Kisah Jenazah Syekh Nawawi Al Bantani Utuh ketika Makamnya Dibongkar, Pemerintah Arab Saudi Tak Jadi Memindahkan

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, ternyata makam yang dibongkar itu memang milik seorang ulama besar, yaitu Syekh Nawawi Al Bantani. Penemuan ini jelas menunjukkan bahwa ia bukanlah orang biasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Des 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 02 Des 2024, 13:30 WIB
Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)
Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama besar asal Banten, Syekh Nawawi Al Bantani, telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia Islam. Sebagai salah satu ulama Nusantara yang berdomisili di Makkah, ia dikenal sebagai penyebar ilmu agama yang sangat dihormati hingga kini.

Namun, ada sebuah kisah luar biasa yang terjadi pada makamnya, sebuah peristiwa yang mengundang perhatian banyak orang.

Kisah ini bermula dari kebijakan pemerintah Arab Saudi yang mengatur tentang pemakaman. Sebagai bagian dari kebijakan pengelolaan pemakaman, makam-makam yang telah berusia empat tahun akan dibongkar.

Kebijakan ini berlaku bagi semua jenazah tanpa memandang status sosial, baik pejabat, saudagar kaya, maupun orang biasa.

Petugas pemakaman memiliki tugas untuk menggali kuburan yang sudah lama, mengambil tulang belulang, dan menyatukannya dengan tulang belulang lainnya di tempat khusus. Kebijakan ini tidak terkecuali bagi makam Syekh Nawawi Al Bantani yang telah lebih dari empat tahun.

Ketika usia makam Syekh Nawawi genap empat tahun, petugas datang untuk melaksanakan tugas tersebut. Namun, ketika makam itu dibongkar, sebuah kejadian yang tak terduga terjadi. Jenazah Syaikh Nawawi utuh.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jenazah Utuh saat Digali

Makam Baqi di Madinah Arab Saudi
Makam Baqi di Madinah Arab Saudi (Liputan6.com/ Muhammad Ali)

Alih-alih menemukan tulang belulang sebagaimana biasanya, petugas justru mendapati bahwa jasad Syekh Nawawi masih dalam kondisi utuh. Tidak ada tanda-tanda pembusukan yang seharusnya terjadi pada jenazah yang telah lama dikubur.

Menariknya, kain kafan yang membalut tubuhnya juga tetap utuh. Tidak ada sobekan, lapuk, atau kerusakan sedikit pun pada kain tersebut. Keadaan ini membuat para petugas sangat terkejut, bahkan merasa tidak percaya.

Mereka segera berlari ke atasannya untuk melaporkan penemuan tersebut. Mereka kebingungan karena jasad yang ditemukan tidak sesuai dengan apa yang mereka perkirakan, yang seharusnya hanya berupa tulang belulang.

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, ternyata makam yang dibongkar itu memang milik seorang ulama besar, yaitu Syekh Nawawi Al Bantani. Penemuan ini jelas menunjukkan bahwa ia bukanlah orang biasa.

Setelah mendapat laporan, pihak pemerintah Arab Saudi pun segera merespons. Mereka mengeluarkan kebijakan khusus dan memutuskan untuk tidak melanjutkan pembongkaran makam Syekh Nawawi.

Jasad Syekh Nawawi akhirnya dikuburkan kembali dalam kondisi semula. Keputusan ini menunjukkan penghormatan tinggi terhadap ulama besar yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi umat Islam.

Makamnya di Makkah

PPIH Arab Saudi mengawal prosesi pengurusan jenazah jemaah haji asal Majalengka, Suharja Wardi bin Ardi mulai dari dimandikan, disholatkan di Masjidil Haram, hingga dimakamkan di Saraya, Makkah. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)
ilustrasi makam di Makkah. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Hingga kini, makam Syekh Nawawi Al Bantani tetap berada di Makkah dan menjadi tempat ziarah bagi banyak umat Islam yang ingin menghormati sosok ulama besar ini.

Kisah ini menjadi bukti nyata tentang keutamaan seorang wali Allah. Jasad yang tetap utuh meskipun telah lama dikubur menjadi tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang tak terbatas.

Momen ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam akan pentingnya menghormati para ulama, sebagai pewaris nabi yang ilmunya terus mengalir meskipun telah tiada.

Syekh Nawawi Al Bantani tidak hanya dikenang sebagai seorang ulama besar, tetapi juga sebagai sosok yang diberkahi dengan karomah luar biasa. Kisah ini menjadi pelajaran yang berharga bagi umat Islam untuk selalu meneladani kehidupan beliau.

Dengan segala keistimewaannya, Syekh Nawawi Al Bantani menjadi bukti nyata bahwa amal kebaikan akan terus hidup, bahkan setelah seseorang meninggalkan dunia ini. Hal ini mengajarkan umat Islam bahwa ilmu, ketakwaan, dan pengabdian kepada Allah adalah bekal terbaik yang dapat membawa kemuliaan abadi.

Kisah ini juga mengingatkan umat Islam akan pentingnya menjaga warisan ilmu dan keimanan yang ditinggalkan oleh para ulama. Dalam setiap langkah mereka, ada cahaya yang terus menyinari kehidupan umat Islam di seluruh dunia.

Syekh Nawawi Al Bantani adalah sosok yang menjadi contoh nyata tentang bagaimana amal baik dan ilmu yang bermanfaat akan terus hidup meskipun jasadnya telah tiada. Jasad yang tetap utuh ini menjadi simbol kekuatan dan kebesaran Allah.

Keistimewaan ini juga memperlihatkan bahwa Allah selalu menjaga dan melindungi mereka yang setia beribadah dan menyebarkan ilmu-Nya, bahkan setelah mereka meninggal dunia. Maka, setiap umat Islam diajak untuk terus mengenang dan meneladani perjuangan Syekh Nawawi dalam menyebarkan kebaikan.

Syekh Nawawi mengajarkan kita bahwa sejatinya, setiap amal yang kita lakukan akan terus dikenang, bahkan ketika tubuh kita sudah kembali kepada tanah. Ilmu dan ketakwaan adalah harta yang abadi, yang tak akan pernah terhapus oleh waktu.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya