Liputan6.com, Jakarta - Aktor senior Ray Sahetapy telah bepulang baru-baru ini. Banyak hal yang luar biasa dari dirinya, bukan hanya karena prestasinya di dunia seni peran, tetapi juga karena peran luar biasanya sebagai ayah dari anak-anak berkebutuhan khusus.
Dua dari empat anak Ray Sahetapy, yakni Surya Sahetapy dan Gizca Puteri Agustina Sahetapy, diketahui terlahir dalam kondisi berkebutuhan khusus yaitu tuli dan bisu.
Meski dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan, Ray tetap menunjukkan kebanggaan dan kasih sayangnya sebagai seorang ayah. Ia tak pernah menyembunyikan kondisi anak-anaknya, justru memperkenalkan mereka kepada publik dan mengajarkan masyarakat untuk tidak takut berkomunikasi dengan mereka.
Advertisement
Dihimpun dari berbagai sumber, Surya Sahetapy tumbuh menjadi pribadi yang inspiratif. Ia berhasil menamatkan pendidikan Program Master of Science in Secondary Education for Deaf and Hard of Hearing dari Rochester Institute of Technology, Amerika Serikat, pada 2023.
Sebuah pencapaian luar biasa dari pemuda tunarungu yang bercita-cita mendirikan universitas dengan program teater bahasa isyarat.
Sementara sang kakak, Gizca Puteri Agustina Sahetapy, yang lahir pada tahun 1982, telah wafat pada 2010. Meski perjalanannya singkat, kehadirannya tetap meninggalkan makna mendalam bagi keluarga. Ray Sahetapy tetap mengenangnya dengan kasih.
Sepeti diketahui Pernikahan Dewi Yull dan Ray Sahetapy dikaruniai empat anak dari pernikahan yang berlangsung selama 23 tahun, yakni Gizca (meninggal tahun 2010), Rama Putra, Panji Surya, dan Muhammad Raya.
Kisah perjuangan Ray sebagai ayah seirama dengan ceramah pendakwah KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya. Dalam sebuah ceramah sebelumnya yang dikutip dari kanal YouTube AlBahjah TV, Buya Yahya menyampaikan pandangannya tentang kemuliaan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Anak Berkebutuhan Khusus Membawa Pahala Besar
Menurut Buya Yahya, Allah SWT mengangkat derajat seorang hamba melalui banyak cara. Ada yang diangkat melalui harta, tahta, atau anak yang saleh. Namun, ada pula yang Allah muliakan lewat amanah berat berupa anak dengan kebutuhan khusus.
"Jangan anggap beban, sadari bahwa itu ternyata adalah pahala yang Allah titipkan melalui anak tersebut," ujar Buya Yahya penuh makna. Ia menegaskan bahwa setiap tindakan dalam merawat anak seperti ini bernilai ibadah.
Buya Yahya menceritakan kisah seorang ibu yang merawat anak berkebutuhan khusus selama sembilan tahun, tanpa bisa makan sendiri dan hanya minum lewat selang. Ia mengingatkan agar tidak pernah terlintas dalam hati untuk mengharapkan kematian anak semacam itu.
“Anak itu membawa pahala,” tegasnya. Bahkan, lanjut Buya Yahya, harta yang digunakan untuk merawat anak berkebutuhan khusus bisa lebih besar nilainya daripada harta yang didermakan di medan perang.
Ia mengajak para orang tua untuk tidak mengucilkan anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi justru memuliakan mereka. Karena keberkahan bisa tumbuh dari perhatian dan kasih sayang yang diberikan kepada mereka.
Buya Yahya juga menekankan pentingnya mendidik adik atau kakak dari anak tersebut untuk turut menyayangi dan menghormati. Karena cinta dari saudara kandung akan menumbuhkan keberkahan dalam keluarga.
"Kalau ada anak yang sehat, pahalanya biasa. Tapi jika anak sakit dan orang tuanya sabar, pahalanya dobel," ungkap Buya Yahya mengutip sabda Nabi Muhammad SAW. Kesabaran menghadapi ujian seperti itu akan diganjar pahala berlipat di sisi Allah.
Advertisement
Mendapat Bekal Luar Biasa untuk di Akhirat
Ia pun menggambarkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Ketekunan orang tua dalam merawat anak berkebutuhan khusus akan menjadi bekal mulia di akhirat nanti.
Setiap jerih payah, kesabaran, bahkan air mata yang tercurah dalam merawat anak berkebutuhan khusus, tidak ada yang sia-sia di sisi Allah. Semua akan dicatat sebagai amal yang bernilai tinggi.
Buya Yahya menutup ceramahnya dengan mengajak masyarakat untuk bersyukur. Ia mengatakan, “Kalau Anda punya anak seperti itu, bersyukurlah, karena Allah sedang menitipkan pahala luar biasa kepada Anda.”
Pesan ini sangat relevan untuk orang tua seperti Ray Sahetapy. Ia bukan hanya membesarkan anak-anaknya, tapi juga menjadi teladan dalam menerima dan mencintai mereka sepenuh hati.
Dalam pandangan agama, keikhlasan Ray merawat dan memperjuangkan hak anak-anaknya bukan hanya tugas duniawi, tetapi juga bagian dari tangga menuju kemuliaan di akhirat.
Ray Sahetapy membuktikan bahwa memiliki anak berkebutuhan khusus bukan hambatan untuk bahagia. Justru menjadi jalan khusus dari Allah untuk menaikkan derajat seseorang.
Dan sebagaimana kata Buya Yahya, jangan pernah merasa rendah ketika diberi anak yang berbeda. Karena di balik perbedaan itu, ada keberkahan dan pahala yang terus mengalir, hingga hari akhir.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
