Festival Arakan Pengantin Akan Meriahkan Hari Jadi Kota Pontianak

Menyambut hari jadi ke-245 Kota Pontianak, Disbudpar akan menggelar beragam acara menarik.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 06 Okt 2016, 19:30 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2016, 19:30 WIB
Festival Arakan Pengantin
Foto: Disbudpar Kota Pontianak

Liputan6.com, Pontianak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak tengah melakukan berbagai persiapan untuk menggelar Festival Arakan Pengantin. Festival budaya yang rencananya akan digelar Minggu 9 Oktober 2016 ini merupakan acara utama untuk menyambut hari jadi ke-245 Kota Pontianak. 

Menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Kamis (6/10/2016), Hilfira Hamid, Kepala Disbudpar Kota Pontianak mengatakan, Festival Arakan Pengantin siap dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB, mengambil start di Museum Negeri, arak-arakan pengantin akan berakhir di Masjid Raya Mujahidin. 

Untuk jumlah peserta, Hilfira Hamid mengatakan, gelaran ini akan diikuti delapan kelompok yang berasal dari enam kecamatan se-Kota Pontianak, BUMD, dan Sanggar Serumpun. Selain itu, ada 18 pasangan calon pengantin dari enam kecamatan yang akan mengikuti nikah massal.

Hilfira Hamid mengakui, untuk memeriahkan acara ini, pihaknya telah mengundang beberapa daerah serumpun dari provinsi-provinsi lainnya, namun mereka tidak bisa mengikuti kegiatan ini lantaran keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah masing-masing. Meski demikian, beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, telah memberikan konfirmasi untuk hadir sebagai tamu undangan.

Digelarnya Festival Arakan Pengantin merupakan upaya pelestarian adat istiadat yang menjadi tradisi dalam pernikahan, khususnya pengantin Melayu Pontianak di tengah modernisasi. Sejatinya, arak-arakan pengantin itu adalah mengantar mempelai pria menuju ke rumah mempelai perempuan.

"Karena ini bentuknya festival, sehingga kita ikut sertakan mempelai perempuannya dalam arakan pengantin supaya lebih menarik," ujar Hilfira Hamid.

Dalam arak-arakan ini juga menyertakan kedua mempelai pengantin, orang tua dari kedua belah mempelai, pengiring-pengiringnya dilengkapi dengan barang-barang hantaran serta diiringi alunan musik berupa tar maupun tanjidor.

Adapun pengantin laki-laki mengenakan pakaian Teluk Belanga, sedangkan perempuannya mengenakan baju kurung. Pengiring-pengiring yang mengantar calon pengantin membawa berbagai perlengkapan dalam prosesi pernikahan adat melayu.

Barang-barang hantaran isinya antara lain jebah berisi sirih, pinang, kapur, tembakau, gambir, dan bunga rampai. Selain itu, juga ada uang asap, perhiasan emas, pakaian, alat-alat dan bahan kecantikan, seperangkat perlengkapan tidur seperti selimut, seprei dan lainnya, seperangkat alat dan perlengkapan mandi, serta barang-barang kelontong serta seperangkat alat shalat.

Tak ketinggalan, dari berbagai barang hantaran tadi, juga dihiasi dengan Pokok Telok, yaitu menyerupai pohon kecil dengan tangkai-tangkai yang masing-masing terdapat telur dan hiasan berwarna-warni. Ada juga Pokok Manggar, yang tangkainya terbuat dari lidi dilapisi kertas warna-warni dan ditancapkan pada bagian batang pisang atau buah nanas yang sudah ditusuk tongkat kayu untuk ditancapkan di halaman rumah mempelai wanita.

Hilfira Hamid berharap, festival yang digelar rutin setiap tahun dalam memperingati hari jadi Kota Pontianak ini bisa menjadi daya tarik wisata dan mampu memikat minat wisatawan untuk melihat langsung bagaimana adat istiadat prosesi pernikahan dalam budaya Melayu Pontianak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya