Liputan6.com, Jakarta - Cinta sering kali datang tanpa diduga, mengetuk hati seseorang dengan berbagai cara. Namun, bagaimana seharusnya seseorang menyikapi perasaan yang muncul agar tidak terjebak dalam cinta yang membutakan?
Dalam Islam, cinta harus disertai dengan kecerdasan, bukan sekadar perasaan yang meluap-luap tanpa pertimbangan.
Advertisement
Penceramah KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya, memberikan pandangan mengenai bagaimana menyikapi perasaan cinta dengan bijak. Ia menekankan bahwa hati tidak boleh terbuka begitu saja saat ada yang mengetuk, melainkan harus melibatkan akal.
Advertisement
"Jika ada yang mengetuk hatimu, jangan izinkan hatimu untuk membukanya, tapi biarkan akalmu yang membukanya," ujar Buya Yahya dalam ceramahnya yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @AistyaAsty.
Buya Yahya menjelaskan bahwa banyak orang terjebak dalam cinta buta karena membiarkan hatinya terbuka tanpa pertimbangan logika. Akibatnya, seseorang bisa dengan mudah tertipu oleh rayuan dan janji manis yang sebenarnya tidak memiliki dasar yang kuat.
Ada banyak kasus di mana seseorang merasa bahagia hanya karena terbiasa mendapatkan perhatian atau rayuan. Padahal, jika dipikirkan dengan jernih, cinta semacam itu bisa berujung pada kebodohan yang merugikan.
Menurut Buya Yahya, jatuh cinta yang tidak dilandasi kecerdasan bisa membuat seseorang kehilangan akal sehat. Banyak orang yang akhirnya terjerumus dalam hubungan yang tidak sehat karena tidak memahami prinsip dalam memilih pasangan hidup.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Letakkan Cinta pada Tempatnya, Perhatikan Agama dan Akhlaknya
Dalam Islam, cinta harus diletakkan pada tempatnya. Nabi Muhammad SAW telah memberikan panduan dalam memilih pasangan, yang tidak hanya didasarkan pada rupa atau harta, tetapi juga pada agama dan akhlak.
Seorang laki-laki yang mencari istri harus melihat kecerdasan dan akhlaknya. Setelah itu, barulah mempertimbangkan kecantikan dan aspek lainnya. Urutan ini menunjukkan bahwa agama dan akhlak harus menjadi prioritas utama dalam memilih pasangan hidup.
Jika seseorang hanya mengejar pasangan yang mapan secara finansial tanpa memperhatikan agamanya, maka hal itu bisa menjadi jebakan. Hubungan semacam ini berisiko karena tidak ada pegangan yang kuat dalam membangun rumah tangga yang sakinah.
Buya Yahya menegaskan bahwa seseorang yang tidak memiliki dasar agama yang kuat bisa saja menjadi pasangan yang tidak setia. Jika seseorang tidak memiliki rasa takut kepada Allah, maka tidak ada jaminan bahwa ia akan setia kepada pasangannya.
Al-Qur’an mengingatkan bahwa orang fasik, yaitu mereka yang tidak takut melakukan maksiat, bisa saja mengkhianati pasangannya kapan saja. Jika seseorang memilih pasangan yang tidak memahami agama, maka risiko untuk menghadapi pengkhianatan akan semakin besar.
Banyak perempuan yang akhirnya menderita karena memilih pasangan yang salah. Mereka tidak menyadari bahwa laki-laki yang tidak memiliki ketakwaan bisa saja berbuat semaunya tanpa rasa tanggung jawab.
Begitu pula dengan laki-laki yang memilih pasangan tanpa melihat agamanya. Perempuan yang tidak memiliki ketakwaan bisa saja tidak menjaga kehormatan dan melakukan hal-hal yang merugikan rumah tangga.
Advertisement
Jalani Cinta dengan Kecerdasan
Cinta dalam Islam bukan sekadar perasaan, tetapi juga tanggung jawab. Jika seseorang tidak bijak dalam mencintai, maka cinta yang seharusnya membawa kebahagiaan justru bisa berubah menjadi sumber penderitaan.
Buya Yahya mengingatkan bahwa cinta harus dijalani dengan kecerdasan. Jangan sampai seseorang menjadi lemah hanya karena sudah terlanjur jatuh cinta. Ketika cinta tidak didasarkan pada agama dan akal sehat, maka cinta itu bisa menjadi racun yang berbahaya.
Banyak orang yang akhirnya menyesal karena mencintai dengan membabi buta. Cinta yang sejati seharusnya membawa kebahagiaan, bukan penderitaan yang menyakitkan.
Jika seseorang mengalami cinta yang membutakan, maka ia harus segera mengembalikan semuanya kepada Allah. Hanya dengan mendekat kepada-Nya, seseorang bisa mendapatkan kejelasan dalam memilih pasangan yang tepat.
Buya Yahya mengajak umat Islam untuk tidak menjadi lemah dalam urusan cinta. Cinta memang indah, tetapi hanya jika dijalani dengan kecerdasan dan ketakwaan kepada Allah.
Ketika seseorang memahami bahwa cinta bukan sekadar perasaan, tetapi juga tanggung jawab, maka ia akan lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan. Dengan begitu, cinta yang dijalani bisa membawa keberkahan dalam kehidupan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul