Liputan6.com, Purwokerto Fenomena mencuatnya batu akik membuat pelaku bisnis dan perajin batu akik di Kota Purwokerto menggelar sebuah pameran. Acara itu diikuti puluhan perajin batu mulia dan akik dari sejumlah daerah.
Edo Damar Aji, Ketua panitia pameran mengatakan, ada ratusan jenis batu akik dan batu mulia yang dipamerkan dalam pameran tersebut. Menurutnya, meski untuk pertama kalinya diadakan di Purwokerto, pameran tersebut diikuti lebih dari 70 perajin dan pedagang batu akik dan batu mulia.
"Antusiasmenya sangat bagus, terlihat dari banyaknya peserta yang pada pembukaan sudah diikuti 74 stand. Selain pengrajin dari wilayah Banyumas juga peserta dari Jakarta, Tangerang, Semarang dan Aceh," kata Edo, Kamis (8/1/2014).
Ketua Brajamusti Gemstone, Setiabudi mengatakan, setelah agenda pameran ini akan dilaksanakan ekspedisi Brajamusti yang akan memetakan potensi bebatuan di Banyumas. Sebab, dilihat dari topografinya, Banyumas hampir sama dengan daerah lain seperti Purbalingga dan Pemalang yang berhulu pada Gunung Slamet. "Ekspedisi ini dilakukan untuk memetakan potensi bebatuan dengan menggandeng geologis dari UGM dan para pakar batu akik dan batu mulia," ujarnya.
Dengan hasil ekspedisi itu, nantinya bisa menjadi rekomendasi untuk memberdayakan masyarakat. Sehingga, seperti daerah lainnya, perekonomian masyarakat bisa terangkat dengan menekuni kerajinan batu akik dan batu mulia.
Noerhayat, peserta pameran yang spesialis menjual dan memamerkan batu dari Sungai Klawing Purbalingga mengatakan, dalam pameran itu dia membawa berbagai jenis batu Klawing.
"Kali ini saya bawa Batu Klawing yang sudah dipoles menjadi liontin dengan motif gambar Yesus. Batu itu dipercaya sudah berusia setidaknya enam juta tahun. Ini ditawar hingga Rp 35 juta," ujar dia.
Peserta pameran dari Jakarta, Sunarti menilai, ajang itu sangat bagus. Dia yang sudah berpameran hingga Makassar, Singapura dan Malaysia itu berharap, pameran itu bisa dilaksanakan secara rutin.
Idhad Zakaria
Energi & Tambang