerja, Gus Baha menekankan bahwa menjaga sholat dalam waktu yang tepat adalah hal yang sudah baik.
Dia menegaskan bahwa kualitas sholat tidak selalu tergantung pada lamanya waktu, namun pada ketulusan hati yang mendorong untuk melaksanakan ibadah.
Gus Baha juga membagikan kisah dari masa Rasulullah SAW yang mengajarkan pentingnya proporsionalitas dalam beribadah.
Kisah tentang sahabat yang membaca surat al-Baqarah dalam sholat berjamaah, membuat sang imam memotong sholatnya, merupakan pelajaran berharga.
Dalam kesempatan tersebut ia menyampaikan sebuah kisah ketika nabi menegur Muadz saat mengerjakan sholat dengan lama pada waktu menjadi imam.
Kata Gus Baha, nabi justru menyalahkan seorang imam yang terlalu lama ketika melaksanakan sholat berjamaah.
Advertisement
Gus Baha Menegaskan Penting untuk Menjaga Sholat
Gus Baha menyebutkan kisah nabi menegur Muadz tersebut terjadi ketika salah seorang makmum dalam sholat berjamaah nya itu memisahkan diri dan setelahnya mereka pun berdebat.
Dalam kisah itu, Rasulullah menegaskan bahwa kebijaksanaan dalam beribadah harus dipertimbangkan. Tidak boleh sampai ibadah menjadi beban atau masalah bagi pelakunya.
Menurut Gus Baha, menjaga kualitas sholat dan menghindari konsekuensi negatif dari ibadah yang berlebihan adalah langkah bijak.
Ia mengajak para pekerja untuk tetap menjalankan sholat dalam keterbatasan yang ada, tanpa harus merasa terbebani oleh kewajiban agama.
Dari kajian ini, terlihat bahwa kualitas sholat bukan hanya tentang durasinya, tetapi juga tentang keikhlasan dan konsistensi dalam menjalankannya.
Gus Baha memotivasi agar para pekerja tidak merasa rendah diri jika tidak bisa menjalankan sholat dengan sempurna.
Gus Baha menegaskan bahwa penting untuk menjaga sholat tetap menjadi kebiasaan yang baik, tanpa harus merasa tertekan oleh berbagai keterbatasan.
Dengan menjaga kualitas hati dan usaha yang konsisten, maka setiap sholat akan menjadi ibadah yang berarti, meskipun dilakukan dalam kondisi terbatas.
Menurut Gus Baha, menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan keterbatasan adalah bentuk ketaatan yang sejati.
Meskipun terdapat hambatan-hambatan dalam menjalankan ibadah, namun kesungguhan hati dan niat yang tulus akan memperoleh pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Dalam konteks pekerjaan, Gus Baha mengingatkan bahwa keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat harus senantiasa dijaga.
Meskipun terdapat tekanan dalam pekerjaan, namun tetap menjaga kualitas ibadah merupakan prioritas utama dalam kehidupan seorang Muslim.
Dengan demikian, pesan yang disampaikan oleh Gus Baha adalah bahwa kualitas sholat tidak hanya tergantung pada lingkungan atau situasi fisik, tetapi lebih pada kesadaran dan niat yang tulus dalam menjalankan ibadah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul