Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin wanita di Amerika Serikat (AS) belum begitu banyak, apalagi wanita berkulit hitam dan seorang muslimah. Salah satu dari sedikit pemimpin itu adalah Deqa Dhalac. Ia baru saja mengukir sejarah dengan terpilih sebagai wali kota Portland Selatan.
Portland Selatan adalah kota terbesar ke-4 di negara bagian Maine, AS, Tiga tahun sebelumnya, Deqa juga mengukir sejarah setelah terpilih menjadi anggota dewan kota. "Itu sangat indah, itu membuat saya meneteskan air mata," kata Dhalac seperti dilansir dari The Portland Press Herald, Kamis (9/12/2021).
Wanita berdarah Somalia-Amerika ini menjabat sebagai wali kota terpilih pada 6 Desember 2021. Ia jadi pemimpin di kota dengan 90 persen populasi warga kulit putih. Anggota dewan kota lain di Portland Selatan yang semua berkulit putih, dengan suara bulat memilih Dhalac.
Advertisement
Baca Juga
Deqa adalah seorang muslimah berusia 53 tahun dan telah meninggalkan Somalia pada 1992 saat perang saudara pecah. Ia menjadi pemimpin terpilih tertinggi kota Portland Selatan setelah menjabat sebagai anggota dewan kota District 5 selama tiga tahun
Kemenangan Deqa disambut baik oleh komunitas Muslim Maine. Dengan terpilihnya Dhalac sebagai wali kota di Portland Selatan, komunitas muslim menyebutnya sebagai tanda meningkatnya keterlibatan sipil komunitas Muslim Amerika.
Kepala sekolah Deering High School, Abdullahi Ahmed, dan seorang pemimpin komunitas Somalia Maine, menyampaikan doa pembukaan pada upacara peresmian dewan tersebut. "Anda di sini untuk membangun pekerjaan yang sedang berlangsung. Kami sangat bangga padamu, Deqa," ucap Ahmed.
Reza Jalali, Direktur Eksekutif Greater Portland Immigrant Welcome Center, termasuk di antara banyak pemimpin komunitas imigran Maine yang menghadiri upacara peresmian tersebut di South Portland. "Kami semua anggota baru memiliki kebanggaan pribadi dalam hal ini," kata Jalali.Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bisa Menginspirasi
Dewan Hubungan Amerika-Islam, organisasi hak-hak sipil Muslim terbesar dan organisasi advokasi, memuji pemilihan Dhalac sebagai tanda meningkatnya keterlibatan sipil komunitas Muslim Amerika seperti yang dikatakan juru bicara Ibrahim Hooper. "Kami berharap Wali Kota Dhalac akan membantu menginspirasi generasi baru Muslim Amerika saat mereka mengambil peran yang meningkat dalam membangun masyarakat lebih baik," ujarnya.
Dalam pidato pelantikannya, Dhalac berjanji tetap berpikiran terbuka sebagai wali kota. Ia siap mendengar semua saran dan kritik dengan pengertian, empati, serta kasih sayang. Dalam beberapa tahun terakhir, Dhalac melihat banyak imigran Somalia dan negara lain berpartisipasi dalam pemilu untuk mengambil posisi kepemimpinan di Maine.
Padahal pada masa lalu, kalangan imigran lebih ragu untuk maju dan bersaing dalam pemilu. Mereka hanya fokus memenuhi kebutuhan keluarga. "Saya pikir kami selalu agak takut untuk terlibat. Kami menunggu orang (lain) untuk melalukan sesuatu," kata Dhalac.
Advertisement
Donald Trump
Pada 2018, Dhalac akhirnya memberanikan diri berpartisipasi dalam pemilu dewan kota Portland Selatan. Ia tahu keputusannya mencalonkan diri mengejutkan sebagian orang. Alasannya, 90 persen populasi Portland Selatan adalah kulit putih dan mayoritas dari mereka pun beragama Kristen.
Namun, hal itu tak membuatnya ragu. Salah satu faktor yang membuatnya bertekad maju dalam pemilu adalah komentar mantan presiden AS Donald Trump yang merendahkan imigran Somalia.
Pada 2016, Dhalac sempat bergabung dalam demonstrasi mengecam pernyataan menghina Trump. Setelah serangkaian momen itu, beberapa kalangan mendorong Dhalac untuk maju dalam pemilu dewan kota.
Pada 2018, lawan Dhalac adalah pemilik bisnis lokal. Tak diduga, Dhalac memenangkan pemilu itu. Ia menorehkan sejarah menjadi warga Afrika-Amerika dan Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota dewan kota Portland Selatan.