Kilas Balik, Jejak Gus Dur dalam Perayaan Imlek

Sebagai tokoh yang sangat dihormati, Gus Dur meninggalkan warisan yang terus hidup dalam setiap perayaan Imlek di Indonesia. Warisan toleransi yang beliau tanamkan memberikan dampak positif dalam menciptakan perdamaian antarumat beragama.

oleh Putry Damayanty diperbarui 29 Jan 2025, 14:30 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2025, 14:30 WIB
Dua Putri Gus Dur Gagas Perubahan Lewat Gerakan Digital Nasional
Abdurahman Wahid/ Gus Dur. (Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Tahun Baru Imlek selalu identik dengan kemeriahan, kebersamaan, dan warisan budaya yang kaya dari masyarakat Tionghoa. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, Imlek menjadi momen spesial yang penuh dengan tradisi.

Namun, di balik perayaan tersebut, ada satu figur yang memberikan kontribusi besar dalam memperkuat semangat toleransi dan merayakan keberagaman budaya di Indonesia, yaitu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Gus Dur dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan pluralisme dan kerukunan antar umat beragama. Salah satu hal penting yang dilakukan beliau adalah mengubah kebijakan pemerintah terkait perayaan Imlek.

Sebelumnya, perayaan Imlek tidak diakui secara resmi oleh negara, bahkan sempat dilarang pada masa Orde Baru. Namun, kini masyarakat Tionghoa diakui dan mendapat kebebasan untuk merayakan Imlek tanpa rasa takut dan kekhawatiran akan pembatasan.

Keputusan Gus Dur untuk memberikan kebebasan terhadap perayaan Imlek tidak hanya memberikan ruang bagi masyarakat etnis Tionghoa untuk merayakan tradisi mereka, tetapi juga menjadi simbol penting bagi persatuan dan toleransi di Indonesia.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Diskriminasi Etnis Tionghoa pada Masa Orde Baru

Imlek 2025
Shio2025/unsplash/Rizki Oceano... Selengkapnya

Dikutip dari laman NU Online, perayaan Tahun Baru Imlek atau China di Indonesia tidak terlepas dari jejak dan peran besar Presiden Ke-4 Republik Indonesia (RI) KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Budaya Tionghoa termasuk perayaan Imlek, diterima sebagai bagian kemajemukan budaya Indonesia.

Dalam masa baktinya yang singkat, Gus Dur juga turut berjasa dalam menempatkan Konghucu sebagai salah satu agama resmi negara selain Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Buddha.

Sebelumnya pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, etnis Tionghoa dilarang melaksanakan tradisi dan adat istiadat mereka secara terbuka. Diskriminasi kepada etnis Tionghoa ini berlangsung selama era orde baru.

Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 tahun 1967, Presiden Soeharto menginstruksikan agar etnis Tionghoa merayakan festival keagamaan atau adat istiadat secara tertutup di lingkungan keluarga. Mereka tidak diperkenankan menjalan kegiatan peribadatan maupun tradisi terbuka di depan umum.

Peran Gus Dur dalam Perayaan Imlek di Tanah Air

Ilustrasi lampion Tahun Baru China, Imlek
Ilustrasi lampion Tahun Baru China, Imlek. (Photo by Henry & Co. on Unsplash)... Selengkapnya

Setelah 33 tahun lamanya warga Tionghoa melakukan aktivitas peribadatan dan tradisi secara tertutup, adalah Gus Dur, sosok yang mencabut pemberlakukan Inpres Nomor 14 Tahun 1997 tersebut.

Sebagai gantinya, Gus Dur kemudian menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina.

“Dengan ini penyelenggaraan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadat Cina dilaksanakan tanpa memerlukan izin khusus sebagaimana berlangsung selama ini,” demikian bunyi penggalan Keppres Nomor 6 Tahun 2000, dikutip dari laman jdih.setkab.go.id.

Keppres yang terbit pada 17 Januari 2000 itu membawa suka cita yang telah lama padam. Pada, 9 April 2001, tepat hari ini 21 tahun lalu, dengan Keppres Nomor 9 Tahun 2001, Gus Dur meresmikan Imlek sebagai hari libur bagi yang merayakan atau fakultatif.

Atas perannya, tidak berlebihan jika Gus Dur disemati gelar Bapak Tionghoa Indonesia. Penobatan tersebut berlangsung di Klenteng Tay Kek Sie pada 10 Maret 2004 silam. Dihadiri langsung oleh Gus Dur dengan mengenakan baju tradisional China cheongsam. Tahun Baru Imlek 2025 jatuh pada Rabu, 29 Januari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya