Bisakah Mengubah Perilaku Buruk Pasangan, Bagaimana Caranya Buya?

Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan banyak orang, menurut Buya, adalah menjadikan kelemahan pasangan sebagai pembenaran untuk mengkritiknya terus-menerus. Hal ini, justru, dapat memperburuk keadaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2025, 22:30 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 22:30 WIB
buya yahya 223
Buya Yahya (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Perilaku buruk pasangan sering menjadi salah satu tantangan dalam kehidupan rumah tangga. Banyak pasangan yang berusaha mengubah kebiasaan buruk satu sama lain, tetapi sering kali hasilnya tidak sesuai harapan.

Dalam sebuah kajian, KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang akrab disapa Buya Yahya, memberikan penjelasan mendalam tentang cara yang benar untuk mengatasi masalah ini.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menjelaskan bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri, bukan langsung berfokus pada pasangan. Pandangan ini disampaikan dalam sebuah tayangan video yang dinukil dari kanal YouTube @albahjah-tv, yang secara rutin membagikan nasihat keislaman dan kehidupan keluarga.

Menurut Buya Yahya, sikap kelembutan menjadi kunci utama dalam memperbaiki hubungan dengan pasangan. "Jika pasangan kita keras, tidak mungkin kita melawannya dengan kekerasan juga. Kelembutan adalah satu-satunya cara untuk melunakkan hatinya," ungkapnya.

Buya Yahya menekankan pentingnya introspeksi dalam proses perubahan. Sering kali seseorang terlalu fokus mengoreksi pasangan tanpa melihat kekurangan pada dirinya sendiri. "Jika kita ingin pasangan berubah, maka ubahlah diri kita lebih dulu. Dengan perubahan dalam diri kita, pasangan pun akan berubah dengan sendirinya," jelasnya.

Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan banyak orang, menurut Buya, adalah menjadikan kelemahan pasangan sebagai pembenaran untuk mengkritiknya terus-menerus. Hal ini, justru, dapat memperburuk keadaan.

"Ketika kita belajar, jangan hanya berpikir untuk mengubah pasangan, tetapi gunakan ilmu itu untuk memperbaiki diri sendiri. Belajar itu adalah proses untuk menjadi lebih baik sebagai individu," ujar Buya Yahya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kebiasaan Mencari Keburukan Pasangan

Pria Telpon Istri 100 Kali
Ilustrasi Suami Istri Bertengkar(Sumber: Ilustrasi Pexels/Timur Weber)... Selengkapnya

Ia juga menyoroti kebiasaan sebagian orang yang mencari kesalahan pasangannya saat mendengarkan nasihat. "Misalnya, seorang istri mendengar tentang suami yang zalim, langsung mengatakan, 'Itu suamiku.' Atau sebaliknya, seorang suami langsung berpikir tentang istrinya. Tidak ada yang mengoreksi dirinya sendiri," katanya.

Menurut Buya, perubahan perilaku dalam rumah tangga memerlukan kejujuran dan kesadaran diri. "Belajar itu bukan tentang menyalahkan orang lain, tetapi bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik," tambahnya.

Ia mengingatkan bahwa keberhasilan dalam hubungan rumah tangga tidak hanya bergantung pada satu pihak. Setiap individu harus memiliki kesadaran untuk belajar dan berubah, bukan hanya menuntut pasangannya.

Buya Yahya memberikan contoh konkret tentang pentingnya menahan diri dari sikap reaktif. Ketika pasangan bersikap keras, respons yang sama kerasnya tidak akan menghasilkan solusi. Sebaliknya, bersikap lembut dan sabar dapat memberikan pengaruh yang jauh lebih besar.

Dalam proses perubahan ini, sabar menjadi elemen yang tidak bisa diabaikan. "Kesabaran adalah kunci. Tanpa kesabaran, usaha kita untuk memperbaiki diri atau pasangan tidak akan berhasil," ujarnya.

Selain itu, Buya mengajak setiap pasangan untuk merenungkan tujuan hidup mereka bersama. "Apakah kita benar-benar ingin masuk surga bersama? Jika iya, maka mulailah dari diri sendiri. Jangan hanya menilai pasangan, tetapi lihat juga apa yang bisa kita perbaiki dalam diri kita," katanya.

Ia menekankan bahwa hubungan yang harmonis harus didasari oleh keikhlasan. Mengubah pasangan tidak akan berhasil jika dilakukan dengan niat untuk membuktikan diri benar atau lebih baik.

Jaga Komunikasi yang Baik

Ilustrasi pasangan, suami istri
Ilustrasi pasangan, suami istri. (Photo by Marc A. Sporys on Unsplash)... Selengkapnya

Buya juga mengingatkan bahwa setiap pasangan pasti memiliki kelemahan. Menjadikan kelemahan itu sebagai alat untuk menyalahkan hanya akan menambah masalah. Sebaliknya, fokus pada solusi dan perbaikan diri adalah langkah yang lebih bijak.

"Ketika kita terus menyalahkan pasangan, kita lupa bahwa hubungan ini adalah kerja sama. Jangan hanya ingin pasangan berubah, tetapi kita sendiri tidak berusaha menjadi lebih baik," jelasnya.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya mengajak umat untuk menjadikan ilmu sebagai alat untuk memperbaiki diri. "Ilmu itu untuk kita. Ketika kita belajar, niatkan untuk memperbaiki diri, bukan untuk mencari kesalahan pasangan," tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam rumah tangga. "Berbicaralah dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jangan biarkan emosi mengambil alih. Dengan cara ini, pasangan akan lebih mudah berubah," tambahnya.

Buya mengingatkan bahwa perubahan adalah proses yang membutuhkan waktu. "Jangan berharap perubahan terjadi dalam semalam. Bersabarlah, dan teruslah berusaha," katanya.

Ia juga memberikan nasihat agar setiap pasangan saling mendoakan. "Doakan pasangan kita agar hatinya dilunakkan oleh Allah. Doa adalah senjata yang sangat ampuh," ujarnya.

Mengakhiri ceramahnya, Buya Yahya mengingatkan bahwa hubungan rumah tangga adalah amanah yang harus dijaga dengan sungguh-sungguh. "Rumah tangga yang harmonis tidak terjadi begitu saja. Dibutuhkan usaha, doa, dan kesabaran dari kedua belah pihak," tutupnya.

Dengan pandangan ini, Buya Yahya mengajak setiap pasangan untuk melihat hubungan mereka sebagai jalan menuju kebaikan bersama, bukan sebagai arena untuk saling menyalahkan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya