Liputan6.com, Jakarta - Sejak 3.500 tahun sebelum Masehi, siwak sudah dimanfaatkan untuk membersihkan gigi dan rongga mulut. Pemanfaatannya makin populer setelah Nabi Muhammad menganjurkannya untuk menggosok gigi dengan siwak, terutama saat berwudu.
Pakar kesehatan gigi dan mulut, drg. Ratu Mirah Afifah, menyatakan siwak berkhasiat sebagai antimikroba dan antibakteri. Berbagai penelitian modern membuktikan batang tanaman Salvadora persica itu mampu menghambat dan mematikan pertumbuhan bakteri, serta menguatkan permukaan email gigi. Dengan begitu, siwak bisa mencegah timbulnya gigi berlubang.
"Ada dua penyakit rongga mulut yang bisa dicegah menggunakan siwak, menghambat dan mencegah gigi berlubang dan penyakit gusi," kata Mirah dalam peluncuran Pepsodent Siwak di Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Meski populer di kalangan kaum muslim, pengguna siwak tak melulu hanya di Tanah Arab. Masyarakat Jepang juga mengenalnya dengan nama koyuji, sedangkan warga Amerika Serikat mengenalnya dengan nama miswak.
Siwak diketahui mengandung fluoride, berfungsi sangat baik untuk meremineralisasi gigi berlubang. Kandungan lainnya adalah resin yang berperan membentuk lapisan pada enamel gigi, silika yang membantu menghilangkan plak dan noda pada gigi, dan vitamin C yang membantu memperbaiki jaringan lunak yang rusak.
"Bahkan, WHO meng-'endorse' penggunaannya sejak 1984," sambung Mirah.
Cara penggunaan siwak biasanya hanya digosok-gosokkan di permukaan depan gigi. Rasanya agak sepet dan sedikit eneg bila tak biasa. Untuk memudahkan, Pepsodent mengolahnya menjadi salah satu bahan pasta gigi varian terbaru.Â
"Siwak dikenal sejak zaman Nabi Muhammad dan scientifically proven. Akhirnya, kita ekstrak dan jadi bahan baku untuk Pepsoden Siwak. Kita kombinasikan juga dengan daun mint untuk memberikan kesegaran," kata Distya Tarworo Endri, Senior Brand Manager Pepsodent.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Donasi buat Anak Panti Asuhan
Distia menerangkan, produk varian terbaru itu sudah bersertifikasi halal. Seiring peluncurannya, Pepsodent juga meluncurkan program donasi yang ditujukan bagi anak-anak yatim piatu di Indonesia. Sebesar 2,5 persen dari laba tiap kemasan produk akan didonasikan melalui BAZNAS.
"Setiap orang yang beli akan menjadi pahlawan senyum dan berkontribusi bagi kesehatan gigi dan mulut anak-anak yatim piatu di Indonesia," katanya.
Sementara itu, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Irfan Syauqi Beik menerangkan bahwa banyak para mustahik atau kaum dhuafa bermasalah pada giginya. Hal itu disebabkan selain kelemahan di bidang ekonomi, pengetahuan tentang merawat kesehatan juga lemah.Â
"Jangankan untuk beli pasta gigi, untuk makan saja kadang-kadang sulit," katanya.
Meski begitu, anak-anak tetap bersemangat saat diajari cara menggosok gigi yang benar sambil diedukasi tentang kesehatan rongga mulut dan gigi. Dengan cara yang fun, mereka betah menyimak penjelasan yang disampaikan.
Advertisement