Liputan6.com, Jakarta - Surga dijanjikan sebagai tempat bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, yang menjalani hidup dengan ketaatan dan kebaikan sesuai ajaran agama.
Dalam berbagai tradisi, terutama Islam, surga digambarkan sebagai tempat penuh kenikmatan dan kedamaian abadi, di mana penghuninya akan dibalas dengan rahmat dan kasih sayang Allah SWT.
Surga diberikan kepada mereka yang taat, jujur, sabar, serta berperilaku baik kepada sesama, menjauhi dosa, dan senantiasa bertobat. Bagi mereka yang setia berjuang di jalan kebenaran, surga menjadi balasan tertinggi yang menjanjikan kebahagiaan tanpa akhir.
Advertisement
Lalu bagaimanakah peluang orang yang berlumur dosa, apakah masih bisa diberikan kesempatan?
Dalam sebuah ceramah singkat yang dikutip dari kanal YouTube @DaengRani-lv9n, Ustadz Adi Hidayat (UAH) membahas mengenai nasib orang yang berlumur dosa, serta peluang mereka untuk mendapatkan rahmat Allah dan masuk surga.
Ceramah tersebut menyentuh hati banyak pendengar yang tengah mencari petunjuk untuk memperbaiki diri di tengah rasa bersalah akibat dosa-dosa masa lalu.
Menurut UAH, tidak ada manusia yang sempurna dan luput dari kesalahan. Namun, pintu taubat selalu terbuka bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh ingin mendekatkan diri kepada Allah.
"Ada orang pendosa yang ingin taubat, lalu dia mendekat kepada Allah. Karena dia bangun akses dengan Allah, tobatnya diterima," ungkap UAH.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Berlumur Dosa, Jangan Putus Asa
Dalam ceramahnya, UAH mengutip ayat Alquran dari Surah Az-Zumar ayat 53. Allah berfirman kepada Nabi Muhammad untuk menyampaikan kepada hamba-hamba-Nya yang berlumur dosa agar tidak berputus asa dari rahmat Allah.
"Indah sekali, Allah menyampaikan, 'Jangan dengarkan mereka, jangan larut dalam opini mereka, jangan biarkan setan memprovokasi. Jangan putus asa dari rahmat-Ku'," jelas UAH.
Ceramah tersebut menekankan bahwa rahmat Allah begitu luas, bahkan bagi mereka yang merasa dosa-dosanya terlalu banyak.
Menurut UAH, Allah memberikan rahmat-Nya terlebih dahulu, baru kemudian ampunan mengikuti. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang selalu memberikan harapan bagi siapa saja yang ingin kembali ke jalan yang benar.
UAH juga menekankan pentingnya tidak larut dalam opini orang lain yang mungkin telah memvonis seseorang sebagai tidak layak untuk surga.
"Sering kali, orang-orang di sekitar kita merasa bahwa kita sudah tidak mungkin diampuni. Tapi Allah menyampaikan dengan tegas agar kita tidak mendengarkan mereka," tegasnya.
Pesan UAH tersebut memberikan motivasi bagi banyak orang yang mungkin merasa putus asa dengan keadaan spiritualnya. Ia menjelaskan bahwa dosa, seberapa pun banyaknya, bisa diampuni jika seseorang bersungguh-sungguh dalam taubat dan memperbaiki diri.
Advertisement
Hati-hati Provokasi Setan
Dalam ceramah tersebut, UAH juga mengingatkan bahwa setan sering kali mencoba memprovokasi dan membuat seseorang berputus asa.
"Setan ingin kita merasa bahwa rahmat Allah tidak akan sampai kepada kita, padahal rahmat Allah meliputi segala sesuatu," tambahnya.
Pentingnya berbaik sangka kepada Allah juga ditekankan dalam kajian ini. UAH menjelaskan bahwa Allah Maha Pengampun dan selalu memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertaubat. "Jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosamu lebih besar daripada rahmat Allah," katanya.
Lebih lanjut, UAH juga menyinggung bagaimana taubat yang tulus dapat menghapus semua dosa, bahkan dosa-dosa besar sekalipun.
"Allah berfirman dalam Alquran, 'Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa', selama kita datang kepada-Nya dengan hati yang tulus," ujarnya.
Ceramah ini menjadi pengingat bagi umat Muslim untuk terus memperbaiki diri dan tidak merasa putus asa dalam mendapatkan ampunan Allah.
Menurut UAH, taubat adalah langkah awal yang penting, namun tidak cukup hanya berhenti di situ. Seseorang harus berusaha mendekat kepada Allah dengan meningkatkan kualitas ibadahnya.
UAH juga mengingatkan bahwa ampunan Allah bukan hanya untuk dosa-dosa kecil, tetapi juga dosa-dosa besar. "Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk Allah ampuni. Yang penting adalah niat dan kesungguhan kita untuk berubah," tambahnya.
Pesan UAH di akhir kajian sangat menenangkan bagi banyak orang yang merasa terjebak dalam lingkaran dosa. "Jika engkau merasa jauh dari Allah karena dosa-dosamu, ketahuilah bahwa Allah lebih dekat daripada yang engkau kira. Kembalilah kepada-Nya, dan Dia akan menyambutmu dengan rahmat-Nya yang luas," tutup UAH dalam kajiannya.
Hal ini diharapkan dapat memberikan harapan bagi setiap orang yang ingin memperbaiki hidupnya, serta membuktikan bahwa rahmat Allah selalu ada bagi siapa saja yang berusaha mencarinya, tanpa memandang masa lalu mereka.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul