Tips Mengurus Keuangan Bagi Ibu Rumah Tangga

Simak trik mengurus keuangan bagi ibu rumah tangga.

oleh Nabila Mecadinisa diperbarui 05 Jun 2017, 20:36 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2017, 20:36 WIB
Tips Mengurus Keuangan Bagi Ibu Rumah Tangga
Simak trik mengurus keuangan bagi ibu rumah tangga.

Liputan6.com, Jakarta Menjadi ibu rumah tangga sama mulianya dengan wanita karier. Masing-masing punya persoalan tersendiri sebagai pendamping suami dalam keluarga.
Ibu rumah tangga, misalnya, harus total mengurusi segala keperluan dalam keluarga. Namun bukan berarti bisa menghabiskan gaji suami dengan mudah lho!

Justru ibu rumah tangga bisa membantu suami menekan pengeluaran keluarga. Karena itu, seorang ibu wajib paham sejumlah hal yang berkaitan dengan urusan finansial tersebut.
Yuk, kita bedah bersama-sama tips untuk para ibu rumah tangga dalam mengurus keuangan seperti dikutip dari DuitPintar.com.

1. Cash flow rumah tangga
Cash flow dalam rumah tangga sangat penting demi kokohnya fondasi keuangan. Yang dimaksud dengan cash flow adalah arus pemasukan dan pengeluaran. Setidaknya cash flow tiap bulan harus dijaga. Caranya, pos pengeluaran dirinci dengan tepat. Misalnya:
- Makan sehari x jumlah anggota keluarga x 1 bulan
- Listrik
- Air
- Telepon
- Internet
- Transportasi
- Kartu kredit

2. Segala macam yang dinamakan “pajak”
Pajak memang masih menjadi beban bagi kebanyakan orang. Tapi negara tidak bisa jalan tanpa pajak. Sebagai ibu rumah tangga, wajib mencermati persoalan pajak ini.
Paling tidak ada pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pajak penghasilan (PPh) yang masuk hitungan. PBB dibayar per tahun. Bila telat bayar, bisa kena denda hingga 2 persen per bulan. Daripada rugi bayar denda, lebih baik repot sedikit dengan memasukkan jadwal bayar PBB ke agenda rutin.
Soal PPh, lebih baik nomor pokok wajib pajak (NPWP) disatukan dengan suami. Walau tak bekerja, kita tetap harus punya NPWP. Dengan penggabungan NPWP, beban pajak bisa lebih berkurang. Nantinya suami yang akan mengurus laporan per tahun. Tugas kita adalah mengingatkannya.

3. Asuransi
Asuransi untuk keluarga jelas sangat penting. Tapi harus dipertimbangkan, kira-kira mana yang betul-betul dibutuhkan.
Bila kantor suami sudah memberikan asuransi kesehatan yang terbilang cukup, tak perlu menambah lagi. Toh, ada BPJS Kesehatan yang fungsinya bisa digabungkan dengan asuransi kantor. Mungkin hanya perlu menambah asuransi jiwa untuk suami selaku kepala keluarga.
Lihat juga, apakah anak perlu asuransi pendidikan. Teliti fasilitas yang ditawarkan, juga syarat dan ketentuan pencairan klaim. Banyak yang asal tanda tangan polis asuransi. Begitu ada masalah di kemudian hari, baru menyesal.
Hitung juga semua biaya premi dan bandingkan tawaran satu perusahaan asuransi dengan perusahaan lain. Bila sudah mendapatkan pilihan, jangan lupa bayar premi tepat waktu agar fasilitas asuransi tidak hangus.

4. Strategi investasi
Pahami jenis-jenis investasi dan mana yang paling tepat untuk kebutuhan tertentu. Untuk biaya pendidikan anak, misalnya, apakah perlu pakai reksa dana campuran atau saham untuk investasi jangka panjang.
Bila berencana renovasi rumah dalam waktu dekat, uang di tabungan bisa dipindahkan ke deposito atau reksa dana pendapatan tetap. Setelah periode kontrak investasi itu berakhir, dana hasil investasi bisa langsung digunakan untuk renovasi tanpa perlu utang sana-sini.

5. Dana pensiun
Kelak ketika suami sudah purnakarya, kehidupan pasti berbeda. Anak sudah dewasa, kita pun hidup hanya berdua. Artinya, kebutuhan hidup harus dipastikan terpenuhi saat tak ada lagi asupan gaji.

Hitung berapa kebutuhan dana pensiun nanti untuk menentukan alokasi tabungan pensiun. Meski sudah ada program dana pensiun dari pemerintah atau perusahaan, kita tetap mesti mencermati kebutuhan ini. Sebab, kebutuhan tiap orang berbeda. Siapa tahu dana pensiun dari pihak luar ternyata tidak mencukupi. Setelah tahu berapa kebutuhan dana pensiun, bisa mulai menabung tiap bulan hingga target terpenuhi. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya