Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta ikut ambil bagian dalam Indonesia Festival Frankfurt (IFF) yang digelar di Saalbau Titus Forum Frankfurt Jerman pada 16 sampai 18 September 2022. Mengusung tema The Colour Of Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memamerkan seni budaya, potensi pariwisata, bisnis, perdagangan, dan kerja sama investasi.
Indonesia Festival Frankfurt (IFF) merupakan salah satu festival terkemuka di Jerman. IFF menjadi salah satu katalis bagi berbagai event serupa di Jerman, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia, terutama di bidang perdagangan, pariwisata, seni budaya, hingga peluang investasi.
Pada IFF ini, Yogyakarta turut serta dalam hampir seluruh rangkaian kegiatan, diantaranya pameran, pagelaran seni budaya, business and investment forum, tourism forum, hingga menginisiasi pelaksanaan cultural forum.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal DIY Agus Priono, objek investasi yang menjadi fokus utama dalam pemaparan kali ini adalah airport cargo village, Bokoharjo tourism project, dan TPA Piyungan project. Selain itu, dalam forum bisnis dan investasi ini juga disampaikan potensi-potensi perdagangan dari berbagai produk-produk premium berkualitas ekspor yang dimiliki oleh DIY.
Melalui ajang pameran produk IFF, Yogyakarta mencatatkan transaksi retail atau langsung senilai 4.380 Euro atau Rp 65 juta. Sementara potensi perdagangan dan investasi dari IFF tercatat sebesar 800.000 Euro atau setara Rp 12 miliar yang diantaranya berasal dari wood pellet (serbuk kayu) sebagai bahan alternatif untuk mengatasi krisis energi yang sedang dihadapi para pengusaha Jerman.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menyampaikan bahwa keikutsertaan DIY dalam IFF ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang menurun drastis di masa pandemi lalu.
“Serta memberikan update terkini mengenai potensi pariwisata di DIY,” ujarnya, dalam siaran pers.
Dalam tourism forum juga dibahas mengenai tantangan-tantangan yang ada untuk menjadikan Indonesia atau Yogyakarta sebagai tujuan pariwisata. Salah satunya, tingginya biaya perjalanan Jerman-Indonesia. Selain tourism forum dan pameran, Dinas Pariwisata juga melakukan diskusi informal dengan para diaspora yang dapat menjadi agen-agen promosi bagi pariwisata DIY.