Ucapan Kontroversi Desainer Belanda Singgung Baju Kurung Malaysia

Di samping soal baju kurung, desainer Belanda ini juga mengklaim bahwa komersialisasi terjadi begitu cepat di Malaysia.

oleh Asnida Riani diperbarui 20 Jan 2021, 21:01 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 21:01 WIB
Desainer Belanda
Lisette Scheers, desainer asal Belanda. (dok. Instagram @lisettescheers/https://www.instagram.com/p/B6x2ne-pkx0/)

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Lisette Scheers, desainer asal Belanda yang namanya belakangan menyedot perhatian. Lewat sederet komentar di dunia maya, warganet Malaysia deras menyampaikan kritik atas ucapan Scheers yang dianggap menyinggung baju kurung dan kultur Negeri Jiran.

Melansir laman Mothership Singapore, Rabu (20/1/2021), atas insiden itu, sang perancang busana telah menyampaikan permintaan maaf. Insiden tersebut berawal saat baru-baru ini Scheers diwawancarai South China Morning Post, di mana ia menceritakan masa kecilnya di Singapura, Malaysia, Hong Kong pada era 70-an, dan kembali ke Malaysia di 2003 setelah kelahiran putrinya.

Scheers kemudian memulai Nala Designs pada 2008, lini mode yang menjual pakaian dan aksesori. Ia mendirikan bisnis tersebut karena merasa "selalu dekat dengan budaya lokal." Merek ini sendiri mengkhususkan diri dalam desain pola dan mengklaim terinspirasi budaya dan warisan Asia.

Masih dalam wawancara itu, ia mengaku terkejut melihat bagaimana komersialisasi begitu cepat tumbuh di Malaysia. Juga, "semuanya tentang menghasilkan uang dengan cepat" tanpa kebanggaan atau kualitas.

Ketika berbicara tentang bahan yang digunakan untuk produknya, ia menyebut enggan menggunakan poliester murah mudah terbakar yang, sebagaimana klaim Scheers, ia lihat di mana-mana di Malaysia.

Scheers juga berbagi visinya untuk "melihat baju kurung kembali" dan ingin "orang-orang di sini merasa bangga dengan warisan mereka." Juga, menambahkan bahwa dirinya sedang berjuang mencegah hilangnya baju kurung.

"Impian saya adalah melihat baju kurung kembali, melihat orang Melayu berpakaian indah lagi. Saya ingin orang-orang di sini merasa bangga dengan warisan mereka. Tumbuh di negara ini penuh dengan kain dan warna yang indah. Saya sedang berjuang untuk memastikan bahwa itu tak hilang," ungkap sang desainer.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berujung Permintaan Maaf

Persiapan Wanita Muslim Malaysia Menyambut Idul Fitri
Pekerja mengenakan masker sebagai tindakan pencegahan Covid-19 terlihat di cermin di dalam tokonya yang menjual pakaian budaya Malaysia yang disebut Baju Melayu dan Baju Kurung menjelang Idul Fitri yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadan di Kuala Lumpur (13/5/2020). (AFP/Mohd Rasfan)

Komentar-komentar Scheers yang dinilai tone-deaf pun viral dengan banyak kritik berpusat pada ucapan yang menginginkan baju kurung kembali. "Girls, apakah kita telah berhenti memakai baju kurung?" tulis salah satu pengguna Twitter.

Warganet juga menyoroti "kesalahan" dalam caranya memandang budaya lokal Malaysia. Juga, keinginan sang desainer mendidik orang Malaysia tentang warisan budaya mereka sendiri yang "bermasalah."

Beberapa juga menyoroti lini mode Scheers menjual versi pakaian tradisional yang lebih mahal, di mana menurut mereka bertentangan dengan kritiknya terhadap komersialisasi Malaysia. Di laman resminya, kaftan dijual seharga 499 Ringgit (Rp1,7 juta). Atas insiden ini, permintaan maaf singkat telah diunggah Scheers di akun Instagram Nala Design.

"Saya ingin meminta maaf atas kesalahpahaman dan memberikan kesan yang salah. Saya selalu menganggap Malaysia sebagai rumah saya dan saya mencintai negara ini. Bagi saya, Malaysia adalah sumber inspirasi dan yang membuatnya istimewa adalah orang-orangnya. Saya masih terus belajar setiap hari," tulisnya.

Pakai Masker Boleh Gaya, Biar COVID-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya