Anomali Cuaca pada Juni, Waspada Banjir Bandang Seperti yang Seret Pemancing di Purbalingga

Terkait anomali cuaca ini, BPBD Cilacap, Jawa Tengah meminta masyarakat yang beraktivitas outdoor, terutama di sekitar sungai dan perairan lainnya tetap waspada

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jun 2022, 07:45 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2022, 22:00 WIB
Foto diduga awan cumulonimbus, awan yang bisa memicu hujan lebat disertai puting beliung. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).
Foto diduga awan cumulonimbus, awan yang bisa memicu hujan lebat disertai puting beliung. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).

Liputan6.com, Cilacap - Lazimnya, pada Juni sebagian wilayah Indonesia sudah musim kemarau. Namun, anomali cuaca terjadi tahun 2022 ini sehingga hujan intensitas sedang hingga deras masih kerap terjadi.

Sudah menjadi kebiasaan pula, pada musim kemarau masyarakat dan pelajar melakukan kegiatan outdoor. Naik gunung, susur sungai. Harapannya, cuaca tak mengganggu dan dinilai lebih aman.

Terkait anomali cuaca ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah meminta masyarakat yang beraktivitas outdoor, terutama di sekitar sungai dan perairan lainnya tetap waspada.

Pasalnya, hujan deras dan bersifat spot-spot kerap terjadi, meski seringkali berdurasi singkat.

Hujan lebat ini bisa memicu banjir bandang dan membahayakan warga yang beraktivitas di sungai, seperti nelayan, pemancing, penambang pasir dan aktivitas lainnya.

“Anomali cuaca seperti ini, masyarakat yang berkegiatan (di sungai) itu kan harus memperhatikan cuaca. Ya misalnya, akan kegiatan mancing, di laut, muara, atau di hilir itu harus mewaspadai cuaca,” kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Cilacap, Gatot Arif Widodo, Jumat (3/6/2022).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Waspada Hujan di Kawasan Hulu

Pencarian dua pemancing yang hilang terseret 2 pemancing di Sungai Kacangan, Purbalingga, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Basarnas)
Pencarian dua pemancing yang hilang terseret 2 pemancing di Sungai Kacangan, Purbalingga, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Basarnas)

Dia mengimbau agar masyarakat yang beraktivitas di kawasan sungai, baik hulu maupun muara memperhatikan cuaca. Sebab, cuaca di kawasan hilir bisa saja berbeda dari kawasan hulu yang berjarak puluhan kilometer.

“Tapi kadang-kadang masyarakat tidak memperhatikan itu. Mereka hanya melihat ini terang, panas, kemudian mancing, nyaman. Nah, pada awalnya mereka tidak tahu, ternyata di hulu itu hujan lebat. Yang menjadi ancaman-ancaman seperti ini,” dia mengungkapkan.

Gatot juga meminta agar masyarakat yang tinggal di kawasan zona merah bencana untuk mewaspadai potensi bencana alam yang disebabkan anomali cuaca ini. Sebab, hujan deras masih kerap terjadi dan bisa memicu longsor maupun banjir.

“Tidak ada laporan kebencanaan. Tapi masyarakat harus waspada karena hujan deras tiba-tiba bisa mengakibatkan longsor banjir,” ucap dia.

Diketahui, banjir bandang menyeret tiga pemancing di Purbalingga pada awal Juni 2022 ini. Mereka yang tengah memancing di pelataran sungai tak sadar ketika banjir bandang menerjang karena gelap.

Dari tiga pemancing, satu orang selamat namun dua lainnya hilang. Laporan Basarnas, saat ini satu korban sudah ditemukan dalam keadaan meninggal, satu lainnya masih dalam pencarian.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya