Akibat Corona COVID-19, 75 Juta Pekerja Industri Pariwisata Terancam Kehilangan Pekerjaan

Studi WTTC menyebut setiap hari, satu juta pekerjaan di sektor perjalanan dan pariwisata hilang.

oleh Komarudin diperbarui 30 Mar 2020, 19:04 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2020, 19:04 WIB
Ilustrasi industri perjalanan
Ilustrasi industri perjalanan (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Corona COVID-19 membawa dampak yang sangat besar dalam pekerjaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan World Travel & Tourism Council (WTTC), 75 juta orang yang bekerja di industri perjalanan dan pariwisata di seluruh dunia bisa kehilangan pekerjaan mereka.

Setiap hari, satu juta pekerjaan di sektor perjalanan dan pariwisata hilang, kata temuan itu, seperti dilansir dari Independent, Senin (30/3/2020).

Angka tersebut meningkat 50 persen dari prediksi yang dibuat oleh WTTC kurang dari dua minggu lalu dan memiliki implikasi parah bagi ekonomi dunia. Tahun ini saja, kerugian produk domestik bruto (PDB) perjalanan dan pariwisata terhadap ekonomi dunia bisa mencapai 2,1 triliun dolar AS.

Wilayah Asia Pasifik diperkirakan akan terkena dampak paling besar, dengan risiko hingga 49 juta pekerjaan. Di Eropa, hingga 10 juta pekerjaan, dengan Jerman yang paling terpukul, diikuti oleh Rusia.

Amerika juga sekitar 10 juta pekerjaan hilang, dengan tujuh juta di antaranya tersebar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Gloria Guevara, presiden dan CEO WTTC, mengatakan bahwa jumlah pekerjaan yang sekarang berisiko di sektor perjalanan dan pariwisata global mencapai 75 juta, membawa kekhawatiran nyata dan mendalam bagi jutaan keluarga di seluruh dunia.

"Angka baru yang mengerikan itu juga menunjukkan keterlambatan banyak pemerintah di dunia untuk bereaksi cepat untuk memberikan bantuan kepada sektor yang menjadi tulang punggung ekonomi global," kata Gloria.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Pendorong Ekonomi Global

Ilustrasi
Ilustrasi kabin pesawat terbang. (dok. pexels.com/Sourav)

Dia menambahkan bahwa jika tindakan segera tidak diambil dalam beberapa hari ke depan, sektor perjalanan dan pariwisata menghadapi krisis ekonomi di mana industri itu akan berjuang untuk pulih dan menjerumuskan jutaan orang yang bergantung pada industri itu sebagai mata pencaharian mereka ke dalam utang.

Tidak hanya itu, corona juga akan memiliki dampak negatif yang sangat besar pada bisnis besar di sektor perjalanan dan pariwisata di seluruh dunia, 'efek domino' juga akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan besar-besaran di seluruh rantai pasokan, memukul karyawan, dan mereka yang berwirausaha.

"Kami menyerukan kepada semua pihak yang berkuasa untuk membantu mereka yang tidak berdaya dan memberlakukan kebijakan untuk mendukung dan mempertahankan sektor yang merupakan kekuatan pendorong ekonomi global dan bertanggung jawab untuk menghasilkan satu dari lima semua pekerjaan baru," kata dia.

Penelitian ini datang karena prediksi bencana yang sama dibuat untuk industri perjalanan udara. International Air Transport Association (IATA) memperbarui analisisnya tentang dampak Covid-19 pada 24 Maret 2020, memperkirakan bahwa industri perjalanan udara akan mengalami kerugian hingga 211 miliar pound sterling tahun ini. Angka ini lebih dari dua kali lipat prediksi IATA yang dibuat awal bulan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini :

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya