Liputan6.com, Jakarta Dengan semakin banyaknya pemain baru di industri Fashion, tingkat kompetisi di industri fashion pun semakin ketat. Bukan hanya soal tawaran kreativitas yang segar, cara pemasaran, sistem penjualan, dan berbagai hal lain menjadi isu-isu krusial bagi desainer dan label agar bisa tetap bertahan di dunia mode.
Kondisi brand Fashion Marc Jacobs agak dipertanyakan setelah beredarnya kabar bahwa butiknya di Mayfair, London, akan ditutup.
Seperti dilansir dari halaman Business of Fashion pada Selasa (9/1/18), banyak sumber juga menyebut bahwa beberapa toko lini fashion brand Marc Jacobs di belahan Eropa lain juga akan berhenti beroperasi.
Advertisement
Marc Jacobs di tengah persaingan pasar fashion di Eropa
Di situs resminya, butik Marc Jacobs di Eropa tersebar di beberapa negara. Selain di Inggris, Marc Jacobs juga memiliki butik di negara Denmark, Italia, Norwegia, dan Luxembourg. Sejauh ini, Belum ada informasi yang jelas mengenai butik mana saja yang akan tutup.
Sumber lain yang dikatakan cukup dekat dengan bisnis Marc Jacobs mengatakan bahwa butik lini busana fashion yang ada Paris akan tetap dibuka.
Advertisement
Strategi bisnis yang lebih efektif dan efisien.
Meski butik Marc Jacobs di London akan ditutup, konsumen masih bisa membeli rancangan-rancangannya di department stores eksklusif seperti Selfridges dan Harvey Nichols. Sejak 4 tahun terakhir, Marc Jacobs memang menutup beberapa butiknya. Para pengamat melihat bahwa hal tersebut merupakan bagian dari strategi untuk membuat bisnis menjadi lebih efektif dan efisien.
Seperti diketahui, label Marc by Marc Jacobs dilebur ke lini utamanya pada tahun 2015. Hal ini merupakan dampak dari menurunnya pendapatan brand fashion tersebut.