Liputan6.com, Cilacap - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cemburu diartikulasikan sebagai merasa tidakk atau kurang senang melihat orang lain senang, beruntung dan hal-hal lainnya yang sifatnya positif.
Rasa cemburu terkadang menyelinap di benak kita saat orang lain mendapatkan nikmat dari Allah SWT. Nikmat Allah bisa beragam bentuknya. Bisa disebabkan harta, ilmu jabatan atau yang lainnya.
Advertisement
Sibuk melihat kenikmatan orang lain dalam hal harta benda, ilmu, pangkat atau jabatan dan lain sebagainya justru akan membuat diri kita semakin tersiksa dan merana karena cemburu dan iri hati.
Advertisement
Baca Juga
Pendakwah muda asal Pandeglang, Banten, yakni Ustadz Adi Hidayat (UAH) menekankan pentingnya menghilangkan sifat cemburu kepada orang lain. Beliau juga memberikan tips menghilangkan cemburu tersebut.
Simak Video Pilihan Ini:
Tips Menghilangkan Rasa Cemburu
Ustadz muda Muhammadiyah ini menekankan pentingnya menghilangkan sifat cemburu ini kepada orang lain yang kebetulan saja dianugerahi hal yang istimewa dari Allah SWT seperti harta, ilmu dan jabatan.
“Tidak usah cemburu kepada yang banyak harta tidak usah cemburu kepada yang banyak ilmu," paparnya dikutip dari tayangan YouTube Short @@Selfreminder_islamic, Minggu (15/12/2024).
“Tidak usah cemburu kepada yang tinggi jabatan, yang kuat kemudian tenaganya,” sambungnya.
Menyoroti sifat yang kerap terjadi ini, UAH memberikan tips supaya tidsak lagi memiliki sifat cemburu ini.
UAH mengatakan bahwa saat cemburu merasuki hati kita maka cara yang terbaik ialah dengan mencukupkan diri memilih salah satu di antara empat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain tersebut.
UAH menekankan pilihan itu harus mampu membuat diri kita lebih khusyuk beribadah kepada Allah SWT.
“Cukup kita mau pilih dari empat itu. Pilih yang mana, supaya optimal ibadah kepada Allah subhanahu wa taala, ikhtiarkan," tandasnya.
Advertisement
Larangan Cemburu atau Iri Hati Atas Nikmat Orang Lain
Mengutip Republika, dalam Islam, rasa iri dan dengki termasuk penyakit hati. Hal ini sudah ada sejak zaman dahulu kala, bahkan Rasulullah SAW memberikan penegasan untuk menghindarinya.
Dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan Rasulullah pernah bersabda, "Janganlah kamu semua dengki mendengki, jangan putus memutuskan hubungan persaudaraan, jangan benci membenci, jangan pula belakang membelakangi (seteru menyeteru) dan jadilah kamu semua hamba Allah sebagai saudara, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah kepadamu semua."
Hal yang sama juga disampaikan oleh Allah SWT dalam QS An Nisa ayat 32. Dalam surat tersebut, umat Muslim diberi pesan agar menghindari kebiasaan berangan-angan yang dapat menimbulkan sifat iri hati dan dengki, terhadap karuania yang diberikan Allah SWT.
وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
Wa lā tatamannau mā faḍḍalallāhu bihī ba'ḍakum 'alā ba'ḍ, lir-rijāli naṣībum mimmaktasabụ, wa lin-nisā`i naṣībum mimmaktasabn, was`alullāha min faḍlih, innallāha kāna bikulli syai`in 'alīmā.
Artinya: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Dalam buku Fikih Sosial karya Abdul Aziz Ibn Fauzan Ibn Shalil, dicebutkan Ibnu Qayyim pernah berkata dengki merupakan bentuk penentangan kepada Allah SWT. Orang yang dengki berarti membenci nikmat yang telah diberikan Allah kepada hambanya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul