Memilih Produk Seafood Ramah Lingkungan agar Sumber Daya Ikan Lestari

Kampanye melestarikan sumber daya ikan melalui produk seafood ramah lingkungan terefleksi dalam aplikasi Seafood Advisor.

oleh Putu Elmira diperbarui 24 Des 2021, 04:02 WIB
Diterbitkan 24 Des 2021, 04:02 WIB
Ilustrasi seafood
Ilustrasi seafood. (Photo by Frank Vessia on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Isu berkelanjutan kian hari kian menyentuh berbagai lapisan. Salah satu yang tidak kalah penting adalah dorongan memilih produk seafood ramah lingkungan dalam upaya melestarikan sumber daya ikan.

Kampanye ini digaungkan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) dan Yayasan WWF Indonesia. Kedua pihak bekerja sama dan merilis Panduan Konsumen Seafood versi 3.0 pada aplikasi Seafood Advisor.

Aplikasi tersebut diciptakan guna mempermudah konsumen memilih produk makanan laut yang ramah lingkungan. Ini merujuk pada acuan warna merah, kuning, dan hijau sebagai petunjuk bagi konsumen dalam memilih produk seafood yang dapat dikonsumsi.

Produk seafood yang perlu dihindari dengan tanda warna merah, produk yang perlu dipertimbangkan untuk dibeli bertanda kuning, dan warna hijau adalah opsi terbaik bagi konsumen. Data penilaian Seafood Advisor disusun mempertimbangkan dampak ekosistem yang dapat terjadi pada proses penangkapan maupun budi daya perikanan.

Aplikasi ini menjadi acuan para penikmat seafood, sehingga mereka bisa ambil bagian dalam mendukung kegiatan perikanan berkelanjutan yang dilakukan perusahaan hingga nelayan kecil. Dirjen PDSPKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Artati Widiarti dalam sambutannya melalui Analis Pasar Hasil Perikanan Ahli Madya PDSPKP - KKP Erwin Dwiyana menyebut produk perikanan berkelanjutan memiliki potensi pasar yang cukup tinggi.

Direktur Operasional Yayasan WWF Indonesia Lukas Adhyakso Laksono mengatakan, kampanye ini selaras dengan misi WWF sebagai yayasan yang bergerak di bidang lingkungan. 

"Di satu sisi memberdayakan masyarakat pesisir, nelayan, dengan menggiatkan produksi perikanan, terutama masyarakat yang hidup dari sumber daya laut," kata Lukas dalam Peluncuran aplikasi Seafood Advisor 3.0, Kamis, 23 Desember 2021.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kepedulian

Seafood
Ilustrasi Seafood Credit: pexels.com/Mike

Lukas menambahkan, pihaknya juga menyoroti keputusan pelaku usaha dalam memilih produk-produk laut yang bersifat berkelanjutan. "Dengan begitu, produksi ikan di Indonesia bisa dipertahankan secara berkelanjutan," jelasnya.

Kepedulian ketiga adalah konsumen sesuai mekanisme pasar pada konteks ini. "Bila konsumen menuntut produk ikan yang tersertifikasi, seluruh industri mengikuti," terang Lukas.

Pihaknya yakin bisa membuat Indonesia lestari dengan mendukung ketiga sorotan tersebut. Lukas berharap upaya ini dapat menjadi langkah nyata kerja sama mendukung program nasional dan meningkatkan daya saing.

Dampak Positif

ilustrasi seafood/unsplash
ilustrasi seafood/unsplash

Lebih lanjut, Erwin menjelaskan kampanye seafood berkelanjutan ini berpeluang sangat besar untuk bersinergi dengan program Gemarikan dari KKP yang menitikberatkan pada peningkatan konsumsi ikan dan ketahanan pangan nasional. "Dengan adanya kampanye seafood berkelanjutan ini, kita juga diingatkan kembali mengenai pentingnya memberikan perhatian pada segmen lingkungan dari kegiatan perikanan," kata Erwin.

Aktivitas perikanan di laut, termasuk salah satu yang berperan penting dalam ketahanan pangan nasional. Namun, diperlukan pengelolaan yang berkelanjutan agar sumber daya ikan dapat tetap lestari.

Secara kolektif, industri penjualan seperti ritel, hotel, dan restoran sebagai ujung rantai bagian hilir dari produk seafood berperan penting untuk meningkatkan kesadaran konsumen. Konsumen juga dituntut untuk mengetahui sumber ikan yang mereka beli.

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya