Indonesia Minta Kuota Haji 160% ke Arab Saudi pada 2016

Kuota haji Indonesia harus ditambah, sebab selama 3 tahun mengalami pemotongan kuota sebesar 20 persen per tahun.

oleh Eko Huda Setyawan diperbarui 28 Sep 2013, 14:56 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2013, 14:56 WIB
menteri-agama-shurya-dharma-ali-130807c.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama meminta tambahan kuota haji kepada Kerajaan Arab Saudi pada tahun 2016, setelah selesainya renovasi Masjidil Haram. Kuota haji Indonesia harus ditambah, sebab selama 3 tahun mengalami pemotongan kuota sebesar 20 persen per tahun.

Menurut Menteri Agama Suryadharma Ali, dengan target penyelesaian renovasi Masjidil Haram pada 2015, jika diakumulasi selama 3 tahun itu, berarti Indonesia mengalami pemotongan kuota haji hingga 60 persen. Jika proses renovasi tersebut berjalan sesuai tepat waktu, maka kuota haji Indonesia akan normal kembali menjadi 100 persen pada 2016.

Suryadharma menambahkan, kalau diperhitungkan dari hasil renovasi yang dilakukan, daya tampung Masjidil Haram akan mengalami peningkatan tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Untuk thawaf saja, jumlah jamaah haji yang bisa ditampung mencapai 105 ribu orang per jam atau meningkat dari daya tampung sebelumnya, yakni 48 ribu orang per jam. "Jadi kenaikan lebih 100 persen. Kalau kita meminta tambahan, saya kira fasilitasnya memadai," kata Suryadharma di Medan, Sumatera Utara, Jumat malam (28/9/2013).

Oleh karena itu, lanjut Suryadharma, wajar jika Indonesia meminta Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi untuk mengganti pemotongan kuota tersebut menjadi 160 persen pada 2016. "Jadi, pada 2016 nanti kita meminta 160 persen atau 330 ribu jamaah. Lalu, pada 2017 kembali normal yakni 211 ribu jamaah," tambahnya.

Untuk merealisasikan permintaan tambahan kuota itu, Kementerian Agama terus melakukan dialog dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Meski pemerintah Arab Saudi belum setuju, dialog itu akan terus dilakukan agar daftar tunggu haji Indonesia dapat dikurangi. "Mereka masih menyatakan insya Allah, kita harus tetap berusaha, peluang masih ada," ujar Suryadharma. (Ant/Eks)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya