Alasan Wali Kota Surabaya Bubarkan Tunjungan Fashion Week

Menurut dia, program serupa bisa dilakukan, misalnya ketika kegiatan car free day (CFD) atau hari bebas kendaraan yang dilakukan di Surabaya

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2022, 18:00 WIB
Alasan Wali Kota Surabaya Bubarkan Tunjungan Fashion Week
Eri Cahyadi memimpin rombongan ke Tunjungan Romansa. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Gelaran fashion street seperti Citayam Fashion Week menjadi magnet para milenial untuk menunjukkan kreatifitasnya di daerah seperti Surabaya Jawa Timur. Akhir pekan lalu, para milenial Surabaya menggelar kegiatan serupa Citayam bernama Tunjungan Fashion Week.

Namun, kegiatan tersebut terpaksa dihentikan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Wali Kota Surabaya Eri Cahaydi menyatakan, penghentian dilakukan demi kenyamanan pengguna jalan dan agar tidak menimbulkan kemacetan.

"Kemarin kami hentikan kegiatan itu, bukan soal tidak pro-kreasi atau pro-kreasi khas anak muda. Tapi ini soal kebaikan bersama, kenyamanan pengguna jalan, dan aktivitas yang tidak menimbulkan kemacetan," kata Eri Cahyadi melalui akun medsos Instagram @ericahyadi yang sudah terkonfirmasi di Surabaya, Senin (25/7/2022).

Menurut dia, program serupa bisa dilakukan, misalnya ketika kegiatan car free day (CFD) atau hari bebas kendaraan, sebagai unjuk kreasi fesyen anak-anak muda Surabaya.

Selain itu juga bisa digelar di Balai Pemuda dan berbagai ruang terbuka hijau, dengan tetap jaga kebersihan dan tidak merusak taman. Atau juga di pedestrian dengan konsep terjadwal dan berizin supaya bisa diatur agar tidak mengurangi kenyamanan masyarakat luas.

Sehingga, lanjut dia, kreasi semacam ini tidak menimbulkan kemacetan karena memang dilakukan saat CFD dan di ruang-ruang publik nonjalan raya.

"Soal konsep outfitnya, silakan berkreasi. Namun, harus tetap menginspirasi, ojok pating pecotot dan sing gak karu-karuan (bajunya jangan yang ketat dan terbuka), juga harus mencerminkan karakter khas arek Suroboyo," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Tunjungan Romansa

Eri mengatakan, di Jalan Tunjungan sendiri, sejak November 2021 sudah diluncurkan konsep "Tunjungan Romansa" sebagai ruang kreasi seni, budaya, dan ekonomi kreatif. Musik, fashion, kuliner, dan beragam kreasi melebur di Tunjungan Romansa.

Sebagian dikonsep di area pedestrian, namun teratur dan tidak mengganggu pengguna jalan. Soal fashion, kata dia, Pemkot Surabaya juga telah memfasilitasi berbagai pergelarannya, termasuk dengan menampilkan brand- brand lokal dan UMKM secara rutin, lewat Surabaya Fashion Week dan banyak lagi.

Pelatihan desain fashion juga dilakukan agar tumbuh desainer-desainer fashion andal dari Surabaya. "Bahkan kami sedang siapkan workshop penulisan fashion agar geliat fashion di Surabaya bisa tersebar luas dan menginspirasi lewat model komunikasi yang baik," kata dia.

Satpol PP Surabaya sebelumnya membubarkan peragaan busana di Jalan Tunjungan bertema "Tunjungan Fashion Week" yang meniru seperti Citayam Fashion Week di Jakarta pada Minggu (24/7). Langkah tersebut dilakukan karena mereka dinilai mengganggu arus lalu lintas.

Terdapat dua titik di Jalan Tunjungan yang dijadikan sebagai ajang peragaan busana yakni zebra cross depan sebuah bank swasta Jalan Tunjungan dan zebra cross depan Gang Ketandan hingga Jalan Genteng.

Saat akan memamerkan busana, tombol pelican crosing pada lampu lalu lintas ditekan untuk menghentikan kendaraan. Baru kemudian para model berjalan di zebra cross.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya