Liputan6.com, Cilacap - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, melakukan asesmen terhadap bencana banjir dan longsor yang terjadi di sejumlah desa akibat hujan lebat pada Minggu (26/6) siang hingga malam hari.
"Berdasarkan pendataan sementara yang kami lakukan, bencana banjir terjadi di sembilan desa, sedangkan tanah longsor di dua desa," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Wijonardi di Cilacap, Senin.
Dalam hal ini, kata dia, bencana banjir terjadi di Desa Citepus dan Prapagan (Kecamatan Jeruklegi), Desa Cisuru, Cipari, dan Ciserang (Cipari), Desa Tinggarjaya, Sidareja, dan Gunungreja (Sidareja), serta Desa Cikedondong (Bantarsari).
Advertisement
Sementara bencana tanah longsor terjadi di Dusun Binangun RT 02 RW 03, Desa Tayem, Kecamatan Karangpucung, serta Dusun Cikondang RT 01 RW 01 dan RT 02 RW 01, Desa Panimbang, Kecamatan Cimanggu.
Baca Juga
"Khusus bencana banjir, kami masih melakukan pendataan lebih lanjut," katanya, dikutip Antara.
Terkait dengan bencana tanah longsor Kecamatan Karangpucung, Wijonardi mengatakan peristiwa itu mengakibatkan ruas jalan lingkungan tertutup material longsoran sepanjang 15 meter dengan ketebalan 3 meter, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Bencana tanah longsor tersebut mengancam empat rumah warga Dusun Binangun RT 02 RW 03, Desa Tayem, Kecamatan Karangpucung, yakni rumah milik Khaerudin, Karsono, Suhnanto, dan Arsono.
Menurut dia, bencana tanah longsor di Dusun Cikondang RT 01 RW 01, Desa Panimbang, Kecamatan Cimanggu, Cilacap, mengakibatkan kerusakan pada bagian dapur rumah milik Jaidin karena tertimpa longsoran dari tebing setinggi 30 meter.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pengungsian di Kalijeruk dan Sidareja
Sementara di Dusun Cikondang RT 02 RW 01, material longsoran menimpa bagian belakang rumah milik Ruswanto hingga mengalami kerusakan.
"Bahkan, Bu Watinem (67) mengalami luka ringan berupa memar pada bagian kaki, paha, dan pipi karena sempat tertimbun tanah longsor setinggi dada korban," katanya.
Terkait dengan masih adanya potensi hujan lebat, dia mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dan waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.
"Status siaga darurat, selalu diaktifkan selama masa hidrometrologi, apakah akan ada penetapan kedaruratan parsial per kejadian wilayah atau komunal. Kami perlu kaji cepat, Tim Reaksi Cepat sudah turun sejak awal kejadian, dan sampai saat ini kami terus kumpulkan data," kata Wijonardi.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Gatot Arif Widodo mengatakan, dari delapan desa, banjir terparah terjadi di tiga desa, yakni Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten, Rawajaya, Kecamatan Bantarsari, dan Sidareja, Kecamatan Sidareja.
“Yang terparah, itu Desa Kalijeruk, sampai adanya pengungsian.Tapi kalau pengungsian jumlahnya belum masuk lagi. Ini ada yang masuk lagi, Desa Sidareja, Mas,” kata Gatot.
Dia menjelaskan, pada Senin sore, dilaporkan sebanyak 35 jiwa di Dusun Cibenon, Desa Sidareja, Kecamatan Sidareja mengungsi di aula Markas Koramil. Sementara, di Desa Kalijeruk, dilaporkan terdapat warga mengungsi namun jumlahnya belum pasti.
Hari ini, BPBD masih melakukan assesment sekaligus penanganan tanggap darurat banjir. BPBD dan instansi terkait lainnya juga menyuplai kebutuhan logistik di pengungsian.
Tim Rembulan
Advertisement