Indonesia Tunggu Penetapan Jamu Sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Indonesia sudah mengajukan pendaftaran jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO sejak April 2022.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 15 Feb 2023, 05:01 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2023, 05:01 WIB
Ilustrasi Jamu
Ilustrasi jamu. (Liputan6.com/Zulfikar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menunggu penetapan jamu sebagai Warisan Budaya Dunia Takbenda UNESCO. Sidang penetapan itu rencananya akan dilakukan sekitar November--Desember 2023.

"Semua jamu, dan yang diutamakan itu produk jamu-jamu gendong, karena itu kan dari komunitas. Kalau pabrik, kan pabrik," kata Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Itje Chodijah ditemui di sela agenda FGD Pendampingan Usulan Nominasi Kota Kreatif Unesco 2023 di Jakarta, Selasa, 14 Februari 2023.

Itje menerangkan saat itu jamu diajukan bersama tiga warisan budaya takbenda lain, yaitu reog, tempe, dan tenun. Tetapi karena satu negara hanya bisa mengajukan satu dalam satu waktu, jamu diajukan terlebih dulu oleh Indonesia merujuk pada Pengumuman Direktur Perlindungan Kebudayaan tentang Hasil Seleksi Usulan Warisan Budaya Takbenda Indonesia ke UNESCO pada 7 April 2022.

"Tapi, kita harus mendidik masyarakat bahwa inskripsi UNESCO itu bukan pemberian hak, tetapi hanya dicatatkan di UNESCO," ia menjelaskan.

Ia menyebut langkah pendaftaran jamu ke UNESCO beruntung tidak diikuti oleh China yang terkenal dengan pengobatan tradisional herbal mereka. Tanpa didaftarkan pun, dunia sudah mengakui bahwa pengobatan tradisional herbal itu berasal dari China.

"Kalau mereka (China) enggak mengajukan, ya enggak dapat, walau (mereka) jauh lebih keren. Ini keuntungan buat Indonesia," kata Itje.

Sebelumnya, pengajuan Budaya Sehat Jamu merupakan hasil pertimbangan kondisi pandemi saat ini yang kerap menggunakan jamu sebagai alternatif dalam menjaga kebugaran tubuh. Penunjukan ini sejalan dengan apa yang selama ini dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di berbagai kesempatan. Ia kerap kali menyebut bahwa jamu adalah warisan budaya yang membantunya menjaga daya tahan tubuh. 

Berdasarkan Riset

Delegasi ATF 2023 Jajal Borobudur Trail of Civilization, Kunjungi Candi dan Nikmati Jamu
Menparekraf Sandiaga Uno memperkenalkan jamu kepada delegasi ATF 2023. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Erwin J Skripsiadi, peneliti sekaligus wakil Ketua Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu menjelaskan bahwa pengajuan nominasi Budaya Sehat Jamu telah dilakukan sesuai standar dan kaidah yang ditetapkan UNESCO. Proses riset dilakukan Tim Riset Jamupedia, sebuah lembaga riset dan pengarsipan budaya sehat Jamu, di bawah bimbingan konsultan ahli Gaura Mancacaritadipura, sejak Juni 2021.

Riset tersebut melibatkan ratusan pelaku Budaya Sehat Jamu. "Mulai dari para perajin jamu, penjual jamu gendong, hingga konsumen jamu yang ada di empat provinsi di Indonesia: Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan DKI Jakarta," jelas Erwin.  

Seperti budaya Indonesia yang lain, jamu digarisbawahi sebagai warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya. Minuman tradisional yang beberapa tahun belakangan muncul dengan citra lebih modern ini terbukti secara historis sebagai pengetahuan asli bangsa Indonesia yang telah digunakan selama ribuan tahun dari generasi ke generasi.

Budaya Sehat Jamu adalah suatu praktik menjaga kesehatan yang bersifat preventif, sekaligus promotif. Jamu adalah buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara.

"Pengajuan jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO akan membuat Budaya Sehat Jamu semakin dikenal di ranah internasional," Gaura Mancacaritadipura, Konsultan Penelitian dan Penulis Dokumen ICH 02 Nominasi Budaya Sehat Jamu, mengatakan.

Relief Candi Borobudur

Osadha herbal drink menjangkau konsumen jamu menengah premium
Osadha herbal drink menjangkau konsumen jamu menengah premium. (Dok: Instagram @osadhaherbaldrink)

Jamu bahkan telah dikenal sebelum Indonesia berdiri. Sejak berabad-abad lalu, nenek moyang sudah menggunakannya dan kisahnya bahkan tertuang dalam relief di Candi Borobudur. 

Mengutip dari laman Kemendikbud, Jumat, 20 Januari 2023, ada pendapat bahwa pengetahuan mengenai obat-obatan di Indonesia telah ada sebelum masuknya pengaruh India. Pendapat tersebut mengatakan sebelum orang-orang Indonesia dapat membaca dan menulis, sudah ada seorang pemimpin yang didampingi pendeta untuk upacara-upacara dan seorang dukun untuk hal magis dan obat-obatan.

Data relief, prasasti, dan naskah kesusasteraan pada zaman kuno juga menunjukkan adanya profesi dibidang kesehatan. Menurut data relief yang bisa diamati pada relief Karmawibhangga Candi Borobudur terdapat panil yang menggambarkan adegan pertolongan terhadap orang sakit, rasa bersyukur kesembuhan sakit, pun proses kelahiran yang dilakukan dukun beranak.

Data artefaktual mengenai pengobatan di masa Jawa kuno pada relief mempunyai maksud dan peranan penting dalam seni bangunan candi, lantaran relief merupakan media visual yang memiliki beberapa fungsi salah satunya edukatif. Inti filosofi penggambaran relief Candi Borobudur juga berisikan tuntunan atau pendidikan moral bagi kehidupan manusia.

Rangkaian Panil

Ilustrasi membuat minuman, jamu tradisional
Ilustrasi membuat minuman, jamu tradisional. (Photo by Katherine Hanlon on Unsplash)

Unsur-unsur pada relief bisa memberikan petunjuk mengenai perkembangan budaya, teknik, seni, religi, keadaan sosial masa lalu, bahkan mengenai kesehatan masyarakat Jawa kuno. Relief Karmawibhangga panil 18 menggambarkan seorang laki-laki mendapat perawatan beberapa wanita, ada yang memijat kepalanya, memegang tangan dan kakinya. Orang-orang di sekitarnya terlihat bersedih.

Adegan berlanjut pada 19 dengan beberapa orang sedang memberikan pertolongan pada laki-laki yang sedang sakit. Ada yang memijat kepalanya, menggosok perut serta dadanya, juga ada seseorang yang membawa obat. Di sampingnya terdapat adegan yang memperlihatkan suasana bersyukur atas kesembuhan seseorang. 

Pada panil 78 juga terdapat adegan yang sama yaitu seorang wanita sedang memegang lengan laki-laki yang sedang sakit, sementara adegan yang lain beberapa orang sedang mengobati dua orang laki-laki sakit kepala dengan cara memegang kepalanya. Sementara pada panil 3, terdapat adegan proses kelahiran. Tampak seorang wanita hamil sedang dibantu beberapa wanita, di antaranya seorang dukun beranak.

Dari data prasasti yang dikeluarkan pada sekitar abad 14 Masehi, terdapat nama-nama yang berhubungan dengan profesi kesehatan. Prasasti tersebut yaitu prasasti Balawi, Sidoteka, Bendosari, Biluluk, dan Madhawapura. Salah satunya, Prasasti Madhawapura yang tidak berangka tahun, tetapi dari gaya bahasanya dapat diketahui dari masa kerajaan Majapahit. Kutipan dari bagian prasasti tersebut menggambarkan profesi yang ada saat itu seperti pembuat pakaian disebut abhasana, angawari sebagai pembuat kuali dan acaraki yang merupakan penjual jamu.

Infografis Jamu Populer di Indonesia
Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya