Liputan6.com, Jakarta - Sedekah merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Bukan hanya sebagai ibadah, sedekah juga membawa banyak manfaat baik bagi pemberi maupun penerimanya.
Alah SWT memberikan jaminan bagi harta yang disedekahkan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Saba’ ayat 39:
Advertisement
مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Artinya: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya”.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun bersedekah dengan niat baik dan tulus, namun ada beberapa hal yang dapat menghilangkan atau mengurangi pahalanya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat merugikan pahala sedekah, agar amalan tidak sia-sia.
Saksikan Video Pilihan ini:
Hal-Hal yang Menghilangkan Pahala Sedekah
Dikutip dari dompetdhuafa.org, beberapa ayat Al-Quran secara terang menyebutkan bahwa ada hal-hal yang dapat membatalkan atau menghilangkan pahala sedekah. Ayat tersebut di antaranya adalah:
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 262)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 264)
Berdasarkan kedua ayat di atas, hal-hal yang dapat menghilangkan pahala sedekah diuraikan menjadi lima perkara berikut:
Advertisement
1. Al-Mann atau Mengungkit-ungkit
Al-Mann berasal dari bahasa Arab yang berarti membangkit-bangkitkan. Dalam bersedekah, apabila seseorang terus mengungkit dan menyebut-nyebut perbuatan sedekahnya di hadapan orang lain, maka pahalanya bisa menghilang sama sekali. Hal ini karena orang tersebut ingin orang lain mengetahui perbuatan sedekah yang dilakukannya.
2. Al-Adhâ atau Menyakiti
Al-Adhâ berarti menyakiti. Menyakiti hati orang yang diberi sedekah adalah hal yang tidak disenangi oleh Allah. Hal ini seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 262 dan 264. Untuk itu, apabila seseorang dengan sengaja menyakiti hati orang yang menerima sedekahnya dengan ucapan maupun perbuatan, maka sedekah yang diberikannya tidak bernilai pahala.
3. Riya atau Menyombongkan
Riya memiliki arti memperlihatkan. Perbuatan baik yang dengan sengaja diperlihatkan kepada banyak orang agar mereka mengetahuinya, tentu tidak selalu buruk. Ada beragam niat yang tersimpan di baliknya, seperti agar orang lain berbuat hal yang sama atau menyiarkan kebaikan. Namun, kata riya memiliki arti yang spesifik, yakni memperlihatkan perbuatan baik demi mendapat pujian dari orang lain.
4. Sum’ah atau Membesar-besarkan
Sum’ah berasal dari kata sami’a yang berarti mendengar. Secara istilah, kata sum’ah adalah berbuat amal dengan tujuan agar didengar oleh orang lain hingga sang pengamal mendapat pujian dan menjadi tenar. Selain itu, sum’ah juga bisa berarti menceritakan dan membesar-besarkan amalan yang pernah dilakukan kepada orang lain agar dirinya mendapat perhatian dan dianggap sebagai orang yang istimewa.
5. Ujub/Takabur atau Menunjukkan Kelebihan
Ujub atau takabur merupakan sikap menunjukkan kelebihan dan kehebatan yang ada pada diri seseorang. Hal ini dilakukan agar seseorang memperoleh pujian dari orang lain. Selain itu, ujub dan takabur juga dapat berarti orang yang menyombongkan kelebihan dan keunikan yang ada pada dirinya, menganggap dirinya paling hebat, tidak ada yang dapat menyaingi kehebatan dan kelebihannya, serta menganggap orang lain lebih rendah atau lebih hina kedudukannya.
Kelima hal di atas disebutkan oleh Allah sebagai perbuatan yang dapat membatalkan, merusak, atau menghilangkan amal sedekah. Siapa pun orang yang bersedekah dan menyertai sedekahnya dengan kelima hal di atas, maka ia tidak akan memperoleh sedikit pun pahala dari amalan sedekah itu.
Advertisement