Liputan6.com, Jakarta - Masa pandemi Covid-19 berimbas pada terbatasnya ruang gerak dan interaksi sosial. Kondisi ini turut memunculkan beragam fenomena, salah satunya opsi mencari cinta melalui aplikasi kencan online.
Peningkatan aktivitas orang-orang dalam mencari cinta secara online ini juga dirasakan oleh perusahaan biro jodoh yang memiliki aplikasi kencan online, Lunch Actually. Pandemi turut memengaruhi cara perusahaan yang berbasis di Singapura ini dalam mengatur anggotanya untuk berkencan.
Lunch Actually sendiri berdiri sebagai perusahaan biro jodoh pada 2004 dan selama perjalanannya telah hadir di lima negara, yakni Singapura, Malaysia, Hong Kong, Thailand, dan Indonesia. Perusahaan ini lantas merilis aplikasi kencan Lunch Actually pada 2020.
Advertisement
Baca Juga
CEO Lunch Actually Violet Lim menyampaikan selama fase awal pandemi Covid-19, berkencan mungkin bukan prioritas utama dalam pikiran para lajang. Masalah kesehatan, keselamatan, hingga stabilitas pekerjaan merupakan prioritas semua orang.
"Namun seiring dengan perjalanannya, mereka mulai menyadari bahwa ternyata pandemi terjadi dalam rentang waktu lebih lama. Oleh karena itu, kita tidak dapat jalan di tempat saja, artinya, hidup harus terus berjalan sehingga lebih banyak juga lajang yang lebih terbuka terhadap gagasan untuk kembali berkencan," kata Violet Lim dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Rabu, 2 Februari 2022.
Violet menjelaskan pada akhirnya, keinginan yang kuat untuk menemukan cinta, pasangan dan persahabatan terasa lebih kuat dari sebelum pandemi terjadi. Hal tersebut ditunjukkan dari data jumlah permintaan kencan.
"Awalnya kami melihat penurunan pada April tahun lalu, bersamaan dengan pembatasan wilayah dan kegiatan yang lebih ketat diberlakukan, tetapi kemudian permintaan untuk mendapatkan teman kencan terus meningkat di bulan-bulan berikutnya," ungkap Violet.
Keadaan lantas berubah secara signifikan di 2021 dengan meroketnya permintaan mencari teman kencan. "Bahkan di tahun lalu, kami mencapai angka tertinggi sepanjang masa," tambahnya.
"Namun, bagi sebagian lajang yang mungkin masih ragu untuk mendapatkan pasangan, pola pikir ini menjadi tantangan yang harus kita pahami dan carikan solusi terbaiknya bersama," terang Violet.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kriteria
Violet juga menyampaikan soal karakteristik anggota ketika mencari teman kencan. Dikatakan Violet, anggota akan membawa daftar kriteria pasangan yang diinginkan.
"Mereka bahkan memiliki permintaan khusus termasuk dalam beberapa aspek terkait hal yang mereka inginkan dari seorang pria atau wanita. Selama pandemi, tidak banyak perubahan dalam hal tersebut," katanya.
Biasanya tiga kriteria teratas bagi para pria cari dari seorang perempuan adalah usia, tipe tubuh seperti tinggi badan, serta tingkat pendidikan. Lalu, tiga kriteria utama bagi perempuan yang diinginkan dari seorang pria adalah usia, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan.
Melalui aplikasi, Lunch Actually tidak mengizinkan para lajang untuk mengobrol dan swipe. "Jadi jelas tidak seperti aplikasi kencan yang pada umumnya beredar," jelas Violet.
"Para lajang dapat menggunakan aplikasi ini untuk menjadwalkan konsultasi dengan konsultan kami, melihat kencan mendatang atau kencan di masa lalu, mengobrol dan bertanya kepada pelatih kami, dan mengirimkan feedback hasil kencan mereka," tambahnya.
Advertisement
Tips Kencan Online
Violet juga memiliki beberapa tips dalam mencari cinta melalui aplikasi kencan online. "Saya selalu mengingatkan pengguna aplikasi kencan untuk jangan membagikan informasi khusus, seperti tempat kerja atau alamat rumah. Kemudian, hindari mengirimkan gambar intim pribadi melalui internet yang dapat digunakan untuk mengancam nantinya," katanya.
Ia menyarankan kencan pertama bertemu di tempat umum yang ramai, seperti mal atau restorang di siang hari. Lalu, penting pula untuk mengabarkan orang-orang terdekat ketika akan pergi kencan, termasuk menginformasikan kapan, di mana dan dengan siapa akan bertemu.
"Dan untuk menarik para lajang untuk 'swipe right' pastikan kamu membuat profil kamu dengan menciptakan ketulusan diri kamu. Cara terbaik untuk menunjukkan ketulusan adalah dengan menulis biodata utama dengan gaya percakapan yang santai tanpa berusaha "membesarkan" diri kamu sendiri," ungkapnya.
Violet menyebut untuk jangan takut memberi tahu orang-orang tentang menjadi diri sendiri dan apa yang disukai. Selain itu, perlu juga untuk memilih potret yang tepat.
"Pastikan pasanganmu bisa melihat wajahmu, jangan terlalu banyak menggunakan filter, hindari foto grup, dan jangan terlalu banyak selfie," katanya.
Violet mengingatkan bahwa tujuan bertemu dengan orang melalui aplikasi kencan adalah agar dapat bertemu mereka secara offline atau di dunia nyata. "Karena saat itulah chemistry dan koneksi benar-benar terjadi. Jadi, jangan terlalu banyak menghabiskan waktu mengobrol melalui chat juga, jika orang tersebut menolak untuk bertemu, itu adalah sebuah peringatan. Paling tidak, lakukanlah panggilan video agar Anda dapat memverifikasi identitas mereka," terang Violet.
Dari Kacamata Sosiolog
Mencari cinta melalui pihak ketiga bukanlah fenomena baru karena biro jodoh telah dikenal luas eksistensinya. Sosiolog Universitas Sumatera Utara (USU) Harmona Daulay menyebut masa pandemi mendorong terjadi perubahan sosial dalam banyak hal, termasuk dalam mencari pasangan.
"Secara sosiologis ada perubahan nilai, dulu orang malu ikut kontak jodoh makanya namanya inisial. Sekarang ini ada perubahan nilai bahwa jodoh bisa didapat di mana saja, tidak harus ketemu langsung atau dijodohkan orangtua atau teman, tapi juga media (online) ini," kata Mona saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 4 Feberuari 2022.
Dalam prosesnya, penggunaan aplikasi kencan online turut sebagai alternatif bagi para lajang yang memiliki segudang kesibukan. Mona menyebut, meski berawal dari online, namun nantinya ada interaksi yang intens, baik di aplikasi atau bertemu secara langsung.
"Dari situ orang bisa berpikir dan mempertimbangkan. Nilai-nilai yang dahulu bahwa bibit bebet bobot harus dilakukan secara mendetail, itu sudah bisa ditolerir," tambahnya.
Mona mengungkapkan, ketika ada perubahan nilai, ada perubahan interaksi sosial. Interaksi terdiri atas interaksi langsung dan tidak langsung. Untuk interaksi langsung melalui media, jika dahulu dapat menggunakan telepon dan surat, sedangkan kini bisa dengan media sosial.
"Mau tidak mau, kita menyesuaikan dengan situasi. Kaitannya dengan pandemi, apapun sekarang termediasi, dari belajar, rapat, termasuk komunikasi didukung teknologi," lanjutnya.
Mona menyebut, ketiga faktor yang meliputi perubahan nilai, perubahan interaksi, dan perubahan sosial dapat meningkatkan kemudahan orang-orang mencari pasangan. "Kalau lihat penelitian komunikasi, ada juga orang ikut di media (aplikasi online) karena hiburan, ingin ketemu orang baru, ingin kompensasi sosial atau ingin iseng-iseng," katanya.
Advertisement