Sisi Positif Pandemi Corona Covid-19 di Indonesia Menurut Reisa Broto Asmoro

Menurut dokter Reisa Broto Asmoro, di masa pandemi banyak terbentuk komunitas untuk membantu warga yang membutuhkan.

oleh Henry diperbarui 20 Jul 2020, 19:02 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2020, 19:02 WIB
Reisa Broto Asmoro
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Reisa Broto Asmoro mengatakan IDAI sebut tantangan imunisasi masa pandemi COVID-19 saat konferensi pers secara virtual di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (30/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta -  Pandemi corona Covid-19 memang berdampak kurang menguntungkan bagi banyak orang. Banyak kegiatan yang terhenti karena kita diharuskan lebih banyak berada di rumah.

Namun di setiap peristiwa, selalu ada pelajaran yang bisa kita petik, termasuk di saat pandemi seperti sekarang ini. Pandemi sudah menelan banyak korban dari korban jiwa sampai perekonomian.

Meski begitu, Tim Komunikasi Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan, di sisi lain pandemi ini telah meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia.

Sejak terjadinya wabah corona, masyarakat Indonesia terlihat saling membantu dalam menangani pandemi ini. Mulai dari para dokter yang rela bekerja siang malam untuk menangani pasien yang terdampak corona. Lalu banyak orang yang membentuk komunitas untuk membantu warga yang membutuhkan.

Begitu juga dengan media yang tak pernah berhenti menyebarkan informasi terkait Covid-19. Hal itu mengisyaratkan semangat gotong royong belum hilang dari masyarakat kita.

"Untuk kesekian kalinya bangsa Indonesia menunjukkan gotong royong. Para tenaga medis yang bekerja 24 jam, tim gugus tugas yang selalu update kinerja, masyarakat yang saling membantu, dan media yang selalu update informasi," ucap Reisa di akun Youtube BNPB pada 11 Juli 2020.

Reisa mengatakan, ini merupakan visi yang sangat bagus untuk menuju Indonesia yang lebih baik. "Kegiatan baik ini bisa menuju Indonesia yang lebih baik dan ini yang diidam-idamkan banyak orang," ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini :

Budaya yang Lebih Baik

FOTO: Persiapan Kenormalan Baru di Gereja
Karyawan memasang penanda jaga jarak aman untuk menyambut kenormalan baru di Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Effatha, Jakarta, Sabtu (4/7/2020). GPIB Effatha menerapkan protokol kesehatan seiring kembali dibukanya gereja tersebut untuk ibadah. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain kepedulian, masyarakat Indonesia juga telah berhasil mengubah gaya hidupnya menjadi lebih bersih dan higienis. Di antaranya, kebiasaan masyarakat yang jadi lebih rajin mencuci tangan, memakai masker, serta menjaga jarak.

Selain itu, dunia lebih ramah lingkungan karena penerbangan maupun perjalanan jarak jauh, yang tinggi emisi karbonnya dibatasi selama pandemi. Bahkan mulai banyak orang yang bersepeda kembali, yang menjadi tren positif.  "Dalam beberapa waktu, langit kota kembali biru dan udara lebih segar dibanding beberapa tahun lalu," tutur dokter Reisa.

Semangat gotong royong masyarakat Indonesia yang solid juga terbukti dengan telah terkumpulnya banyak bantuan baik berupa uang maupun barang.

Lalu, puluhan ribu relawan bekerja dan ribuan dokter siap siaga 24 jam untuk memastikan Covid-19 tidak merajalela. Dari kader desa sampai Gugus Tugas daerah, semua bergerak untuk pastikan kita menjaga keselamatan orang lain.

"Saya yakin kebiasaan baru masyarakat Indonesia ini akan menjadi budaya kita yang lebih baik. Dengan terbiasa menjaga jarak, masyarakat juga akan lebih tertib dalam mengantre. Mencuci tangan juga merupakan pola perilaku yang higienis," pungkas dokter Reisa Broto Asmoro.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya