Liputan6.com, Cilacap - Nama Syekh Nawawi al-Bantani dan Syekh Kholil Bangkalan sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya para santri.
Kedua ulama besar tanah air ini memang tak diragukan lagi kealimannya. Syekh Nawawi pernah didapuk menjadi imam Masjidil Haram hingga saking alimnya beliau mendapatkan gelar Sayyid Ulama al-Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz).
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Demikian halnya dengan Syaikhona Kholil atau Syekh Kholil Bangkalan juga merupakan sosok ulama yang sangat alim dan menguasai berbagai disiplin keilmuan Islam.
Selain sebagai sosok ulama yang mumpuni dalam berbagai disiplin keilmuwan Islam, keduanya tersohor sebagai waliyullah yang memiliki banyak karomah dahsyat diantaranya ialah mampu menghadirkan belut di Arab dan mimpi mengaji 120 tahun.
Simak Video Pilihan Ini:
Hadirkan Belut di Arab
Menukil NU Online, Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Ade Fatahillah mengisahkan karomah dua mahaguru dari ulama bangsa yaitu gurunya Hadratussyekh KH Hasyim As’ary. Dua guru tersebut yaitu Syekh Nawawi Al-Bantani dan Syaikhona Kholil Bangkalan.
Menurut Kiai Ade sapaan akrabnya, kita berkhidmah di NU sangatlah beruntung karena NU bersanad pada ulama-ulama besar dan terus bersambung pada Rasulullah Saw
“Kita beruntung menjadi bagian dari pada santri Mbah Hasyim As’ary, kenapa karena Mbah Hasyim As’ary sohibul karomah. Mbah Hasyim As’ary punya guru salah satunya Syekh Nawawi Al-Bantani Mbahnya KH Ma’ruf Amin,” terangnya.
Karomah Syekh Nawawi menurut Kiai Ade, salah satunya yaitu bisa menurunkan hujan di Arab Saudi yang pada saat itu dalam keadaan kemarau panjang
“Ketika di Makkah lama tidak ada hujan, syekh-syekh atau ulama-ulama Arab berdoa dengan bahasa fasehat arab hujan agar turun. Namun hujan tersebut tak kunjung turun. Akhirnya raja itu memanggil orang Jawa namanya Syekh Nawawi untuk berdoa, Syekh Nawawi lalu berdoa di depan ka’bah, tidak dengan bahasa arab fasehat tetapi dengan bahasa jawa, tidak lama sehari dua hari turunlah hujan, itulah namanya karomah,” terang Kiai Ade saat mengisi Halaqah Kebangsaan di Kantor PCNU Pangandaran.
Selain itu, Kiai Ade mengisahkan karomah Syekh Nawawi yang dapat menghadirkan Belut di Arab Saudi saat ulama Arab meminta penjelasan terkait perbedaan Belut dan Ular yang menurutnya sama dan haram untuk di konsumsi
“Ketika Syekh Nawawi ke Makkah membawa Belut yang dikeringkan, karena ia dari kampung. Ia makan bersama ulama Arab, kata ulama arab ‘mahadihi,’ Belut kata Syekh Nawawi. Kata ulama Arab haram, kaifa haram, kalhayat seperti Ular. Syekh Nawawi menjawab antara Ular dan Belut itu beda, kata syekh Arab sawa-sawa (sama-sama) akhirnya timbulah pertengkaran.”
Menghalau pertengkaran tersebut, dan untuk membuktikan kebenaran perbedaan antara Belut dan Ular, Syekh Nawawi dengan sekejap menghadirkan Belut dan Ular yang masih Hidup
“Lalu kata Syekh Nawawi kula mau mengambil Belut dan Ular yang hidup, beberapa menit entah dari mana ia ngambil belut karena di Arab gak ada Belut. ‘Ini belut yang hidup dan ini ular, bagaimana, tanya Syekh Nawawi. Kata ulama Arab terlihat benar, tasyri.”
“Mengambil pelajaran dari kejadian tersebut, Maka Syekh Nawawi pulang ke Indonesia ngarang ‘Kitab Balut, kitab tentang penjelasan hewan belut dan hewan-hewan lainnya,” jelas Kiai Ade.
Advertisement
Mimpi Ngaji 120 Tahun
Kiai Ade lanjutnya mengisahkan guru Mbah Hasyim lainnya, yaitu Syaikhona Kholil Bangkalan. Karomah dari Mbah Kholil yaitu menikahkan Mbah Hasyim hingga mimpi ngaji selama 120 tahun.
“Mbah Kholil banyak karomah, salah satunya ketika ada kiai minta ke Mbah Kholil calon mantu yang bisa ngaji. ‘Hasyim sini, panggilan Mbah Kholil. Saat itu Hasyim sedang manggul suluh (kayu bakar).’ ‘Ini kiai calon menantu, kata Mbah Kholil.’ ‘Kiai itu bergumam apakah benar bisa ngaji’ dalam hatinya kepada Hasyim. Kata Mbah Kholil, sudah dalam tiga hari ini kita nikahkan,”
“Setelah itu Hasyim pulang ke kobong, ia bingung mau nikah antara seneng dan bingung. Begitu Hasyim di kobong ia baca sholawat, lalu malamnya mimpi belajar kitab fiqih selama 40 tahun sampai faham ilmu fiqih. Kedua malamnya ia mimpi lagi belajar ilmu hadis bukhori, muslim tirmidzi semuanya selama 40 tahun sampai bisa menguasai ilmu hadis. Terakhir tiga malamnya, ia mimpi belajar ilmu tasawuf, ikhya, sarah ikhya, sirajut thalibin, semuanya paham empat puluh tahun,” papar Kiai Ade.
“Begitu nikah selesai. Mbah Kholil minta Kiai itu untuk menyuruh Hasyim ngajar. ‘ini Hasyim sudah mondok 120 tahun’ kata Mbah Kholil. Bayangkan Mbah Kholil tidak tahu bahwa Hasyim itu sudah mondok 120 tahun, tapi ia bilang sudah mondok 120 tahun,”
“120 tahun tersebut adalah mimpinya Hasyim Asy’ari selama 40 tahun dalam waktu tiga malam, itu lah karomahnya Mbah Kholil yang ta’dzim kepada gurunya,” pungkasnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul