Kunjungan Sandiaga Uno ke Langkat, dari Bukit Lawang hingga Ekowisata Batu Katak

Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi dua destinasi wisata di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

oleh Putu Elmira diperbarui 15 Apr 2022, 23:40 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2022, 23:14 WIB
Kunjungan Sandiaga Uno ke Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno berkunjung ke Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Kamis. 14 April 2022. Destinasi wisata ini menjadi rumah bagi orang utan.

Berdasarkan keterangan tertulis yang dikutip dari laman Kemenparekraf, Jumat, 15 April 2022, Sandiaga Uno begitu kagum dapat bertemu secara langsung dengan salah satu spesies kera yang dilindungi ini. Seekpr orang utan jantan tiba-tiba muncul dan menghampirinya.

"Tadi saya sempat menemukan suatu sensasi yang luar biasa. Memang saya sempat dilarang oleh Pak Bupati untuk ke atas karena makan waktu tapi Allah menggerakkan langkah saya," kata Sandiaga.

Ia melanjutkan, "Ternyata sampai di sana saya bertemu dengan orang utan dan belum ada namanya."

Sandiaga menyampaikan orang utan tersebut diperkirakan berusia sekitar 20 tahun. "(orang utan) itu seakan-akan menyambut kita datang ke sini," terangnya.

Namun, Sandiaga tidak ingin mendekati orang utan itu. Ia memilih untuk melihat orang utan itu dari kejauhan.

"Kita maunya menjaga kelestarian alam dan itu menjadi suatu pengalaman tersendiri. Ini menjadi sebuah cerita," kata Sandiaga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menamai Orang Utan

Kunjungan Sandiaga Uno ke Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Sandiaga pun bertanya ke Anggota Komisi X DPR RI, Djohar Arifin Husin, untuk menamai orang utan liar tersebut. "Saya usulkan namanya Si Alang, Aset Langka," kata Djohar.

Sandiaga pun setuju atas nama yang diberikan oleh Djohar kepada orang utan tersebut. Ia juga mengapresiasi destinasi wisata Bukit Lawang yang mengusung konsep wisata berbasis alam dan berkelanjutan.

"Ini merupakan konsep ekowisata terbaik dan menurut saya ini yang harus kita tingkatkan. Bukan hanya planet, people, and profit tapi juga peace and partnership," ucap Sandiaga.

Sandiaga mengajak pihak-pihak terkait untuk saling bergotong royong membangun ekowisata yang mampu mendatangkan kesejahteraan dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat Langkat. "Kolaborasi ini harus menghadirkan ekowisata tingkat dunia," kata Sandiaga.

Ekowisata Batu Katak

Ekowisata Batu Katak, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara
Ekowisata Batu Katak, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Selain Bukit Lawang, Sandi juga singgah ke Ekowisata Batu Katak di Kabupaten Langkat. Sandiaga menyebit pengembangan Ekowisata Batu Katak yang mengusung konsep pariwisata berkelanjutan berbasis lingkungan ini perlu ditingkatkan.

Upaya tersebut nantinya diharapkan akan berdampak  maksimal kepada masyarakat, khususnya dalam mendukung kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja. Kemenparekraf dikatakannya akan mendorong dengan memberikan pelatihan SDM juga peningkatan promosi berbasis digital, serta program-program lain yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu. 

Ekowisata Batu Katak merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser. Destinasi wisata ini menawarkan pemandangan Sungai Bohorok dengan berbagai kekayaan alamnya. 

Wisatawan dapat menyusuri sungai menggunakan perahu karet. Selain itu, masih banyak lagi atraksi lain yang bisa dinikmati wisatawan di destinasi yang berjarak 78 kilometer dari Kota Medan ini.

Pengembangan

Ekowisata Batu Katak, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara
Ekowisata Batu Katak, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

"Jadi nanti akan ada pelatihan tematik di sini. Pemasaran pariwisata secara digital juga akan kita dorong, termasuk penguatan kerja sama, business matching, dan penerapan CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability)," kata Sandiaga.

Pengembangan ini juga penting dilakukan guna memperkenalkan Taman Nasional Gunung Leuser, khususnya Ekowisata Batu Katak ke masyarakat. Taman Nasional Gunung Leuser pernah menyandang status sebagai Cagar Biosfer Dunia tahun 1981 dan Situs Warisan Dunia tahun 2004 dari UNESCO.

Ada beberapa tantangan dalam mengembangkan potensi wisata yang ada di Batu Katak ini, salah satunya akses jalan dan ketersediaan koneksi internet yang perlu diperkuat. "Ini akan kita bangun dan segera tindaklanjuti. Digitalisasi ini tidak akan berjalan jika tidak ada internet," kata Sandi.

Ia melanjutkan, "Kita ada program (bersama) Bakti Kominfo (penyedia infrastruktur dan ekosistem TIK bagi masyarakat). Jadi nanti akan (diupayakan) dihadirkan (jaringan internet)."

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya