Benarkah Traveling Hanya Menumbuhkan Sifat Hedonis?

Traveling yang mendatangkan kegembiraan kerap dihubung-hubungkan dengan gaya hidup hedonisme.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 13 Apr 2016, 15:02 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2016, 15:02 WIB
Traveling
Traveling yang mendatangkan kegembiraan kerap dihubung-hubungkan dengan gaya hidup hedonisme.

Liputan6.com, Jakarta Hedonisme bukan kata asing lagi di Indonesia, berasal dari bahasa Yunani “hedone”, kata ini dalam KBBI diartikan sebagai pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan utama dalam hidup. Saking berlebihan dalam kesenangan, tak jarang kesenangan itu sendiri justru mendatangkan kesedihan. Belakangan ini hedonisme dihubung-hubungkan dengan kegiatan traveling, hingga banyak orang menganggap, traveling hanya menumbuhkan sikap hedonisme.

Benarkah traveling hanya menumbuhkan sikap hedonisme? Bening Rara, Co-Founder GoArchipelago, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (13/4/2016) mengatakan, “Berdasarkan pengalaman aku, tidak selamanya traveling berhubungan dengan hedonisme, masih banyak anak-anak muda yang traveling karena ingin belajar budaya, sejarah, untuk lebih kenal sama Indonesia. Iya memang ada harga yang harus dibayar untuk traveling, tapi pengalaman yang didapat juga bisa lebih memperkaya si traveler itu sendiri.”

Hal serupa juga diungkapkan Nila Tanzil, Pendiri Taman Bacaan Pelangi, suatu organisasi nirlaba yang fokus mendirikan perpustakaan di daerah terpencil di Indonesia. Bagi dirinya, hedonis atau tidak saat traveling tergantung pada individu masing-masing. Namun dirinya menjelaskan ada perbedaan yang sangat kentara pada keduanya.

“Traveling hedonis hanya untuk kesenangan diri sendiri, yang gak mau ribet, gak mau capek, yang segalanya serba gampang. Tapi ada juga orang yang mau traveling sambil ingin membantu saudaranya, ingin berbagi dengan orang lain,” ungkap Nila Tanzil.

Traveling memang tidak selalu berhubungan dengan gaya hidup hedonisme. Beberapa istilah seperti Ecotourism, Cultural Tourism, dan Voluntourism menyadarkan banyak orang, bahwa ada hal yang lebih penting dari kegiatan traveling selain kesenangan semu itu sendiri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya