Tantangan di Balik Produksi Teater Drama Musikal The Last Five Years

Baik tim produksi maupun pemeran drama musikal dipaksa untuk beradaptasi dengan konsep virtual. Apa saja tantangan yang dihadapi?

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jun 2021, 15:03 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2021, 15:03 WIB
Tantangan di Balik Produksi Teater Drama Musikal The Last Five Years
Pertemuan pers virtual The Last Five Years, Kamis, 17 Juni 2021. (Liputan6.com/Jihan Karina)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi tak menghentikan pekerja seni teater yang bergabung dalam Jakarta Performing Arts Community (JPAC) untuk berkarya. Mereka beradaptasi melahirkan bentuk seni baru, yakni pementasan drama musikal lewat medium film. Karya terbaru yang akan ditampilkan adalah drama musikal Broadway berjudul The Last Five Years.

Lantaran pembatasan aktivitas, teater yang biasanya hanya bisa disaksikan secara langsung, kini harus dibuat virtual. Prosesnya tak mudah dan penuh tantangan.

"Buat saya, tantangan ini sesuatu yang seksi, dan ini menjadi sesuatu yang ingin saya convert. I wanna do this challenge. Dan pada akhirnya aku pengen bisa bilang bahwa pandemi pun nggak menghentikan gue untuk berkarya,” ujar Airin Efferin, producer JPAC The Last Five Years, di jumpa pers virtual, Kamis, 17 Juni 2021.

Produksi drama musikal dalam format digital ini merupakan yang pertama kali untuk komunitas teater tersebut. Theatrical Director, Fonnyta Amran, menjelaskan format itu membuka kesempatan untuk mengeksplorasi ranah yang ada di antara teater dan film, tanpa mengorbankan satu sama lain.

"Cara story telling film dengan teater itu sangat berbeda, itu memadukan dua perspektif, dua cara, dua cara berpikir, dua cara melihat. Itu merupakan tantangan yang berat bagi tim film dan stage karena ada suatu adjustment yang dilakukan," kata Fonnyta.

"The think about the blending of teater dan cinema itu, kalau nonton teater jauh ya, jadi imperfection nggak keliatan. Tapi kalau masuk ke film, itu jadi detail yang harus diperhatikan," dia menambahkan.

Untuk membuat sensasi teaternya lebih nyata, Adriano Rudiman selaku Movie Director menggunakan properti yang minimalis.  Dengan begitu, penonton teater itu akan bisa lebih mengembangkan imajinasinya sendiri, beda dengan film yang memang digambarkan detail.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bikin Penasaran

Nonton Teater ala Broadway Hanya Rp140 Ribu Saja
Ilustrasi teater. (Dok. Cottonbro/Pexels)

Tak hanya staf produksi, para pemeran juga menghadapi tantangan saat memerankan karakter di panggung teater. Pasalnya, kehadiran penonton kini tergantikan dengan kamera.

"Kalau main tuh kita transferring energi satu sama lain antar-cast, dari penonton ke cast, cast ke penonton. Tapi kali ini, penonton tuh digantikan kamera,” kata Andrea Miranda, pemeran Cathy dalam drama tersebut.

Andrea merasa bersyukur karena dipasangkan dengan satu lawan main, sehingga lebih mudah menjaga mood. "Selama proses syuting yang kami lakukan saling support satu sama lain, supaya ketika harus mulai shoot tetap dalam mood yang enak, fokus sama karakternya, fokus sama scene-nya, fokus sama apa yang ingin kita sampaikan, terlepas media yang menanti kita itu penonton atau kamera," sambung dia.

Drama musikal ini hanya diperankan dua orang saja sehingga membuat para pemainnya terus menjadi sorotan. Taufan Purbo, yang berperan sebagai Jamie pun mengalami tantangan karena mesti berlatih secara daring.

Format berbeda itu memancing rasa penasaran Muhammad Khan, aktor pemenang Piala Citra. "Dengan project ini, saya sangat penasaran karena pengalaman sebagai penonton teater secara langsung memang rasanya berbeda. Bahkan, kursi yang kita pilih saja bisa memberi efek yang berbeda," katanya.

 

 

Ringkasan Cerita

Tantangan di Balik Produksi Teater Drama Musikal The Last Five Years
Ilustrasi teater. (Dok. Erik Mclean/Unsplash)

The Last Five Years merupakan produksi ke-12 dari JPAC. Drama musikal kali ini menceritakan tentang hubungan lima tahun antara Jamie Wellerstein, seorang novelis yang sedang naik daun, dengan Cathy Hiatt, seorang aktris.

Konsep drama musikal ini memiliki alur yang intim dan berbeda. Kisah Cathy diceritakan secara kronologis terbalik, yaitu memulai pertunjukan di akhir pernikahan, sedangkan kisah Jamie yang diceritakan secara kronologis maju, yakni dimulai tepat setelah pasangan itu pertama kali bertemu.

Produksi kolaborasi JPAC dan Shoemaker Studios ini mendapat lisensi dari Music Theatre International, New York. Produksi ini juga melibatkan Airin Efferin, Andi F. Yahya, Rakaputra Paputungan, Fabiola Teja, dan sutradara panggung Fonnyta Amran.

Tiket The Last Five Years dapat dibeli secara daring dengan jadwal tayang setiap hari pada pukul 19.00 selama periode penayangan 25 Juni – 9 Juli 2021. Harga tiketnya Rp140 ribu. (Jihan Karina Lasena)

Asal-muasal Wayang Potehi

Infografis Wayang Potehi
Wayang Potehi menjadi salah satu warusan seni budaya Tionghoa - Jawa
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya