Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama atau NU mencuri perhatian beberapa waktu terakhir ini. NU menjadi sorotan usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi izin ormas keagamaan kelola tambang.
NU menjadi ormas keagamaan pertama yang mendapat konsesi tambang. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah akan memberi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) kepada badan usaha milik NU.
"NU mendapat (IUPK) tapi NU membuat badan usaha, jadi badan usahanya, nah nanti dikelola secara profesional. Saya juga sudah membaca beberapa rilis dari Pengurus Besar NU dan betul mungkin kalau tidak salah minggu besok sudah selesai ya," ungkap Bahlil di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (7/6/2024), dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
Terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, pemberian izin tambang dari pemerintah merupakan tanggung jawab besar yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
“Nahdlatul Ulama telah siap dengan sumber-sumber daya manusia yang mumpuni, perangkat organisasi yang lengkap, dan jaringan bisnis yang cukup kuat untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut,” kata Gus Yahya, Senin (3/5/2024), di Jakarta, dikutip dari NU Online.
Pemberian izin konsesi tambang kepada NU menuai polemik. Di media sosial, seorang warganet memelesetkan logo NU dengan tulisan “Ulama Nambang”. Logo berwarna merah yang dipelesetkan akun X (dulu Twitter) @pasifisstate dianggap melecehkan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam.
Tak mau logo NU dilecehkan, seorang Nahdliyin bernama Ali Mahfud melaporkan akun tersebut ke Polrestabes Surabaya pada Kamis (20/6/2024). Ia meminta pihak kepolisian segera menindaklanjuti laporannya.
Terlepas dari itu, NU adalah organisasi Islam yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan dakwah di Indonesia. Tak hanya itu, organisasi yang didirikan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari ini juga ikut terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Sejarah Berdirinya NU
Melansir laman NU Online, berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) merupakan respons dari berbagai problem keagamaan, peneguhan mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan sosial masyarakat.
Mulanya sekitar tahun 1924 KH Abdul Wahab Chasbullah menggagas pendirian Jam'iyyah yang disampaikan langsung ke KH Hasyim Asy'ari. Tujuannya untuk meminta persetujuan dari Bapak Umat Islam Indonesia ini.
KH Hasyim Asy'ari tidak langsung menyetujui begitu saja. Dalam menentukan suatu keputusan, KH Hasyim Asy'ari sangat hati-hati.
KH Hasyim Asy'ari akhirnya melakukan salat istikharah untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT. Selain itu, KH Hasyim Asy'ari juga mengkaji secara mendalam tentang organisasi yang akan berdiri itu.
Petunjuk istikharah KH Hasyim Asy'ari tidak jatuh di tangannya untuk mengambil keputusan, melainkan diterima oleh KH Cholil Bangkalan yang merupakan guru dari KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Chasbullah.
Dari petunjuk tersebut akhirnya organisasi NU berdiri. Lika-liku lahirnya NU tidak banyak bertumpu pada perangkat formal sebagaimana lazimnya pembentukan organisasi.
NU lahir berdasarkan petunjuk Allah SWT. Fungsi ide dan gagasan tidak terlihat mendominasi. Faktor penentu adalah konfirmasi kepada Allah SWT melalui ikhtiar lahir dan batin.
Advertisement
Kapan NU Resmi Didirikan?
NU resmi berdiri pada 31 Januari 1926 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Organisasi NU bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Dalam penerapannya, baik berpikir maupun bertindak, organisasi ini merujuk pada Khittah NU yang terdiri dari kitab Qanun Asasi dan kitab I'tikad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kitab tersebut dirumuskan oleh KH Hasyim Asy'ari.
Berdirinya organisasi NU adalah proses panjang dari sebuah perjuangan. Pendirian NU juga tidak terlepas dari Komite Hijaz yang juga merupakan cikal bakal organisasi ini.
NU Adalah Lanjutan Organisasi Sebelumnya
Sebelum NU berdiri, memang sudah ada organisasi-organisasi pergerakan yang nyaris serupa. Organisasi ini digawangi oleh KH Wahab Chasbullah.
Beberapa organisasi pergerakan sebelum NU antara lain Nahdlatul Wathon atau Kebangkitan Tanah Air pada 1916 dan Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Saudagar pada 1918.
Pada tahun 1914 KH Wahab Chasbullah juga mendirikan kelompok diskusi yang ia beri nama Tashwirul Afkar atau kawah candradimuka pemikiran. Kelompok diskusi ini populer dengan sebutan Nahdlatul Fikr atau Kebangkitan Pemikiran.
Nah, berdirinya organisasi NU pada dasarnya merupakan lanjutan dari organisasi-organisasi tersebut. Namun, cakupan dan segmen NU lebih luas dibandingkan organisasi sebelumnya.
Advertisement