Mengenal Tangan Kanan Pangeran Diponegoro, Anak Muda yang Jadi Panglima Perang

Pangeran Diponegoro memiliki panglima perang yang menjadi andalannya saat di medan perang.

oleh Tifani diperbarui 06 Jun 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2022, 18:00 WIB
Pangeran Diponegoro
Foto ilustrasi dan lukisan tentang Pangeran Diponegoro (Foto koleksi Peter Carey)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pangeran Diponegoro memimpin perlawanan terhadap Belanda dalam perang Jawa yang berlangsung hingga lima tahun lamanya. Pangeran Diponegoro memiliki panglima perang yang menjadi andalannya saat di medan perang.

Salah satu panglima perang Pangeran Diponegoro adalah seorang anak muda bernama Sentot Alibasyah Abdulmustopo Prawirodirjo.  Sentot dipercaya memimpin ratusan pasukan Pangeran Diponegoro.

Dikutip dari berbagai sumber, Sentot Prawirodirjo merupakan putra Raden Ronggo Prawirodirjo III dari salah seorang selirnya. Ia bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro saat masih berumur 17 tahun.

Sosok Sentot berhasil menorehkan nama harum berkat keberanian dan kecerdikannya di medan pertepuran. Sentot digambarkan seorang pemuda yang pintar dan berapi-api dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan Pangeran Diponegoro.

Tak heran, jika di usiannya yang masih belia, ia berhasil menduduki jabatan sebagai panglima tempur yang ahli strategi. Di bawah komando Sentot ini lah, pasukan Pangeran Diponegoro berhasil memenangkan beberapa pertempuran.

Salah satunya, pertempuran melawan pasukan gerak cepat ke-8 di bawah pimpinan Mayor H.F Buschkens di Kroya, pada Oktober tahun 1828. Pada Desember tahun 1828, Sentot menghadap Pangeran Diponegoro, ia meminta diberi kuasa untuk memimpin seluruh pasukan Pangeran Diponegoro.

Bukan hanya itu, Sentot juga meminta izin untuk menarik pajak langsung dari rakyat. Hal ini akhirnya menganggu ketenangan batin Pangeran Diponegoro.

Sebab, Pangeran Diponegoro sebagai ratu adil harus menjamin kebijakan pajak yang ringan. Pangeran Diponegoro takut jangan-jangan rakyat kebanyakan bakal ditindas jika Sentot yang terkenal suka hidup boros itu diizinkan memegang dalam satu tangan tanggung jawab militer dan pemerintahan.

Pangeran Diponegoro lalu meminta pendapat para komandan yang lain, juga bertanya pada pamannya, Pangeran Ngabehi. Akhirnya jatuh lah putusan untuk tidak memberikan izin kepada Sentot untuk memimpin seluruh pasukan perang Pangeran Diponegoro, dan meminta pajak langsung dari rakyat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya