Liputan6.com, Jakarta - Anda yang sudah masuk ke dunia kerja, mungkin pernah merasakan berada di suatu kondisi di mana pekerjaan itu melelahkan secara fisik dan mental. Namun, Anda tentu tidak bisa melepas tanggung jawab dari pekerjaan tersebut, dan terus melakukan kewajiban walaupun tak ada sedikit pun tersisa rasa semangat.
Rutinitas bekerja, lembur, dan kelelahan membuat Anda cenderung segera menghempaskan diri di atas kasur. Namun, ketika bangun di pagi hari, rasa lemas dan letih itu tidak berkurang, dan perasaan ini terus berulang di hari berikutnya.
Perasaan ini wajar adanya, sebab waktu yang Anda gunakan untuk bekerja sekurang-kurangnya adalah sepertiga dari hidup keseharian Anda, atau bahkan lebih dari itu. Belum lagi sistem bekerja dari rumah selama pandemi seakan meminta Anda untuk lebih fleksibel dan siaga dalam pekerjaan, sehingga tak ada waktu untuk bersantai di rumah.
Advertisement
Kalau Anda pernah atau sedang merasakannya, mungkin Anda sedang mengalami kondisi yang dinamakan job burnout. Dilansir dari akun YouTube Satu Persen – Indonesia Life School, 15 September 2020, kondisi ini menandakan kelelahan secara fisik atau psikis karena stres berkepanjangan atau terjadi berulang akibat pekerjaan.
Baca Juga
Ibarat kendaraan yang kehabisan bahan bakar, tetapi tetap dipaksa untuk hidup dan jalan. Pada kondisi burnout, manusia juga merasa kelelahan luar biasa, tetapi dirinya harus terus bekerja. Dampaknya, pekerjaan yang dijalankan tidak akan maksimal dan lama-kelamaan akan tumbuh perasaan negatif pada pekerjaan yang awalnya menyenangkan bagi Anda.
Penyebab dan Dampaknya
Lalu, apa saja penyebab job burnout itu? Penyebab pertama adalah karena terlalu lama bekerja, mungkin karena tuntutan pekerjaan, atau kondisi kantor yang sedang sibuk-sibuknya, sehingga tidak ada waktu bagi Anda untuk bersantai.
Selain itu, bisa jadi Anda kurang peka terhadap diri sendiri, menganggap pekerjaan “tanggung” untuk ditinggalkan, padahal belum tentu mampu diselesaikan dalam satu malam. Pekerjaan yang tidak memberi Anda kendali berpotensi memberikan rasa stres berkepanjangan hingga ke tahap burnout. Kondisi ini akan lebih mungkin terjadi tanpa jadwal kerja yang jelas, misalnya seperti meeting dadakan atau tambahan pekerjaan di waktu istirahat.
Selanjutnya adalah penyebab yang berhubungan dengan relasi terhadap rekan kerja. Misalnya, memiliki atasan yang tidak pernah menjelaskan secara rinci apa saja tugas yang harus dikerjakan, peran apa saja yang dijalankan, kepada siapa harus bertanggung jawab, atau siapa saja orang-orang dapat diajak bekerja sama.
Begitu juga dengan rekan kerja yang tak jarang dapat memunculkan rasa tertekan. Tidak adanya support system dalam lingkungan pekerjaan membuat Anda mudah sekali merasa lelah saat bekerja. Terlebih, stres akan mudah muncul saat Anda menjadi bahan perbincangan rekan atau atasan yang terkesan pilih kasih.
Akibatnya bisa beragam. Beberapa penelitian mengungkapkan burnout berkaitan dengan depresi, kecemasan, hingga penyalahgunaan obat-obatan. Selain itu, stres fisik dan mental juga dapat mengganggu kondisi tubuh akibat sistem imun yang lemah, dan pada akhirnya menyebabkan penyakit seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, insomia, bahkan kematian yang lebih awal. Untuk itu, Anda perlu tahu cara mengatasinya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kenali Cara Mengatasinya
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi job burnout. Istirahat yang baik dan cukup adalah kunci nomor satu yang dapat Anda lakukan saat mengalami kondisi tersebut, terdengar klise, tetapi inilah yang tubuh Anda perlukan.
Terkadang, sulit bagi orang untuk mengistirahatkan diri dengan baik akibat perfeksionisme dan alasan lain. Cobalah evaluasi diri terlebih dahulu, sudahkah Anda beristirahat dengan cukup? Ingatlah bahwa hidup Anda bukan melulu tentang pekerjaan, ada keluarga, teman, bahkan diri Anda sendiri yang membutuhkan kehadiran Anda.
Kedua, cobalah ikuti webinar tentang pengelolaan stres, atau juga Anda bisa membaca buku yang berkaitan dengan hal tesebut. Catat dan praktikkan ilmu tersbut di kemudian hari untuk mengurangi rasa lelah dan stres yang Anda rasakan.
Lalu, penting diingat bahwa Anda selalu memiliki pilihan dalam hidup, termasuk dalam urusan pekerjaan. Jika Anda terus merasa kelelahan dan stres dalam pekerjaan, cobalah diskusikan masalah Anda dengan atasan, misalnya dengan mengganti cara kerja atau job desk.
Tunjukkan niat baik Anda untuk meningkatkan performa kerja, menyamakan visi, dan membangun komunikasi yang lebih efektif dengan atasan dan lingkungan kerja. Kalau semua cara itu tidak berhasil, ada baiknya Anda mulai mempertimbangkan langkah selanjutnya, seperti mengganti divisi atau memilih untuk pindah tempat kerja. (Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement