Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, membuka secara resmi "The 19th Teochew International Convention", di ICE BSD, Tangerang, Banten, Sabtu (7/10/2017) pagi. Di kesempatan itu, Luhut mengajak lebih dari 3.000 peserta konvensi yang merupakan pengusah Perkumpulan Teochew dari 29 negara ini untuk berinvestasi di Indonesia.
Jika pada Jumat (6/10/2017) malam Menteri Pariwisata, Arief Yahya, memperkenalkan 10 Bali Baru, maka pada hari berikutnya, Luhut memaparkan lebih rinci.
"Saya sampaikan bahwa kita sangat terbuka untuk investasi. Bahwa Indonesia negara yang aman untuk investasi dan memiliki return yang bagus. Investasi di Indonesia, di pariwisata, pasti bikin untung," ujar Luhut.
Advertisement
Ia meyakinkan bahwa pariwisata Indonesia adalah masa depan Indonesia. Karena itu, berinvestasi di sektor pariwisata akan sangat berprospek. “Tunggu apa lagi? Pariwisata kita sedang bergairah,” ucap Luhut.
Orang Teochew merupakan salah satu kelompok Tionghoa yang banyak merantau dari Tiongkok ke berbagai negara. Konvensi dua tahunan ini pun selalu dinantikan oleh mereka yang pada umumnya adalah pengusaha untuk mencari peluang investasi baru dan memperluas jaringan.
Luhut mengatakan, sebagai negara kepualauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau. Indonesia memiliki berbagai macam suku, agama, tetapi berdiri tegak dibawah naungan Indonesia.
"Kehadiran Anda sekalian dari 29 negara merupakan satu kehormatan bagi kami di sini. Anda akan melihat keberagaman di Indonesia," kata dia.
Indonesia, dikatakannya, memliki pertumbuhan ekonomi lebih dari lima persen, dan tahun ini diperkirakan bisa meningkat hingga 5,4 persen. Saat ini, posisi Investment Grade Indonesia berada di nomor tiga rating internasional. Ini pertama kalinya terjadi setelah terakhir melakukan investment grade pada 1993.
GDP Indonesia saat ini berkisar 1 triliun dolar AS dan Indonesia merupakan anggota G20. Prediksi World Economic Forum (WEF) dan beberapa institusi lainnya, Indonesia akan menjadi negara nomor 5 atau 4 besar dunia pada 2030.
"Penduduk kami juga sangat besar hampir 260 juta orang dan kami memiliki bonus demografi yang sangat baik, yang tentunya harus ditunjang dengan tingkat pendidikan. Dan Presiden Joko Widodo memiliki program untuk pembangunan infrastruktur lebih baik, sehingga Indonesia akan menjadi negara yang lebih efisien dalam lima tahun ke depan," ujar Luhut.
Ia mengatakan, pemerintah Indonesia telah membuat investasi di Indonesia lebih mudah dengan menyederhanakan peraturan-peraturan, sehingga investor bisa lebih mudah dan nyaman berinvestasi di Indonesia.
Luhut tidak menampik jika masih ada beberapa hambatan. Namun, pemerintah, dikatakannya, sangat transparan dan fokus, sehingga berbagai masalah itu bisa cepat diselesaikan.
"Karena itu, kami sangat welcome untuk Anda datang ke Indonesia melakukan investasi di negara kami yang indah ini," ucapnya.
Luhut mengatakan, Indonesia membutuhkan 323 Miliar dolar AS untuk berbagai proyek infrastruktur, di mana sumber dana banyak didapat dari APBN. Namun, secara perlahan tapi pasti, investasi dari luar negeri juga masuk dengan baik.
"Maka di kesempatan yang baik ini saya imbau kepada Anda sekalian yang punya bisnis dalam infrastuktrur, powerplan, sea port, toll road, airport, juga pariwisata, kami sangat terbuka dan one stop service. Bapak ibu bisa kontak saya jika ada masalah dalam hal itu," kata dia.
Tahun depan Indonesia juga akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Annual Meeting World Bank yang akan dihadiri lebih dari 15 ribu delegasi dari 189 negara.
"Kami akan tunjukkan bahwa Indonesia negara besar, negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik. Kami harap Teochew juga bisa berperan dalam hal itu. Kita bisa bekerja sama untuk menghadirkan Teochew berperan di sana. Semoga kehadiran Anda di Indonesia ini bisa membawa memori yang bagus saat kembali ke negara masing-masing. Semoga konvensi ini sukses dan saya ucapkan selamat menikmati Indonesia," ujar Luhut.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan sektor pariwisata Indonesia telah ditetapkan menjadi salah satu leading sector perekonomian oleh Presiden Joko Widodo. Dengan begitu, berbagai bentuk investasi yang mengarah ke pariwisata akan semakin dipermudah.
Indonesia juga memiliki banyak Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yang dapat dimaksimalkan para investor.
“Seiring dengan semakin meningkatkan pertumbuhan kunjungan wisatawan China, maka saya juga mengajak banyak investor untuk berinvestasi di Indonesia,” ucap Arief. (*)