Liputan6.com, Labuan Bajo - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut wisata Labuan Bajo menjadi salah satu prioritas dalam 100 hari kerjanya. Seperti destinasi lain, upaya pemulihan juga hendak dilakukan.
"Aspek kesehatan," katanya saat tiba di Bandar Udara (Bandara) Komodo, Labuan Bajo, NTT, dalam rangka kunjungan kerja, Kamis (7/1/2021). "Karena kita tidak mungkin bisa pulih kalau tidak memerhatikan sisi kesehatan."
Advertisement
Baca Juga
Ia mengatakan bakal memerhatikan masyarakat terdampak. Ini dilakukan dengan memfasilitasi program Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) dan dana hibah yang sedang dipastikan agar 2021 diperbanyak, serta diperluas.
Di sisi lain, Sandi menyebut bahwa praktik protokol kesehatan di Bandara Komodo telah dijalankan secara ketat. "Saya melihat tingkat kepatuhan yang tinggi," tuturnya.
Sebagai catatan, Sandiaga Uno meminta agar "Clear Check," yang merupakan bukti penumpang pesawat sudah mengisi e-HAC, didesain ulang. "Diberi desain dengan kearifan lokal. Desain khas Manggarai Barat yang cantik," ungkapnya.
Sebagai persiapan menjadi tuan rumah acara dunia, Sandiaga Uno menyebut bahwa kapasitas Bandara Komodo akan diperbesar. Kapasitas yang saat ini hanya menampung 500 ribu penumpang akan dinaikkan sampai di atas 2 juta.
"Perpanjangan landasan sudah dan akan terus dilakukan maupun peningkatan kapasitas," imbuhnya.
Kolaborasi, kata Sandi, juga akan dilakukan dengan Kementerian Perhubungan dan pemerintah daerah (pemda) untuk menjalankan arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yakni menyiapkan Labuan Bajo sebagai tuan rumah event skala dunia, seperti G20 di 2022 dan Asean Summit 2023.
"Selain infrastruktur, kami juga akan memastikan kesiapan produk ekonomi kreatif," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pendekatan Quality Tourism
Sebelumnya, Sandiaga kembali menyinggung perihal quality tourism yang akan menjadi pendekatan pengembangan pariwisata ke depan. Hal itu berkaca pada beberapa negara tetangga yang secara kuantitas wisatawannya di bawah Indonesia namun tingkat kualitas atau belanja dari wisatawan asing lebih tinggi.
Untuk itu, sejumlah syarat perlu dipenuhi agar quality tourism bisa tercapai, di antaranya infrastruktur, konektivitas, pemasaran, hingga daya tarik pariwisatanya sendiri. "Selama ini kita fokusnya hanya kuantitas saja... Padahal, yang diinginkan bagaimana pariwisata dan ekonomi kreatif ini bisa bersandingan untuk menghadirkan kesejahteraan bagi rakyatnya," kata Sandiaga dalam Bincang Editor bertema "Wisata Kemanusiaan di Tengah Pandemi Corona" yang disiarkan secara virtual, Selasa, 5 Januari 2021.
Destinasi wisata berbasis budaya akan semakin dipoles karena hal itu merupakan daya tarik utama Indonesia. Bukan sekadar fasilitasnya menjadi lebih baik, tetapi juga bisa memberikan pengalaman berkesan hingga tamu kerasan dan rela menghabiskan waktu dan uang lebih banyak.
"Quality tourism itu bukan hanya mereka datang berbondong-bondong tetapi dampaknya tidak maksimal kepada Indonesia, tetapi justru ada cerita berbasis experience. Mereka mengunjungi kita, mendapatkan suatu pengalaman, dan bercerita yang baik. Setelah itu, mereka tidak mengganggu kearifan lokal kita, mengikuti budaya kita, memiliki aspek keberlanjutan, dan tentunya dampak ekonomi kepada negara," terang Sandi.
Salah satu wujud quality tourism adalah sport tourism. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Event Kemenparekraf Rizky Handayani menyatakan sport tourism adalah elemen penting dalam pengembangan quality tourism di Indonesia karena umumnya berbasis komunitas dan sangat peduli terhadap kesehatan.
Mereka juga terbuka untuk disambungkan dengan kegiatan di luar olahraga, seperti usaha penggalangan dana. Ke depan, Kemenparekraf mendorong agar para penggiat pariwisata menyiapkan event maupun paket-paket dengan tujuan olahraga yang bisa melibatkan lebih banyak warga lokal.
"(Quality tourism) its not about mahalnya tempat, tapi about experience yang akan dikunjungi," kata Kiky.
Advertisement