Baru 666 Pelaku Usaha Wisata di Bali Dapat Sertifikasi CHSE Gratis

Sertifikasi CHSE menjadi jaminan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan yang datang ke Bali.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 28 Nov 2020, 14:57 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2020, 12:33 WIB
Baru 666 Pelaku Usaha Wisata di Bali Dapat Sertifikasi CHSE Gratis
Ilustrasi penerapan CHSE di tempat wisata di Bali. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada yang bisa memprediksi kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Di sisi lain, situasi yang serba tak pasti membuat banyak sektor ekonomi, termasuk pariwisata di Bali, merugi. Agar bisa kembali bangkit, proses adaptasi dengan kebiasaan baru mutlak dilakukan. Salah satunya dengan menjalankan protokol kesehatan ketat dan melalui proses sertifikasi CHSE (cleanliness, healthy, safety, and environment).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio menegaskan sertifikasi CHSE merupakan langkah awal yang sangat penting untuk sektor pariwisara, khususnya bagi pelaku usaha hotel dan restoran untuk memulihkan kepercayaan wisatawan. Pemerintah menargetkan setidaknya 1.000 pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali tersertifikasi CHSE.

"Sampai saat ini, sebanyak 666 pelaku usaha di Bali sudah selesai disertifikasi secara gratis. Terdiri dari 313 hotel dan 353 restoran, dari 1.000 target pendaftar," ujar Wishnutama dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (28/11/2020).

Ia mengatakan sertifikasi CHSE bertujuan untuk menjami bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kesehatan. Bagaimana pun, kesehatan kini menjadi prioritas paling utama dalam aktivitas masyarakat sehari-hari.

Para pemilik atau pengelola usaha pariwisata dan destinasi pariwisata dari seluruh Indonesia dapat mendaftar melalui website resmi chse.kemenparekraf.go.id. Mereka yang telah tersertifikasi CHSE berhak untuk menempelkan stiker I DO CARE sebagai petunjuk bagi calon wisatawan yang datang.

"Untuk tahu apakah memang sertifikasi itu menjamin, pengunjung harus datang ke restoran atau hotel yang sudah disertifikasi, and then bakal tahu bedanya seperti apa," kata Juru Bicara Kemenparekraf Prabu Revolusi kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Penerapan Protokol Kesehatan Tak Bisa Ditawar

Baru 666 Pelaku Usaha Wisata di Bali Dapat Sertifikasi CHSE Gratis
Ilustrasi penerapan CHSE di tempat wisata di Bali. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Sosialiasasi pentingnya sertifikasi CHSE terus digencarkan oleh Kemenparekraf. Salah satunya lewat CHSE Experience yang digelar di Graha Wisnu Kencana Cultural Park (GWK) di Badung, Bali, pada Jumat, 27 November 2020.

Mengusung konsep walkthrough, para pengunjung diajak mengenal panduan pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan secara langsung di dalam acara tersebut. Proses sosialiasi diberikan sejak pengunjung meregistrasi diri, dilanjutkan pada setiap titik perjalanan yang dilewati oleh pengunjung yaitu ketika memasuki area acara hingga para pengunjung selesai menyaksikan acara.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, dalam paparannya menjelaskan bahwa CHSE Experience merupakan salah satu bentuk dukungan dari pemerintah bagi para pelaku industri event di Indonesia terkait dengan panduan pelaksanaan kegiatan event yang sesuai dengan adaptasi kebiasaan baru.

Pihaknya mendorong para pelaku usaha yang telah menerapkan protokol kesehatan, juga melakukan sertifikasi CHSE, karena hal ini yang dapat memberikan rasa aman dan percaya tiap wisatawan yang berkunjung ke Bali. Sementara Produser Seni Pertunjukan dan Aktris, Happy Salma, mengatakan dalam menerapkan protokol kesehatan, ia mengaku belajar banyak dari masyarakat Bali, karena menurutnya masyarakat Bali memiliki kesadaran yang luar biasa secara psikologis. 

"Spirit ini yang saya gunakan ketika membuat kegiatan seni pertunjukan, saya harus mampu membangun psikologis yang aman dulu dan secara spiritual orang Bali itu yakin dan tidak putus asa dalam menghadapi pandemi. Serta, masyarakat Bali memiliki nurani yang menyadari mereka bahwa COVID-19 itu nyata. Sehingga, masyarakat Bali sadar untuk menjaga kesehatannya," kata Happy Salma.

Infografis Liburan Aman

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya