Pink Pop-up Market, Cara Kekinian untuk Ingatkan Gejala Kanker Payudara

Estee Lauder dan Lovepink hadirkan cara baru kenali gejala kanker payudara.

oleh Asnida Riani diperbarui 06 Nov 2019, 15:05 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2019, 15:05 WIB
Pink Pop-up Market, Cara Kekinian untuk Sadari Gejala Kanker Payudara
Pihak Estee Lauder dan Lovepink dalam pembukaan Pink Pop-up Market. (dok. Liputan6.com/Novi Thedora)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 15 detik di suatu tempat di dunia, seorang wanita didiagnosis menderita kanker payudara. Banyak yang tak sadar terkena penyakit ini karena memang 60-70 persen faktornya tidak diketahui pasti.

Sekitar 30 hingga 40 persennya, dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, faktor genetik, usia awal menstruasi dan pola hidup. Berdasarkan data dari Globocan pada 2018, setidaknya terdapat 58.256 kasus baru kanker payudara yang dialami oleh perempuan.

Tak ingin kasus tersebut terus bertambah, brand kosmetik Estee Lauder bekerja sama dengan Lovepink, organisasi yang memfokuskan kegiatannya pada kampanye kesadaran kanker payudara mengadakan 'Pink Pop-up Market'. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 6-10 November 2019 di The Warehouse, Plaza Indonesia.

"Dengan adanya kegiatan Estee Lauder - Pink Pop-up Market ini, kami berharap semakin banyak masyarakat Indonesia yang dapat menyadari akan pentingnya kesadaran deteksi dini kanker payudara dan dapat membantu mewujudkan masyarakat yang bebas kanker payudara stadium lanjut," ujar Shanti Persada, Co-Founder Lovepink dalam pembukaan Pink Pop-up Market pada Rabu (6/11/2019).

Berbagai kegiatan, penjualan dan instalasi menarik dihadirkan di pop-up market ini. Saat memasuki venue, kita dapat melihat 'Pink Tunnel' atau terowongan penuh nuansa pink nan estestik yang didesain oleh tim Haluu. Di sini, terpasang poster-poster mengenai sejarah kepedulian Estee Lauder dan Lovepink terhadap kanker payudara. Selain itu, ada pula penjelasan mengenai gejala dini kanker payudara.

 

Pink Pop-up Market, Cara Kekinian untuk Sadari Gejala Kanker Payudara
Salah satu photobooth di Pink Pop-up Market. (dok. Liputan6.com/Novi Thedora)

Berbagai photobooth menarik juga dihadirkan di sini. Setidaknya ada empat photobooth yang dapat digunakan untuk berfoto. Pihak penyelenggara berharap dengan adanya cara baru ini, banyak orang yang dapat menyebarkan ke sosial media mereka untuk menyadarkan masyarakat lainnya.

Lima beauty brands di bawah naungan PT ELC Beauty Indonesia, yakni Estee Lauder, Clinique, Bobbi Brown, Jo Malone London dan La Mer juga turut berpartisipasi dengan menjual produk khusus kampanye ini. Nantinya, hasil penjualan produk-produk tersebut akan didonasikan kepada Lovepink.

Tak sampai di situ, Pink Pop-up Market ini juga akan menyuguhkan acara talkshow, beauty demo, kelas fotografi, fashion show, pertunjukan musik dan bincang-bincang bersama breast cancer survivor.

"Ini adalah bagian dari edukasi. Kali ini, acaranya sangat fun, dibantu dengan Haluu dan lainnya. Kita ada USG untuk deteksi dini, tinggal daftar di booth saja," terang Lia Amelia selaku perwakilan dari Estee Lauder Indonesia.

Para pengunjung dapat menikmati semua rangkaian dan edukasi terhadap kanker payudara di pop-up market ini dengan membayar Rp25 ribu. Nantinya tiket masuk tersebut juga akan disumbangkan kepada Lovepink.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ingin Menyadarkan Semua Kalangan

Pink Pop-up Market, Cara Kekinian untuk Sadari Gejala Kanker Payudara
Pink tunnel di Pink Pop-up Market. (dok. Liputan6.com/Novi Thedora)

Dalam sambutannya, Shanti berharap acara ini bisa menjadi wadah bagi seluruh masyarakat, tidak hanya perempuan tapi juga laki-laki untuk dapat sadar akan bahaya kanker payudara yang mengintai. Dia ingin laki-laki juga sadar bahwa mereka memiliki risiko satu persen untuk mengidap penyakit ini.

Parahnya, kebanyakan laki-laki menganggap cuek sehingga saat terdeteksi, sudah mencapai stadium akhir dan sulit terselamatkan. Padahal, jika kanker payudara sudah terdeteksi saat masih dini, kesempatan untuk sembuhnya bisa mencapai 98 persen.

"Kalau wanita, 80 persen yang terdeteksi sudah stadium tiga sampai empat. 20 persennya masih stadium awal. Tapi kalau laki-laki, 99 persen sudah di stadium tiga sampai empat," tutur Shanti lagi.

Dia menambahkan juga bahwa kanker payudara kini sudah tak kenal usia. Anak perempuan kini sudah banyak yang mengalami menstruasi di bawah 10 tahun, sehingga risiko terkena kanker payudara juga meningkat.

Shanti mencontohkan kasus di RS Fatmawati, ada anak perempuan berusia 7 tahun yang sudah didiagnosis mengidap kanker payudara. Hal ini bisa saja terjadi karena adanya zat yang memicu hormon esterogen dan progesteron menumbuhkan sel-sel kanker.

Karenanya, dia mengimbau melalui acara ini, masyarakat dapat lebih peka dan tahu cara melakukan pengecekan rutin setidaknya satu bulan sekali. Jika sudah memasuki usia 40 tahun ke atas, dapat melakukan USG dan mamografi setidaknya satu tahun sekali. (Novi Thedora)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya