Liputan6.com, Jakarta - Jepang pada Kamis, 27 April 2023, secara resmi memutuskan untuk menurunkan status Covid-19 ke tingkat setara dengan flu musiman mulai 8 Mei 2023. Langkah itu akan membuka jalan bagi normalisasi penuh kegiatan sosial dan ekonomi.
Finalisasi jadwal dilakukan ketika pemerintah mempertimbangkan untuk memajukan pencabutan langkah-langkah pengendalian perbatasan terkait Covid-19 yang tersisa lebih dari seminggu hingga Jumat tengah malam. Keputusan itu diambil untuk mengantisipasi peningkatan orang yang bepergian ke luar negeri dan kembali selama liburan Golden Week mulai Sabtu, 29 April 2023.
Baca Juga
Di bawah persyaratan saat ini, semua pendatang ke negara tersebut harus menunjukkan sertifikasi telah menerima setidaknya tiga dosis vaksinasi COVID-19 atau hasil negatif dari tes virus corona, yang diambil dalam waktu 72 jam setelah keberangkatan. Pakar penyakit menular di panel kementerian kesehatan memberi lampu hijau untuk jadwal reklasifikasi yang direncanakan berdasarkan situasi pandemi virus corona saat ini dan kesiapan sistem perawatan kesehatan untuk kebangkitan di seluruh negeri.
Advertisement
Panel tersebut melaporkan bahwa sekitar 8.400 institusi medis, yang terdiri dari 90 persen rumah sakit nasional dan klinik, siap menerima hingga 58.000 pasien COVID-19. Sekitar 44.000 institusi akan menerima pasien rawat jalan, naik dari 42.000 institusi saat ini.
"Langkah-langkah khusus yang telah diambil pemerintah dalam menanggapi virus corona baru akan berakhir pada 7 Mei," kata Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang Katsunobu Kato dalam konferensi pers, dikutip dari Kyodo, Jumat (28/4/2023).
Jepang saat ini menetapkan status COVID-19 sebagai kategori khusus yang setara atau lebih ketat dari Kelas 2. Itu mencakup penyakit menular seperti tuberkulosis dan sindrom pernafasan akut yang parah, atau SARS, menurut undang-undang.
Â
Efek Penurunan Status Covid-19 ke Kelas 5
Keputusan pemerintah untuk mengklasifikasikan Covid-19 ke penyakit Kelas 5 seperti flu musiman itu diartikan bahwa keadaan darurat tidak akan lagi dikeluarkan ketika infeksi kembali terjadi. Tanggungan pemerintah untuk biaya medis terkait virus corona untuk rawat jalan dan rawat inap juga akan berakhir, kecuali untuk perawatan yang mahal.
Tetapi, beberapa ahli penyakit menular ingin pemerintah berhati-hati tentang mengembalikan situasi ke sebelum pandemi dengan cepat. Mereka menekankan bahwa lansia dan orang yang rentan terhadap virus corona agar terus memakai masker wajah untuk melindungi diri mereka sendiri.
"Masih ada risiko tinggi jika orang-orang mulai keluar seperti yang mereka lakukan sebelum pandemi virus corona," kata Tetsuya Matsumoto, seorang profesor penyakit menular di International University of Health and Welfare.
Awal bulan ini, sekelompok ahli di panel penasehat kementerian kesehatan juga memperingatkan bahwa Jepang dapat menghadapi "gelombang kesembilan" pandemi virus corona yang bahkan lebih parah dari yang sebelumnya. Sementara, menteri kesehatan mencatat peningkatan kasus baru dari virus subvarian XBB.1.5Â yang lebih menular.
Lonjakan infeksi terakhir, atau gelombang kedelapan, terlihat dari akhir November hingga akhir Januari. Kementerian Kesehatan menyebut lebih dari 7,5 juta kasus COVID-19 dilaporkan.
Â
Advertisement
Tarif JR Pass Naik Gila-Gilaan
Selama bertahun-tahun, Japan Rail Pass alias JR Pass telah jadi salah satu cara terbaik wisatawan dalam menjelajah Jepang. Namun, seiring longgarnya aturan perbatasan Negeri Sakura, tarif JR Pass dilaporkan mengalami kenaikan.
JR Pass memungkinkan pelancong mengakses tiket kereta yang dioperasikan Japan Railways Group (JR) dalam jumlah tidak terbatas. JR tidak hanya mengelola jalur lokal paling nyaman untuk mencapai dan mengelilingi area wisata utama Jepang, JR Pass juga memungkinkan pelancong menggunakan jaringan kereta peluru shinkansen.
Saat ini, melansir Japan Today, Senin, 24 April 2023, tiket tujuh hari berharga 29.640 yen (sekitar Rp3,3 juta), dan karena tarif shinkansen pulang pergi dari Tokyo ke Kyoto sekitar 26 ribu yen (sekitar Rp2,9 juta), membeli JR Pass adalah hal yang mudah jika Anda berencana mengunjungi dua kota tersebut.
Bila ingin mampir, misalnya, ke Osaka, Hiroshima, atau Nagano, pelancong dapat menghemat banyak uang dengan JR Pass. Namun, pengeluaran akan lebih sulit dihitung setelah pengumuman harga JR Pass standar akan naik hampir 70 persen.
Â
Daftar Harga Terbaru JR Pass
Harga Terbaru JR Pass
Pass 7 hari: 29.640 yen jadi 50 ribu yen (sekitar Rp5,6 juta)
Pass 14 hari: 47.250 yen jadi 80 ribu yen (sekitar Rp8,9 juta)
Pass 21 hari: 60.450 yen → 100 ribu yen (sekitar Rp11,1 juta)
Jika Anda seorang high-roller yang ingin membeli JR Pass yang memungkinkan Anda naik Green Cars shinkansen, gerbong kelas premium kereta peluru, kenaikan harganya lebih besar.
Kenaikan harga JR Green Car Pass
Pass 7 hari: 39.600 yen → 70 ribu yen (sekitar Rp7,8 juta)
Pass 14 hari: 64.120 yen → 110 ribu yen (sekitar Rp12,2 juta)
Pass 21 hari: 83.390 yen → 140 ribu yen (sekitar Rp15,6 juta)
Sebagai catatan,  harga yang ditampilkan adalah tiket JR Pass dewasa. Tiket untuk anak-anak berusia 6--11 tahun bertarif setengah dari harga dewasa.
Dalam pengumumannya, JR mengabarkan bahwa bersamaan dengan harga baru tersebut, terdapat perluasan hak istimewa JR Pass, karena pemegang pass akan dapat menggunakan kereta kelas Nozomi dan Mizuho di jalur shinkansen Tokaido, Sanyo, dan Kyushu. JR belum mengungkap secara pasti kapan kenaikan harga akan terjadi, tapi menargetkan terjadi sekitar Oktober tahun ini.
Â
Advertisement