Liputan6.com, Jakarta - Maskapai EasyJet membatalkan sekitar 100 jadwal penerbangan mereka dan membuat para calon penumpang marah. Pembatalan oleh maskapai hemat bujet itu disebabkan ketidakhadiran staf yang terkena Covid-19.
Pihak maskapai berusaha mengatasi masalah itu dengan menggunakan kru yang berjaga. Tapi, mereka akhirnya memutuskan membatalkan beberapa rute lebih awal.
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 62 jadwal penerbangan yang dibatalkan semestinya terbang dari Inggris Raya. Warga Inggris yang terdampak akhirnya melontarkan amarahnya via online. Mereka mengatakan sekarang terjebak di luar negeri tanpa bisa pulang.
"Jangan terbang dengan EasyJet. Kami sekarang terdampar di Marseilles, beberapa orang sejak pagi ini (juga terdampar) karena pembatalan penerbangan sebelumnya! Penerbangan sekarang MUNGKIN jam 1 pagi, dijadwalkan terbang jam 10 malam, orang-orang di bandara sangat marah!" tulis seorang calon penumpang.
"(EasyJet) mematalkan penerbangan kami ke Jenewa juga!" imbuh yang lain.
Pihak maskapai mengaku pembatalan itu hanya sebagian kecil dari yang sudah terjadwal pada Senin (4/4/2022), yakni sekitar 1.645 penerbangan.
"Sebagai dampak tingginya kasus infeksi Covid-19 di seluruh Eropa, seluruh bisnis EasyJet juga mengalami kenaikan jumlah karyawan yang sakit lebih tinggi dari biasanya," ujar juru bicara maskapai itu pada Minggu, 3 April 2022, dikutip dari The Sun, Senin (4/4/2022).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Minta Maaf
Pihak EasyJet mengabarkan mayoritas pembatalan sudah terjadi pada Sabtu, pekan lalu. Mereka akan melanjutkan pembatalan kemarin dan hari ini.
"Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," kata juru bicara maskapai.
Pelanggan yang terdampak, kata dia, sudah dihubungi dan ditawari opsi untuk memesan ulang penerbangan lain atau menerima voucer atau pengembalian dana. Insiden ini terjadi saat wisatawan Inggris yang berencana pergi liburan Paskah diperingatkan akan terjadi antrean lebih lama dari biasanya karena bandara kekurangan staf.
Asosiasi Operator Bandara (AOA) telah memperingatkan para pelancong bahwa mereka harus mengantisipasi penundaan jika mereka melakukan perjalanan pada waktu sibuk.
Advertisement
Situasi Kaos
Bandara dan maskapai terdampak parah selama pandemi. Banyak staf kehilangan pekerjaannya atau pindah ke sektor industri lain.
Konsekuensinya, bandara mengalami kaos dan tekanan besar. Mereka diperkirakan akan kesulitan mengelola ribuan orang Inggris yang akan terbang untuk berlibur ke luar negeri selama Paskah.
Penumpang British Airways mengalami kekacauan dalam perjalanan mereka selama beberapa pekan terakhir karena serangkaian kegagalan teknologi informasi mereka. Pada Rabu pekan lalu, lebih dari 40 penerbangan dibatalkan karena masalah teknis yang berdampak pada penumpang.
Kegagalan IT
Hal itu menjadi masalah IT kedua terbesar yang dialami British Airways dalam dua bulan terakhir. Pada Februari, lebih dari 500 penerbangan terganggu setelah operator utama mengalami kegagalan IT terbesar selama bertahun-tahun.
Bandara Heathrow juga dikecam publik pada minggu lalu setelah penumpang terjebak dalam antrian panjang "seperempat mil". Seorang juru bicara bandara mengakui mereka mengalami keterlambatan memproses penumpang di Terminal 5, yang menyebabkan antrean panjang.
Advertisement