Mau Disukai Allah SWT? Ini Bocoran Cara dari Gus Baha

Nasihat Gus Baha mengenai bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah melalui pekerjaan. Menurut Gus Baha, Allah akan lebih menyukai seseorang yang mengerjakan pekerjaannya dengan sepenuh hati dan berusaha sebaik mungkin, tanpa mengabaikan kualitas.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2025, 04:30 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 04:30 WIB
Gus Baha (Tangkap layar YouTube Kumparan Dakwah)
Gus Baha (Tangkap layar YouTube Kumparan Dakwah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang berusaha mencari cara agar bisa lebih dekat dengan Allah SWT. Dalam tahap tertentu, seseorang juga berharao disukai Allah atau dicintai Allah.

Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang membagikan cara agar disukai Allah. Salah satu caranya yakni dengan menjalani kehidupan dengan penuh profesionalisme dan mengikuti jejak para ulama terdahulu.

Gus Baha memulai pembahasannya dengan mengungkapkan bahwa Allah SWT menyukai orang yang menjalani pekerjaan dengan penuh itqon atau kesungguhan. "Allah itu suka kalau ada orang yang menekuni pekerjaan dengan serius, dengan profesionalisme," ujarnya dalam sebuah ceramah yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @ngajigusbahaaa.

Video yang dikutip tersebut mengungkapkan nasihat Gus Baha mengenai bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah melalui pekerjaan. Menurut Gus Baha, Allah akan lebih menyukai seseorang yang mengerjakan pekerjaannya dengan sepenuh hati dan berusaha sebaik mungkin, tanpa mengabaikan kualitas.

Gus Baha menjelaskan bahwa dalam konteks ilmu agama, seorang yang dianggap alim atau berilmu tinggi haruslah mengikuti jejak para ulama sebelumnya. "Khasnya orang alim itu mengikuti orang alim sebelumnya," tambahnya, dengan memberikan contoh bagaimana dirinya sendiri belajar dari kitab-kitab ulama besar seperti Sayid Muhammad dan Mbah Maimoen.

Hal ini mengarah pada penekanan pentingnya melanjutkan warisan ilmu yang telah ditinggalkan oleh para ulama besar. Gus Baha menegaskan bahwa untuk menjadi seorang yang bermanfaat, seorang alim harus mengandalkan pemahaman yang didasarkan pada pendapat dan ajaran ulama terdahulu.

"Bukan berarti kemudian seorang alim berpendapat dengan pemikiran sendiri tanpa merujuk pada ajaran yang sudah ada," lanjut Gus Baha. Ia menegaskan bahwa peran seorang alim adalah menyampaikan pendapat Allah dan Rasul, bukan pendapat pribadi yang tidak memiliki dasar yang jelas.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jadilah Orang yang Profesional

Ilustrasi salat, muslim, ibadah.
Ilustrasi muslim beribadah. (Photo by Michael Burrows on Pexels)... Selengkapnya

Sebagai contoh, Gus Baha menyebutkan bagaimana pentingnya untuk merujuk pada kaulul ulama, yakni pendapat-pendapat para ulama yang sudah terbukti kebenarannya. "Kaulul ulama itu apa? Itu yang ada di kitab-kitab, seperti kitabnya Sayid Muhammad," ujar Gus Baha. Ia menjelaskan bahwa merujuk pada kitab-kitab tersebut adalah cara untuk memastikan bahwa pendapat yang disampaikan benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Seorang alim yang profesional, menurut Gus Baha, tidak akan membagikan pendapat pribadinya tanpa memperhatikan pandangan ulama terdahulu. "Profesional itu berarti tidak asal ngomong, tapi mengikuti langkah-langkah yang sudah dicontohkan oleh ulama-ulama terdahulu," ujarnya.

Gus Baha kemudian mengingatkan agar kita tidak tergoda untuk menyampaikan pendapat pribadi dalam hal agama, terutama jika tidak memiliki dasar yang kuat. Ia menyarankan agar kita belajar dari ulama yang terpercaya dan memahami dengan baik apa yang diajarkan.

Menjadi seorang alim, lanjut Gus Baha, bukanlah tentang kepintaran pribadi, tetapi tentang seberapa besar kita dapat mentransformasikan ilmu yang sudah diajarkan oleh para ulama terdahulu. "Saya ngaji di mana-mana pakai kitab orang yang dipercaya karena itu sudah menjadi cara untuk menjaga keaslian ajaran Islam," ujarnya.

Gus Baha juga menegaskan bahwa ulama sejati bukanlah mereka yang hanya tahu pendapat pribadi mereka, tetapi mereka yang bisa menyampaikan dengan tepat apa yang diajarkan oleh Allah dan Rasul. "Orang alim itu hanya orang yang tahu pendapat-pendapat ulama dulu," jelas Gus Baha.

Salah satu ciri khas orang alim, menurut Gus Baha, adalah kecintaannya terhadap sesama, termasuk terhadap habaib, ulama, dan orang-orang yang membutuhkan. "Orang alim itu juga harus mencintai ulama-ulama sebelumnya, mencintai habaib, dan mencintai fuqara serta masakin," katanya.

Gus Baha mengajak umat untuk lebih giat belajar dan tidak mudah terpengaruh oleh pendapat yang tidak jelas asal-usulnya. "Sebisa kita, kita lakukan untuk mencintai dan menghormati ulama-ulama terdahulu," tambahnya.

Belajar dari Ulama Terdahulu

Ilustrasi muslim membaca Al-Qur'an
Ilustrasi muslim membaca Al-Qur'an. (Photo Copyright by Freepik)... Selengkapnya

Menurut Gus Baha, belajar dari ulama yang terpercaya adalah cara untuk menjaga integritas dan kebenaran dalam menyampaikan ilmu. "Jangan dikatakan orang alim kalau hanya mengandalkan pendapat pribadi tanpa merujuk pada ulama-ulama terdahulu," ujarnya dengan tegas.

Gus Baha kemudian mengingatkan kita untuk selalu menjaga niat dalam menuntut ilmu. Niat yang ikhlas untuk mendapatkan ilmu demi mendekatkan diri kepada Allah adalah kunci utama. "Menjadi alim bukan untuk mencari pengakuan, tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah," tambahnya.

Ia juga mengingatkan bahwa ilmu yang didapatkan haruslah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. "Jangan hanya menjadi orang alim di atas kertas, tapi tunjukkan dalam tindakan," katanya, mengajak umat untuk menjalani kehidupan sesuai dengan ilmu yang telah dipelajari.

Salah satu cara untuk meraih kecintaan Allah, menurut Gus Baha, adalah dengan menjadikan setiap pekerjaan sebagai sarana untuk beribadah. "Pekerjaan yang kita lakukan dengan itqon, dengan profesionalisme, adalah bagian dari ibadah yang sangat disukai oleh Allah," ujarnya.

Gus Baha juga menekankan bahwa kesungguhan dalam bekerja tidak hanya berlaku dalam hal ilmu agama, tetapi juga dalam segala bidang kehidupan. "Tidak hanya dalam ilmu agama, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, profesionalisme adalah kunci untuk mendapatkan ridha Allah," jelasnya.

Di akhir ceramahnya, Gus Baha berharap umat Islam dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah disampaikan. Ia mengajak setiap orang untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, dengan mengikuti ajaran ulama yang telah terbukti kebenarannya. "Mari kita ikuti langkah-langkah ulama terdahulu dan jadikan pekerjaan kita sebagai ibadah," tutup Gus Baha.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya