Air Purifier Sanggup Cegah Infeksi Corona COVID-19, Fakta atau Hoaks?

Penjualan air purifier dilaporkan naik tajam setelah penyebaran corona COVID-19.

oleh Asnida Riani diperbarui 03 Apr 2020, 04:01 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2020, 04:01 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi air purifier. (dok. pexels/Roman Koval)

Liputan6.com, Jakarta - Sementara banyak bisnis harus menelan pil pahit di tengah pandemi corona COVID-19, tidak dengan produsen air purifier. Barang satu ini malah makin laris, lantaran disebut ampuh mencegah infeksi virus yang kali pertama terdeteksi di Wuhan, Tiongkok tersebut. Benarkah demikian?

Mengutip South China Morning Post, Kamis (2/4/2020), menurut para ahli, belum ada bukti autentik benda ini ampuh melindungi dari infeksi corona COVID-19. Spesialis Imunologi dan Alergi asal Hong Hong Adrian Wu Young-yuen adalah salah satu ahli yang berpandangan bahwa air purifier bisa melawan virus corona baru adalah hoaks.

"Cuma menyaring udara tidak cukup. Yang harus disadari publik, transmisi virus ini lewat percikan langsung maupun tertinggal di barang. Air purifier tak akan membantu karena fungsinya untuk mencegah infeksi udara semacam TBC," paparnya.

Guo Xiaoyun, spesialis obat pernapasan di sebuah rumah sakit di Provinsi Jiangxi, Tiongkok, menjelaskan bahwa tak ada bukti menunjukkan air purifier bisa mencegah infeksi virus corona baru.

"Air purifier komersial berfungsi mengurangi polutan di udara. Tapi, secara standar produk, tak ada fitur yang membuat mereka mencegah penyebaran mikroorganisme. Melihat dari fakta itu, air purifier kemungkinan besar tak bisa melindungi dari infeksi corona COVID-19," Gou menjelaskan.

Wu mengatakan, air purifier bakal menolong pasien asma dan bronkitis kronis dalam kondisi tingkat polusi udara mengkhawatirkan. Kendati demikian, pada 2018, Dr Leung Chi-chiu, anggota komite ilmiah bidang pengendalian infeksi di Hong Kong Centre for Health Protection, menyebut bahwa ia meragukan manfaat air purifier bagi pasien asma.

Dalam sebuah studi dirilis Hong Kong Consumer Council (HKCC) di tahun yang sama, mereka mengetes keefektifan 12 merek air purifier di Hong Kong. Dari situ, terbukti bahwa benda tersebut sanggup melindungi dari gejala alergi maupuna asma.

"Alergi ini mencakup debu. Kendati, polutan tersebut tak akan mudah dibersihkan dengan air purifier. Lebih penting mengendalikan sumber polutan, seperti menghindari merokok di dalam ruangan dan terdapat ventilasi memadai," kata Dr Leung.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Air Purifier Laris-manis

Air Purifier
Ilustrasi air purifier. (Foto: Unsplash)

Terlepas dari fakta di atas, sejak penyebaran corona COVID-19, air purifier laris-manis di pasaran. Di salah satu e-commerce di Tiongkok, penjualannya naik 2,1 ribu persen antara 10 Februari dan 13 Februari dibanding tahun lalu.

Perusahaan e-commerce lain mengaku bahwa penjualan air purifier melonjak tiga kali lipat selama sebulan setelah penyebaran virus.

Pemandangan serupa juga tampak di produsen air purifier asal Portugal dan Swiss yang banyak mengimpor produk ke daratan utama Tiongkok dan Hong Kong.

Beberapa perusahaan memang mengklaim bahwa produk mereka efektif melawan virus penyebab corona COVID-19. Namun, anggapan tersebut dibantah pada ahli dengan narasi bahwa perusahaan tersebut memberi informasi yang salah dan tak berdasarkan penelitian ilmiah.


Saksikan Video Pilihan Berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya