Kuliner Malam Jumat: Menyenangkan Perut di Angkringan Nasi Kucing di Bawah Jalur MRT

Di Angkringan Nasi Kucing Fatmawati, sambalnya yang dipisah dari bungkusan lumayan 'nendang' dan makin nikmat disantap bersama aneka lauk.

oleh Henry diperbarui 09 Jan 2020, 21:01 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2020, 21:01 WIB
Angkringan Nasi Kucing Fatmawati
Angkringan Nasi Kucing Fatmawati. (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Di sebuah lahan parkir di pinggir jalan yang cukup luas di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, ada beberapa warung tenda dengan ragam pilihan makanan. Salah satunya Angkringan Nasi Kucing Fatmawati.

Begitu nama yang tertera di spanduk berwarna kuning di bagain depan warung lengkap dengan logo mereka, kucing hitam. Saat Liputan6.com bertandang ke sana sekitar pukul 21.00 WIB, suasana cukup ramai. Beberapa pengunjung ada yang duduk di bangku dan menaruh makanan mereka di atas meja.

Ada juga yang duduk lesehan sambil berbincang santai. Sambil menikmati makanan, sesekali mereka yang lesehan melihat ke atas jembatan saat kereta MRT melintas.

Kami sendiri langsung memilih lauk dan nasi kucing yang akan disantap. Setelah itu, lauk dan nasi yang sudah kita pilih langsung dihitung jumlahnya dan kami memilih tempat duduk tepat di depan gerobak tempat lauk dan nasi kucing.

Lauk yang sudah kami pilih dipanaskan lebih dulu sebelum dihidangkan. Tak lama kemudian, lauk sudah disajikan dan siap disantap bersama nasi yang sudah kami pilih.

Lalu kami juga disajikan sambal bawang di sebuah wadah kecil. Sambalnya ternyata lumayan ‘nendang’ dan makin menggugah selera saat disantap bersama lauk yang rasanya tak kalah enak dan gurih.  Baru selesai kami menyantap makanan, sang pemilik warung yaitu Yani menghampiri kami.

"Maaf mas,saya mau pulang sebentar mau mengambil stok nasi kucingnya, soalnya sudah mau habis. Rumah saya dekat sini juga kok," ujar pria yang dibantu istri dan anaknya dalam menjalankan usaha warung angkringannya.

Beberapa menit kemudian, Yani sudah sampai dan memarkir motornya di sebelah warungnya. Ia pun menceritakan tentang alasannya membuat warung angkringan.

Pria asal Solo ini ternyata sudah lama tinggal di Jakarta. Saat masih di Solo, ia suka makan nasi kucing yang murah meriah sekaligus sebagai tempat nongkrong dan bersosialisasi.

"Pas saya di Jakarta, saya pikir mereka yang suka makan nasi kucing di Solo, Jogja atau Semarang pasti kangen masakan di sana kalau mereka di Jakarta, dari situ muncul keinginan untuk buka warung angkringan di sini," ungkap pria yang pernah jadi pegawai kantoran itu.

Ia pun mulai mempersiapkan konsep warung angkringan yang akan dibukanya di Jakarta. Setelah belajar cara membuat makanan khas warung angkringan, Yani memantapkan diri untuk keluar dari pekerjaannya dan membuka warungnya pada 2006. Lokasinya tak jauh dari warungnya sekarang ini dan sekarang sudah menjadi bagian dari stasiun MRT Haji Nawi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Diklaim Pertama di Jakarta

Angkringan Nasi Kucing Fatmawati
Angkringan Nasi Kucing Fatmawati. (Liputan6.com/Henry)

"Setahu saya waktu itu belum ada warung angkringan di Jakarta, kalau di Bekasi sudah ada tapi di Jakarta ya kita termasuk yang pertama, pionirnya, hahaha," ujar Yani.

Warung pertamanya itu juga berada di pinggir jalan dan mudah dikenali lewat spanduk kuning berlogo kucing hitam yang ternyata didesain sendiri oleh Yani.

