Liputan6.com, Jakarta - Puasa sebelum menikah sering menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Banyak yang mempertanyakan apakah puasa wajib dilakukan atau hanya sebatas anjuran. Konon ada yang disarankan sebelum menikah untuk berpuasa beberapa hari.
Persoalan ini mendapat perhatian dari KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya, yang memberikan penjelasan sekaligus jawaban yang jelas dalam sebuah tayangan video.
Advertisement
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @lathifahtv, Buya Yahya menjelaskan bahwa puasa yang diwajibkan dalam Islam hanya puasa Ramadhan dan puasa nazar.
Advertisement
Selain itu, puasa yang diwajibkan juga mencakup puasa kafarat bagi orang yang melanggar sumpah. Namun, tidak ada ketentuan yang mewajibkan puasa khusus sebelum pernikahan.
Menurut Buya Yahya, puasa sebelum menikah tidak termasuk dalam kategori wajib. Meski begitu, puasa sunnah seperti Senin dan Kamis tetap bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk mereka yang akan menikah. Buya Yahya menekankan pentingnya niat yang benar dalam melaksanakan ibadah tersebut.
"Jika ingin berpuasa, maka niatkan puasa sunnah seperti puasa Senin dan Kamis. Tidak perlu membuat puasa yang aneh-aneh. Lakukan puasa sesuai dengan syariat," ujar Buya Yahya dalam tayangan tersebut.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Baiknya Puasa Senin Kamis, Begini Niatnya
Buya juga menjelaskan bahwa puasa sunnah dapat menjadi sarana tawassul kepada Allah. Seseorang boleh berniat agar puasa yang dilakukan menjadi doa untuk kelancaran pernikahan, keharmonisan, dan keberkahan dalam rumah tangga. Namun, hal ini tetap bersifat sunnah, bukan kewajiban.
Penjelasan ini menjadi panduan bagi banyak umat Islam yang bingung mengenai hukum puasa sebelum menikah. Dalam Islam, kewajiban puasa telah diatur secara jelas, sehingga tidak diperlukan tambahan ibadah yang tidak memiliki dasar hukum yang kuat.
Buya Yahya juga menambahkan bahwa segala bentuk ibadah harus dilakukan dengan pemahaman yang benar. Hal ini penting agar umat Islam tidak terjebak dalam praktik yang menyimpang atau tidak sesuai dengan ajaran agama.
Puasa sunnah seperti Senin dan Kamis memiliki banyak keutamaan. Selain menjadi bentuk ibadah kepada Allah, puasa ini juga dapat memperkuat hubungan spiritual seseorang dengan Sang Pencipta. Namun, puasa sunnah ini tetap dilakukan secara sukarela dan tidak boleh dipaksakan.
Dalam tradisi Islam, berbagai amalan sunnah sering kali dilakukan sebagai bentuk tawassul untuk memohon kebaikan dari Allah. Buya Yahya menegaskan bahwa niat yang tulus dan ikhlas sangat penting dalam setiap ibadah, termasuk puasa.
Pernikahan adalah momen sakral dalam kehidupan setiap individu. Oleh karena itu, persiapan yang dilakukan sebelum pernikahan lebih baik difokuskan pada hal-hal yang benar-benar diperlukan, seperti mempersiapkan mental, fisik, dan spiritual.
Advertisement
Calon Pengantin Disarankan Lakukan Ini
Banyak umat Islam yang merasa perlu menambahkan ibadah tertentu sebelum pernikahan untuk memperoleh keberkahan. Namun, Buya Yahya mengingatkan bahwa keberkahan dapat diraih dengan cara yang sudah diajarkan dalam agama, seperti berdoa dan menjalankan ibadah sesuai syariat.
Puasa sunnah tetap menjadi pilihan bagi mereka yang ingin mendekatkan diri kepada Allah. Namun, praktik ini tidak boleh dianggap sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan sebelum menikah. Pemahaman yang benar tentang ibadah akan membantu umat Islam menjalani kehidupan sesuai tuntunan agama.
Buya Yahya juga menyarankan agar calon pengantin lebih banyak berdoa dan bersedekah. Kedua amalan ini memiliki keutamaan yang besar dan dapat menjadi bentuk tawassul yang mendatangkan keberkahan dalam pernikahan.
Dalam Islam, keikhlasan dan ketulusan dalam beribadah adalah kunci utama untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, setiap ibadah yang dilakukan harus didasarkan pada niat yang benar dan pemahaman yang sesuai dengan ajaran agama.
Penjelasan Buya Yahya dalam tayangan tersebut memberikan pencerahan bagi umat Islam yang sering bingung dengan berbagai tradisi atau kebiasaan yang tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Pemahaman ini diharapkan dapat membantu umat untuk menjalankan ibadah dengan lebih baik.
Dengan demikian, puasa sebelum menikah bukanlah kewajiban, melainkan pilihan ibadah sunnah yang boleh dilakukan. Niat yang benar dan pelaksanaan yang sesuai syariat adalah kunci utama dalam setiap ibadah.
Melalui penjelasannya, Buya Yahya memberikan panduan yang jelas dan mudah dipahami. Umat Islam diajak untuk selalu mempelajari ajaran agama secara mendalam agar tidak terjebak dalam praktik yang tidak memiliki dasar hukum yang kuat.
Semoga penjelasan ini dapat menjadi pedoman bagi mereka yang sedang mempersiapkan pernikahan dan ingin menjalankan ibadah dengan benar sesuai ajaran Islam. Keberkahan dalam pernikahan dapat diraih melalui doa, ibadah, dan amalan yang dilakukan dengan niat tulus dan ikhlas.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â