Uniknya Kostum Nasional Malaysia yang Sabet Gelar Terbaik di Miss Universe 2019

Liputan6.com, Jakarta - Meski tak berhasil menembus babak 20 besar Miss Universe 2019, wakil Malaysia Shweta Sekhon berhasil mencuri perhatian lantaran bisa memenangkan gelar Kostum Nasional Terbaik. Kostum tersebut merupakan rancangan desainer Malaysia, Carven Ong.

Desain kostum terkesan ribet saat dibawakan. Ada lima meja bulat berukuran sedang mengelilingi bagian bawah kostum bertema Peranakan Indulgence itu sehingga Shweta harus berhati-hati saat berjalan bila tak ingin terpeleset.

Dalam sesi wawancara bersama Steve Harvey, gadis berusia 22 tahun ini menjelaskan arti kostum yang dikenakannya. Ia menyebut busana itu merepresentasikan salah satu negara bagian di Malaysia, Malaka.

Lima meja yang di atasnya tersaji poci dan beraneka ragam kue tradisional itu merupakan hidangan untuk jamuan minum teh di tempatnya. Dilansir dari laman The Star, Senin (9/12/2019), kue yang tersaji di antaranya adalah onde-onde, kueh koci, ang ku, kue talam, kue lapis, dan kue sago.

Sementara, gaun yang melekat pada tubuhnya merupakan busana perkawinan yang mengawinkan budaya Melayu dan peranakan Tionghoa di Malaysia. Gaun itu menggunakan brokat songket dan disempurnakan dengan sayap berbahan kain kebaya Nyonya, busana yang biasa dikenakan oleh para perempuan peranakan.

"Sayap ini menggambarkan ekor ikan mas koki yang menyimbolkan kemakmuran. Jadi saya merupakan paket three in one," kata Shweta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Carven Ong dikenal sebagai desainer adi busana ternama di Malaysia. Karyanya bahkan sempat dipakai untuk mendandani para cast di film box office Crazy Rich Asian yang sempat booming beberapa waktu lalu.

Di luar penghargaan itu, ada insiden salah ucap yang dilakukan sang pembawa acara. Kala itu, di layar LED terpampang gambar Miss Filipina dengan kostum perak bersayap. Pembawa acara, Steve Harvey pun menyebut pemenang kostum terbaik adalah dari Filipina.

Dengan segera, Shweta meralat ucapannya. "Ini Malaysia, bukan Filipina," ucapnya.

Steve sampai salah tingkah. Ia berusaha menjelaskan bahwa informasi itu dibacanya langsung dari layar teleprompter di hadapannya. Hingga akhir wawancara, rasa malu masih tak bisa ditutupi Steve Harvey.