"Waktu itu lauknya belum banyak kayak sekarang. Promosinya juga masih lewat mailing list dan Friendster, dulu kan belum ada Twitter sama Instagram, hehehe. Tapi ternyata sambutannya bagus dan banyak yang suka," sambungnya.

Warung angkringan Yani maju pesat dan sempat jadi tempat makan sekaligus tongkrongan paling hits di daerah Jakarta Selatan. Sejumlah komunitas juga sering memilih warung angkringan ini sebagai meeting point dan tempat nongkrong.

Namun usaha untuk memajukan Jakarta harus menimbulkan konsekuensi, warung angkringan milik Yani harus pindah atau ditutup karena akan dibangun untuk salah satu stasiun MRT.  Ia terpaksa menutup warungnya buat sementara waktu dan para karyawannya pun harus hengkang.

"Itu tahun 2017, sebenarnya saya bisa saja pindah, tapi sudah cocok sama kawasan ini, daerah Jalan Fatmawati ini kan nggak ada matinya, ramai terus. Jadi saya pilih tutup dulu dan jualan online," ucapnya sambil menghela napas.

"Ya itu masa-masa mengencangkan ikat pinggang. Setelah pembangunan stasiun MRT selesai, ternyata tempatnya nggak memungkinkan buat jualan lagi, akhirnya saya cari tempat baru yang nggak jauh dari tempat awal kita buka," sambungnya.

Setelah mendapat tempat, warung Angkringan Nasi Kucing Fatmawati akhirnya dibuka kembali pada Juli 2019. Karena baru dibuka lagi, Yani masih menjalakan usahanya bersama istrinya dan anak sulungnya. Selain mendapatkan pelanggan baru, para pelanggan lamanya juga mulai berdatangan setelah mengetahui tempat makan dan tongkrongan favorit mereka kembali dibuka.

Menu Favorit

Angkringan Nasi Kucing Fatmawati
Angkringan Nasi Kucing Fatmawati. (Liputan6.com/Henry)

"Sekarang ini lauknya makin banyak, ada sekitar 25 lauk, dan tiga pilihan nasi, ada isi teri, bandeng dan oseng tempe. Sambalnya sekarang kita pisah soalnya banyak juga yang kurang suka pedas," terangnya.

Beberapa menu seperti sate usus, sate tulang muda, sate kikil, sate koyor (gajih sapi), tempe tahu bacem sama ayam bakar, termasuk favorit dan hampir selalu habis sebelum warung tutup.

Untuk harga cukup terjangkau dan bisa dibilang murah. Satu porsi nasi dan lauk sate hanya Rp4 ribu, kecuali sate sosis seharga Rp5 ribu. Untuk gorengan hanya seribu rupiah dan tempe/tahu bacem hanya Rp2 ribu. Yang paling mahal, ayam bakar seharga Rp12 ribu. Harga itu sangat sebanding dengan makanannya yang enak, terutama ayam bakarnya yang rasanya bikin nagih.

Warung ini buka setiap hari, kecuali Senin, mulai dari pukul 20.00 sampai pukul 01.00 dini hari. Baru saja mengakhiri pembicaraan, Yani kembali pamitan untuk mengambil stok nasi kucing di rumahnya karena sudah hampir habis.

"Ya, sehari bisa habis sekitar 100 bungkus nasi. Mudah-mudahan bisa terus bertambah dan sebentar lagi kita juga harus punya karyawan soalnya sudah makin banyak pelanggan dan bisa maju kayak dulu lagi," harap Yani sambil berjalan menuju motornya.

Saat kami akan beranjak pulang, Yani sudah kembali lagi membawa stok nasi kucing. "Ini yang terakhir, stok di rumah sudah habis semua," ujar Yani.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB. Sepertinya 100 bungkus nasi di Angkringan Nasi Kucing Fatmawati bakal segera ludes di hari itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya