Liputan6.com, Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an, LP3IA, Rembang, Jawa Tengah, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengisahkan bahwa dirinya pernah ditantang oleh seseorang yang berperdikat sebagai wali.
Saat mengisahkan hal ini, Gus Baha terlebih dahulu mengutarakan pilihannya seandainya beliau ditawari keramat atau tidak.
Advertisement
Rupanya, ulama kharismatik tanah air ini lebih memilih untuk tidak dianugerahi keramat oleh Allah SWT, jika keramatnya hanya untuk melihat tanda kekuasaannya Allah SWT.
Advertisement
Baca Juga
“Sungguh, andaikan malaikat Jibril mendatangi saya, mempersilakan memilih keramat atau tidak, kalau memang keramat untuk melilhat ayatnya Allah, saya memilih tidak,” tuturnya dikutip dari tayangan YouTube Short @NgajiHidup123, Sabtu (01/02/2025).
Simak Video Pilihan Ini:
Alasannya
Gus Baha mengutarakan alasannya saat dirinya menolak dianugerahi keramat karena rasa malu kepada Allah. Pasalnya, telah banyak kekuasaan Allah yang telah tampak, sehingga menurutnya tidak usah mencari kekuasaan Allah yang belum ditampakkan.
“Saya malu kepada Allah,” kata Gus Baha singkat.
“Segini banyaknya ayat Allah, kok masih kamu cari,” sambungnya.
Sebab hal demikian, Gus Baha mengaku percaya diri menghadapi orang yang berpredikat sebagai wali Allah. Sebab dirinya berkeyakinan lebih mulia dihadapan Allah SWT sebab keilmuwan-nya.
“Makanya saya dengan wali dikenal keramat datang ke saya, saya masih pede,” ujarnya.
“Pasti masih mulia saya di hadapan Allah, meskipun saya tidak keramat,” imbuhnya.
Advertisement
Pernah Ditantang Wali
Gus Baha melanjutkan dirinya pernah ditantang oleh seseorang yang memiliki derajat mulia yaitu wali yang mengaku mengetahui isi hati atau perasaannya.
“Saya pernah ditantang wali, saya tahu Gus perasaan Anda,” kisahnya.
Menanggapi pengakuan wali itu, Gus Baha tidak gentar apalagi takut. Beliau merespons enteng bahwa meskipun seseorang itu tahu isi hatinya namun tetap saja bukan Tuhan.
“Mau tahu atau tidak, tetap saja kamu bukan Allah,” katanya.
“Mau tahu atau tidak itu urusanmu," sambungnya.
Tak mau kalah, Gus Baha balik menantang wali ini untuk membuktikan siapa yang paling sakti. Mendengar tantangan Gus Baha ini wali ini tidak berani sebab mengetahui kealiman Gus Baha.
"Kemudian saya tantang, begini saja ukurannya, ayo kita saling menyumpahi, buktikan mana yang lebih sakti,” ujarnya.
“Wah saya tidak berani Gus, tetap lebih didengar ulama,” jawab seseorang ini.
“Lha iya kamu tidak berani,” katanya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul