Kuliner Malam Jumat: Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut, Primadona Jalan Sabang

Soto Ranjau Pak Gendut bukan berisi cabai, tapi tulang dan daging yang bikin pengunjung ketagihan.

oleh Putu Elmira diperbarui 11 Okt 2018, 20:45 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2018, 20:45 WIB
Kuliner Malam Jumat: Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut, Primadona Jalan Sabang
Soto ceker dan ranjau Pak Gendut jadi salah satu primadona wisata kuliner di Jalan Sabang, Jakarta. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Suara berat pengamen memecah keheningan malam yang berusaha menghibur para pengunjung di sebuah warung soto ceker. Memasuki lewat tengah malam, semangat orang-orang untuk menyantap sajian khas Jawa Timur tersebut belum juga pudar. Usai makan, ada yang bersenda gurau dengan kerabat sebelum kembali beristirahat.

Warung itu adalah Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut yang terletak di Jalan Haji Agus Salim No.34, Kebon Sirih atau lebih dikenal Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Salah satu kuliner primadona di kawasan Sabang ini buka dari pukul 17.00-04.00 WIB.

Warung Soto Pak Gendut menyajikan enam jenis soto yang terdiri dari soto ceker, soto ranjau, soto ayam seharga Rp 17 ribu serta soto madura, soto babat, dan soto kikil seharga Rp 20 ribu. Nasi dijual terpisah, Rp 5.000 per porsi.

Selain itu, masih ada aneka soto campur yang menggugah selera dan dijual dengan harga yang beragam. Ada soto ceker ranjau, soto ayam ceker, soto daging ceker, soto kikil ceker, soto babat daging, soto babat ceker, soto kikil babat, soto daging kikil, serta soto daging kikil babat.

Animo pengunjung pada suguhan aneka soto di warung Pak Gendut terlihat dari kursi yang hampir terisi penuh saat dini hari. Benar saja, sajian soto mendapat acungan jempol dari salah satu pengunjung, Ade yang memilih makan soto ceker ranjau.

"Soto ceker ranjaunya benar-benar enak, terutama cekernya yang empuk. Jadi bisa dimakan dengan mudah. Kuahnya juga sedap," jelas Ade kepada Liputan6.com pada Kamis (11/10/2018) dini hari.

Selain itu, Ade juga menikmati suasana di warung Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut dan terhibur dengan kehadiran para pengamen. "Suasana tempatnya juga enak, apalagi bisa denger pengamen-pengaman yang suaranya bagus," tambahnya.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Eksistensi Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut

Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut
Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut (Liputan6.com/Putu Elmira)

Warung soto Pak Gendut pada awalnya berdiri sekitar 20 tahun lalu dan berjualan kaki lima di Sarinah. Orang kepercayaan soto Pak Gendut, Mufied mengatakan baru pada 2005 lalu warung pindah di kawasan Sabang hingga saat ini.

"Dari awal menjual soto ayam, ceker, ranjau, daging, babat, kikil," jelas Mufied.

Jam-jam ramai di warung Pak Gendut sendiri berkisar antara pukul 21.00. Namun berbeda ketika malam minggu tiba, para pengunjung harus berebutan kursi untuk menyantap aneka soto dan tidak jarang mereka rela mengantre.

Saat ditanya omzet, Mufied menjelaskan jika sehari terjual sekitar 1000 mangkuk. "Seribu mangkok yang terjual sehari. Satu mangkok sama nasi Rp 22 ribu," katanya. Itu berarti pendapatan untuk soto saja, sehari warung Pak Gendut mendapat Rp 22 juta.

Kisah di Balik Menu Favorit

Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut
Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut (Liputan6.com/Putu Elmira)

Di antara sederet sajian soto di warung soto Pak Gendut, ternyata soto ceker ranjau jadi primadona. Ranjau berisi tulang-tulang ayam yang masih meninggalkan sedikit daging.

"Ranjau itu biasanya isi tulang-tulang ayam tapi masih ada dagingnya. Justru itu yang banyak dicari. Kalau ranjau kita jam segini tinggal sedikit (dini hari), banyak yang pesan," ungkap Mufied.

Menariknya, kemunculan istilah ranjau berasal dari pengunjung yang tersohor hingga kini. "Ranjau ini dari customer, awalnya bilang 'soto tulang dong', lama-lama dia kasih nama sendiri ranjau sampai sekarang," tambah Mufied.

Simak video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya