Hati-Hati.. Akan Tiba Masa ketika Uang Dianggap Segalanya, Akibatnya Jadi Begini Kata UAH

Peradaban modern saat ini didominasi nilai duniawi, jangan sampai kita jadi budak uang.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Sep 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 18:30 WIB
uah 222
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama muda, Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan peringatan keras mengenai bahaya materialisme dan bagaimana peradaban modern saat ini semakin didominasi oleh nilai-nilai duniawi.

UAH menekankan pentingnya menjaga integritas diri di tengah godaan untuk mengukur segala sesuatu dengan uang.

"Ini isyarat Nabi, bukan lagi kematangan, tapi uang. Akan ada peradaban materi, peradaban uang, semua dinilai dengan uang," ujar Ustadz Adi Hidayat, dikutip dari kanal YouTube @Risalahkata, Minggu (01/09/2024).

Menurut UAH, fenomena ini adalah tanda kemunduran moral yang dapat membawa kehancuran bagi masyarakat.

Ustadz Adi Hidayat mencontohkan bagaimana dalam kehidupan saat ini, untuk mendapatkan kedudukan atau bisnis, seseorang perlu memikirkan berapa uang yang dibutuhkan.

"Ingin punya kedudukan, berapa uang yang diperlukan? Berapa logistiknya? Istilah kekinian ingin dapat bisnis standar, berapa biaya yang dibutuhkan?" kata UAH.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jangan Cinta Berlebihan kepada Harta

Penuh Keberuntungan, 4 Zodiak Ini Diprediksi Banyak Uang di Desember 2020
Ilustrasi Uang (Sumber: Unsplash)

Pernyataan ini mengingatkan kita pada kenyataan bahwa istilah-istilah baru yang muncul sering kali berhubungan dengan cinta dunia atau 'hubbud dunya'.

Ia juga menyoroti perubahan terminologi yang digunakan dalam kehidupan modern. "Sekarang istilahnya diganti, bukan nyogok lagi, bukan korupsi lagi, muncul istilah-istilah yang semuanya hubbud dunia," jelasnya.

UAH mengingatkan jamaah untuk berhati-hati dengan fenomena ini, karena hal tersebut mencerminkan kecintaan berlebihan terhadap dunia yang bisa merusak tujuan hidup seorang Muslim.

Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa tujuan utama seorang Muslim seharusnya adalah mencari rida Allah, bukan sekadar mengumpulkan harta.

"Hati-hati, hati-hati jemaah sekalian, hati-hati," tegasnya. Pesan ini disampaikan untuk memperingatkan umat agar tidak terjebak dalam kehidupan dunia yang penuh dengan godaan materi.

Dalam ceramahnya, UAH juga menyoroti fenomena di dunia pendidikan, di mana guru-guru mungkin mengajar hanya untuk mencari uang, bukan untuk mencapai rida Allah.

"Sekolah cari uang, akan tiba masanya ini guru-guru ini mengajar, ini untuk cari uang atau cari Rida Allah? Kalau mengajar hanya untuk cari dunia, masuk dalam kategori hadis itu," katanya dengan tegas.

Tahan Godaan Duniawi

Koleksi Kendaraan Mewah, Harry Kane Pilih Mobil Buatan Inggris
Bentley Continental GT Supersports, salah satu koleksi kendaraan mewah. (thesun.co.uk)

Ceramah ini memberikan refleksi mendalam tentang bagaimana umat Muslim harus menilai kembali tujuan hidup mereka dan berusaha untuk tetap berpegang pada nilai-nilai spiritual di tengah godaan duniawi.

UAH mengingatkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan haruslah diarahkan untuk mendapatkan rida Allah, bukan hanya keuntungan materi.

Pesan ini menjadi semakin relevan di tengah pergeseran nilai dalam masyarakat modern, di mana segala sesuatu cenderung diukur dengan materi.

"Jangan sampai kita menjadi budak uang," ujarnya mengingatkan, sambil menekankan pentingnya menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.

Dengan meningkatnya kasus-kasus korupsi, suap, dan bentuk-bentuk penyelewengan lainnya, ceramah ini menjadi peringatan penting bagi umat Muslim untuk terus menjaga integritas dan moralitas.

Ustadz Adi Hidayat menutup ceramahnya dengan doa agar umat Islam selalu diberikan petunjuk oleh Allah untuk tetap berada di jalan yang benar dan menjauhi godaan dunia yang bisa menyesatkan.

Sebagai penutup, UAH mengajak seluruh umat Islam untuk terus memperkuat iman dan menghindari godaan dunia yang dapat menjerumuskan ke dalam perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. "Mari kita sama-sama menjaga diri dan keluarga kita dari peradaban uang ini," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya